LOUIS'S POV
Tanpa berfikir panjang, aku langsung duduk di bangku yang kosong itu. Ya,walaupun jaraknya tidak terlalu jauh dari tempat Clady dan Frisca duduk.
Tetapi,mengapa semua orang menatapku? Ada apa?
"Ehm." Deheman seseorang terdengar dari sebelahku.
Eleanor.
Shit.
Bagaimana bisa aku tidak melihat kalau dia sedang duduk disini juga?"Kau benar ingin duduk disini?" Tanya Ele.
Sekali-kali aku melirik Clady.
Uh kesempatanku!"Ya. Memangnya tidak boleh?" Jawabku datar.
"Boleh! Tentu saja boleh!" Ele terlihat bersemangat.
"Baiklah. Terimakasih." Ujarku singkat.
Aku menyadari,beberapa orang sedang melihatku duduk dengan Ele. Mungkin mereka heran. Tapi apa salahnya jika aku ingin duduk disini?
Kurasakan Ele beranjak dari bangkunya.
"Kau mau kemana?" Tanyaku.
"Mau beli minuman." Jawabnya.
"Duduklah. Biar aku saja yang beli." Ujarku lalu beranjak membeli minuman.
"Ini untukmu." Aku menyodorkan minuman pada Ele.
"Thanks Lou." Ujarnya. Aku hanya tersenyum.
ELEANOR'S POV
Entah apa yang ku makan tadi pagi.
Entah do'a apa yang kuucap hari ini.Dia.
Louis Tomlinson.
Pria yang ku idam-idamkan sejak dulu.
Kini duduk disampingku.Tak bisa kugambarkan betapa bahagianya aku hari ini.
Kulirik meja di sebelahku.
Disitu ada Clady dan Frisca.Ada apa dengan mereka? Tumben sekali Louis dan Clady berjauhan.
Apa Louis sudah berubah fikiran? maksudku, apa Louis sudah tidak membenciku lagi?
Beribu pertanyaan muncul dibenakku. Tapi aku tidak perduli. Yang jelas, kini pangeran impianku sedang bersamaku. Ini momen yang langka.
Banyak murid yang memperhatikan kami. Lagi-lagi aku tidak perduli. Rasanya ingin sekali menghentikan waktu.
"Habis kan makananmu. Berhenti menatapku."
Crap.
Aku tertangkap sedang memerhatikan wajah tampannya."Uh-i..iya maaf." Ujarku tertunduk malu.
***
CLADY'S POV
Akhirnya jam pulang sekolah tiba.
Aku beranjak dari bangku lalu keluar dari kelas."Clady!" Seseorang menyapaku. Aku menoleh .
"Hey Zayn!" Balasku.
"Bagaimana, kau jadi ikut denganku?" Mata hazelnya kini menatapku.
"Em.. Tapi, aku kabari Liam dulu ya." Jawabku sambil mengambil ponsel dari saku rok.
"Tak perlu,babe. Tadi aku sudah minta izin dengan Liam,hehe." Zayn tercengir.
"What?" Aku terkejut. Anak ini benar-benar niat untuk mengajakku. Zayn hanya mengangguk yakin.
"Biar ku pastikan dulu." Aku menyalakan ponselku. Ada 1 pesan dari Liam.
KAMU SEDANG MEMBACA
You and I
Fanfiction"Dia yang selalu ada,dia yang selalu menjadi penyemangatku. Karenanya,hidupku terasa lebih berarti."-Clady "Senyumnya selalu menjadi favoritku. Sifatnya selalu membuatku nyaman. Aku mencintanya. Sangat." -Zayn "Lalu, siapa yang sebenarnya ada dihati...