Repost 20. Plan I

195 18 14
                                    

Part ini n part depan serius2 dulu yaaa...


Manusia memang hanya dapat berencana

Yang Kuasa lah yang menentukan segalanya

Namun suatu rencana yang selalu disertai akan usaha dan juga doa, tentu akan memiliki hasilnya

Asa akan berbuah

Mimpi pun akan menjadi nyata

Namun dalam setiap usaha tentu akan ada liku yang menyertai

Yang akan selalu mengikuti hingga membuat asa kadang sedikit terpupus

membuat usaha sedikit melemah dan semangatpun akan terkikis

Sesungguhnya, itu hanya sebuah tantangan dalam pendakian, dan itu akan selalu ada

Menjadi warna dalam setiap perjalanan

Jadi tetap bersabar dan berusahalah..

Karena Janji Tuhan selalu nyata..

Buah kesabaran akan terasa .. manis yang menyeruak dan tak terhingga..

~ Apa Salah Cinta ? ~

"Ini nak Alfaero, bu.. yang nolongin kita, yang membawa ibu ke rumah sakit"

Jihan memperkenalkan Alfaero pada nek Arsih. Kondisi kesehatan nek Arsih sudah sedikit membaik. Hanya perlu 2-3 hari lagi di rumah sakit untuk pemulihan kondisinya.

Nek Arsih menatap hangat pemuda yang tersenyum kepadanya, senyum yang entah mengapa mengingatkannya pada seseorang di masa lalu, namun ia sendiripun lupa siapa tepatnya orang itu. "Terima kasih nak Alfaero"

Alfaero menganggukkan kepalanya sembari berujar, "Iya nek, sama-sama. Saya senang bisa membantu nenek"

"Oh ya, Alfaero, temanmu Cinta mana? Kenapa gak ikut masuk ke dalam? Dari kemarin ibu lihat dia hanya nunggu di luar saja"

Pertanyaan Jihan sontak membuat nenek Arsih membulatkan matanya. "A..apa kamu bilang Jihan? Ci..Cinta?", tanyanya nampak kaget.

Alfaero juga nampak gugup di tempatnya. Lidahnya terasa kelu. Ia bingung ingin menjawab apa. Maniknya terus menatap Nenek dan ibunya Cinta bergantian. Ia takut jika kondisi kesehatan nek Arsih kembali memburuk jika tahu bahwa Cinta –cucu yang dibencinya ada disini. Dalam hati ia terus berdoa agar semuanya akan baik-baik saja.

Jihan mengerutkan keningnya, "Iya bu, Cinta. Temennya Alfaero dan juga anak asuhnya Aisyah di panti. ibu kenal Cinta? Jihan bingung, kenapa selama ini gak pernah ketemu dengan gadis bernama Cinta itu? "

"Ka.. kamu, ketemu Cinta, nak?". Nek Arsih masih belum bisa percaya jika Jihan bertemu dengan Cinta, berbicara dengan anak itu dan ia nampak baik-baik saja. Bagaimana bisa? –batinnya.

"Tentu Bu. Dia dan Alfaero yang menemati Jihan menunggui ibu disini. Dari kemaren mereka belum pulang. Memangnya kenapa ya Bu? Ibu kenal Cinta?"

Nek Arsih menggelengkan kepalanya kaku, "Oh.. tidak.. aku juga tidak mengenal anak itu", bohongnya.

"Benarkah? Aku pikir ibu mengenalnya. Ibu nampak terkejut saat aku sebut nama 'Cinta' ?"

"Aku tidak pernah mengenalnya", ucapnya dengan suara hampir membentak. Dan aku tak pernah mau mengenalnya –batinnya.

"Ma..af bu.. aku tidak bermaksud meragukan ibu", Jihan mengelus pundak ibunya –berusaha menenangkan ibunya yang nampak sedikit emosi dan ia sungguh tidak mengerti akan itu.

Apa Salah Cinta?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang