LOUIS'S POV
Sudah sekian lama aku memberi kesempatan untuk diriku sendiri. Untuk meyakinkan hatiku, siapa sebenarnya yang aku sayang dan apa arti perasaanku pada Eleanor selama ini.
Pertama, aku selalu berusaha membuatnya tersenyum dan aku bahagia melihatnya tersenyum. Kedua, aku selalu ingin melindunginya dan rasa khawatirku selalu muncul ketika ia tak ada. Dan yang terakhir, aku nyaman didekatnya.
Bisa kusimpulkan, AKU.MENCINTAINYA.
Aku bisa langsung menyimpulkannya karena memang itu yang aku rasakan.
Soal Clady?Rasa sakitku ketika melihat dia dan Zayn sudah tak se-sakit dulu. Ketika melihat foto Clady dinner dengan keluarga Zayn,Aku malah bahagia ketika melihatnya bersama Zayn. Mungkin, kehadiran Eleanor merubah segalanya.
Aku sedikit merasa bersalah karena terlalu lama tidak memberi kepastian pada Eleanor. Semenjak kejadian tempo lalu, aku jadi semakin yakin dengan pilihanku. Hatiku seperti hancur ketika melihatnya menangis.
Hari ini, dia mengajakku bertemu di suatu tempat.
Aku sudah sampai dan mencari Eleanor. Terlihat dia sedang duduk di bangku sambil memainkan ponselnya. Aku langsung menghampiri gadis itu."Hello,cutie!" Aku menyapanya.
"Hai Louis!"
"Sudah lama?" Tanyaku.
"Hmm.. Kira-kira 5 menit yang lalu aku sampai." Jawabnya.
"Lou, duduklah." Raut mukanya berbeda. Tak seperti biasanya. Aku menuruti perintahnya.
"Ada apa,El?" Tanyaku lalu menggenggam tangannya. Tetapi dia menepis tanganku.
"Aku.. Mau bicara padamu." Ele tertunduk. Aku mengerutkan dahi.
"Lou, sudah terlalu lama aku menunggumu. Selama ini, aku hanya menjadi penghibur untukmu. Tapi, perasaanku tak hilang. Aku tetap sayang denganmu."
Kini dia menatapku.
"Tapi ternyata, kau masih sangat terluka karena Clady. But,it's okay. Aku mengerti. Kejar apa yang ingin kau dapat,Lou. Jangan perdulikan aku." Eleanor meneteskan airmatanya.
"Terima kasih sudah melindungiku selama ini. Aku hargai semua perhatianmu. Tapi, aku sadar. Aku salah menyangka kalau kau sayang denganku. Maaf kalau aku berfikiran seperti itu. Sekarang, kau boleh kejar Clady. Tenang saja,aku akan menjauhimu karena aku tau diri." Ele menyeka airmatanya sendiri
"Tapi, El-"
"Terima kasih Lou. Aku akan coba melupakanmu." Eleanor pergi meninggalkanku.
Apa ini? Tidak! Dia tak boleh pergi!
"Eleanor! Tunggu!" Aku mengejarnya hingga kuraih tangannya dan menarik dia agar berhadapan denganku.
"Kalo aku cinta sama kamu, gimana?"
Eleanor membulatkan matanya.
Suasana hening seketika.
Hening. Benar-benar hening. Aku tak sadar dengan apa yang aku ucapkan tadi.
Aku menghapus airmatanya perlahan. "Dengar ya. Kau memang dulu selalu menjadi penghiburku. Tetapi itu dulu. Sekarang aku sadar, siapa sebenarnya yang aku cintai. Dan bodohnya, kenapa aku baru sadar sekarang?" Aku memberi jeda sejenak.
"Kau selalu bisa membuatku nyaman. Aku selalu ingin melindungimu. Hatiku hancur ketika melihatmu menangis. Aku mencintaimu,Ele." Aku mengecup keningnya.
"Rasa sakitku ketika melihat Clady dan Zayn perlahan sirna. Karena kau membuatku sadar apa yang harusnya aku dapat. Ya,kebahagiaan."
Aku berlutut di hadapannya. "Eleanor Calder, maukah kau menjadi kekasihku?"
KAMU SEDANG MEMBACA
You and I
Fanfiction"Dia yang selalu ada,dia yang selalu menjadi penyemangatku. Karenanya,hidupku terasa lebih berarti."-Clady "Senyumnya selalu menjadi favoritku. Sifatnya selalu membuatku nyaman. Aku mencintanya. Sangat." -Zayn "Lalu, siapa yang sebenarnya ada dihati...