8. Grow

383 38 22
                                    

mohon votenya dulu ya sebelum baca. minta hargai satu itu aja, makasih :)


Ini aneh, namun nyata

Sesuatu telah tumbuh di hati ku

Atau juga di hidup ku

Hal yang kini penting bagi ku

Tak pernah ku tahu sebelumnya akan begini dampaknya

Aku bahkan merasa menjadi orang yang berbeda saat merasakannya

Sesuatu telah begejolak di dalam dada ku

Sesuatu yang akan aku jaga dan ku lindungi dengan segenap jiwa.


                                                                               ~ Apa Salah Cinta ? ~


Alfaero tersenyum mengingat kejadian tiga hari yang lalu. Memorinya berputar kembali –pembicaraan dirinya dengan sang Ayah yang untuk pertama kalinya membuat Ia bahagia.

"Sebentar lagi ujian akan berlangsung. Kamu masih ingat kan janjimu pada Bapak?"

"Tentu", jawabnya malas

"Jadi buktikan! Kalau semester ini masih ada mata kuliah yang tidak lulus, kamu harus berhenti dengan kegiatan menarimu yang tidak jelas itu!"

Alfaero geram mendengar ucapan sang ayah yang mengatakan bahwa dunia 'dance'nya adalah kegiatan tak jelas. Padahal ayahnya sangat tahu bahwa begitu banyak prestasi yang Alfaero raih dari kegiatan yang ayahnya bilang 'tak jelas' itu. Bahkan Ia memperoleh penghasilan sendiri dari itu. Begitu hinakah dirinya hingga semua yang Alfaero lakukan di anggap tak berarti –pikirnya. Apa Ia hanya seorang yang tak berguna di mata ayahnya?

Emosi yang hampir menyulut dirinya seketika meredam saat suatu hal terbesit di benaknya. Entah menemukan ilham dari mana, ide tersebut melintas begitu saja di pikirannya. Ia tersenyum puas saat ingin melontarkannya pada sang ayah.

"Ya, Bapak tenang aja! Tapi satu hal yang ingin aku minta dari bapak. Aku yakin bapak akan menyukai permintaan ku ini"

"Akhirnya hari ini datang juga.."

****


~ Apa Salah Cinta ~


"Jadi apa kamu mau menyetujuinya Cinta?', tanya Pak Gunawan, ketua rektor di kampusnya.

Awalnya Ia begitu gugup karena ketua rektor kampusnya memanggilnya. Ini pertama kali bagi Cinta menghadap beliau. Waktu sepuluh menit tadi sempat membuat nafasnya sesak.

Ia akhirnya dapat bernafas lega setelah mengetahui maksud dari Pak Gunawan.

"Tentu Pak, aku pasti mau!", jawabnya semangat.

"Kalau begitu temui dia di perpustakaan sekarang. Kalian bisa menyusun jadwalnya"

"Iya Pak, terimakasih. Saya pamit dulu"

Cinta membungkukan badannya sopan. Pak Gunawan mengangguk ramah kepada Cinta.

Cinta bergegas menuju ruang perpustakaan. Ia berkali-kali mengucap syukur di hatinya. Tuhan mendengarkan dirinya lagi -pikirnya. Ketika Ia bingung dengan masalahnya, sekali lagi Tuhan memberikan jalan untuknya.

Pak Gunawan bercerita bahwa Pak Wira, ketua yayasan di kampusnya –meminta Pak Gunawan mencarikan mahasiswa yang dapat memberi bimbingan privat untuk anaknya dan Pak Gunawan memilih dirinya. Ia sangat bersyukur akan itu. Apalagi komisi yang akan Ia dapatkan cukup tinggi, lebih banyak dari pendapatannya sebagai asisten dosen. Dengan begitu Cinta tidak perlu lagi risau untuk biaya pengobatan ibunya serta untuk biaya sehari-hari Ibu dan neneknya Ia rasa cukup.

Apa Salah Cinta?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang