AUTHOR'S POV
Clady kini duduk di tepi lapangan basket,sambil memainkan ponselnya.
Sesekali dia melirik Zayn yang sedang latihan basket dengan beberapa temannya.Fikirannya masih tertuju pada Ansel yang tiba-tiba kembali di kehidupannya dan Louis. Setelah sekian lama menghilang, untuk apa lagi dia datang?
Tak lama, terlihat seorang gadis masuk ke lapangan basket lalu mengumpat di belakang pintu.
"Ele!" Panggil Clady. Gadis itu menoleh lalu berlari menghampiri Clady.
"Sini duduk. Aku bosan hanya melihat mereka latihan tanpa ada yang bisa kuajak bicara." Oceh Clady. Eleanor duduk di sampingnya sambil berusaha mengatur nafasnya.
"Kau kenapa?"
"Ansel. Pria sinting itu terus menawarkan diri untuk mengantarku pulang. Tentu saja aku tak mau, akhirnya aku pura-pura minta izin ingin ke toilet dan aku melarikan diri." Jelas Ele panjang lebar.
"Mana Louis?" Tanya Clay.
"Dia ada urusan dengan guru fisika. Aku sudah bilang akan mengumpat disini. Sebantar lagi dia pasti kesini." Kata Ele. Clay hanya mengangguk-angguk.
"Clay, sebenarnya Ansel itu siapa?"
Clady memandang Ele sejenak. "Hmm.. Lebih baik, kita tunggu Louis. Biarkan dia yang menjelaskan. Karena ini lebih banyak sangkutannya dengan dia."
Setelah berbincang-bincang sedikit,akhirnya Louis datang menghampiri kedua gadis itu.
"Hey Clay,ku kira kau sudah pulang." Sapa Louis.
"Belum. Aku masih menunggu Zayn sampai dia selesai latihan."
"Oh iya. El, kau tak apa-apa kan? Apa Ansel menyakitimu?" Tanya Louis khawatir.
Ele menggeleng. "Tidak. Dia hanya memaksaku untuk pulang dengannya. Tetapi, aku pura-pura ke toilet,padahal aku melarikan diri kesini."
Louis menghembuskan nafas lega.
"Kelihatannya seru. Aku gabung yaa." Zayn yang baru saja selesai latihan kini ikut bergabung. Pria itu duduk di samping Clay lalu meneguk minumannya.
"Lou, sebaiknya kita jelaskan. Siapa sebenarnya Ansel." Kata Clady sambil mengusap keringat Zayn dengan handuk.
Louis memandang Ele.
"Jadi, saat SMP dulu,Ansel itu tetanggaku dan Clay. Lebih tepatnya,sahabat kami."
"Kami sangat akrab. Kemanapun pasti bertiga. Bahkan orang tua kami juga sangat akrab. Sesekali,Clay dan Ansel menginap dirumahku,begitupula sebaliknya. Pokoknya, kami sudah seperti saudara."
"Suatu hari, Clady memperkenalkan kami dengan temannya. Namanya, Emily. Clady mengenalnya dari tempat latihan balet. Emily gadis yang manis dan ramah." Louis membenarkan posisi duduknya.
"Kami jadi punya teman baru. Emily menjadi lebih sering bergabung dengan kami. Tetapi tanpa diduga, ternyata Ansel menyimpan rasa padanya."
"Saat Ansel menyatakan perasaanya pada Emily, betapa terkejutnya kami mendengar jawaban Emily. Ternyata dia malah menyimpan perasaan padaku. Katanya, dia benar-benar menaruh hati padaku."
"Ansel kecewa berat. Semenjak itu,Dia benci padaku. Persahabatan kami dan Anselpun hancur."
"Tapi, itu masalah sepele. Kenapa dia masih belum bisa memaafkanmu?" Tanya Eleanor penasaran.
Flashback On
"Louis, kau marah padaku ya?" Tanya Emily.
"Untuk apa aku marah padamu? Aku bukan Tuhan yang bisa mengatur hati seseorang." Jawab Louis.
Emily tertunduk lemas. "K-kau.. Tak bisa membalas perasaanku?"
"Maaf,Em. Tetapi aku menyayangimu hanya sebatas sahabat. Tak lebih dari itu."
Emily menitihkan airmatanya.
"Sudahlah,Em. Kau gadis yang baik. Pasti banyak lelaki diluar sana yang mau denganmu. Tentu saja yang lebih baik dari aku." Louis mengelus rambut Emily.
Louis lalu berjalan menjauhi Emily.
"Louis, aku ikut denganmu!"
"Emily! Awaaas!!"
Flashback off
"Tanpa melihat kanan-kiri, Emily menyebrang jalan untuk menghampiriku. Tetapi, mobil dengan kecepatan tinggi malah menabraknya. Dan hari itu juga, nyawanya tak dapat diselamatkan."
"Keluarga Emily pindah entah kemana. Semenjak itu pula, Ansel semakin membenciku. Dia memanggilku 'perebut' karena aku dianggap telah merebut kebahagiaannya. Padahal, aku sama sekali tidak bermaksud seperti itu."
"Lalu, kenapa dia mengganggu Eleanor?" Kini giliran Zayn yang penasaran.
Flashback On
Hari itu, Louis dan ibunya sedang berkunjung ke rumah keluarga Ansel untuk memberi kenang-kenangan. Karena, keluarga Ansel akan pindah ke Amerika.
Saat para orang tua sedang berbincang, Ansel menghampiri Louis dengan tatapan tajamnya.
"Kau sudah merebut kebahagiaanku. Tunggu saja, suatu saat aku akan balas dendam merebut kebahagiaanmu. Kemanapun kau, aku akan tetap memegang janjiku. Cam kan itu,Looser." Bisik Ansel pada Louis.
Flashback off
"Semenjak itulah Ansel dan keluarganya pindah ke Amerika lalu menghilang. Tanpa diduga, dia kembali. Dan benar-benar ingin membalas dendam padaku. Tentu saja, begitu mengetahui Eleanor adalah kekasihku, dia langsung menjadikan Ele sasaran utamanya." Tangan Louis merangkul Eleanor.
"Kau jangan jauh-jauh dariku. Aku akan selalu menjagamu dan Ansel tak akan bisa menyakitimu. Berhati-hatilah dengannya." Ujar Louis pada Eleanor. Gadis itu mengangguk paham.
Clady melirik Zayn yang hanya memasang senyum yang mengisyaratkan 'semuanya akan baik-baik saja'
***
Udah terjawab yaa hehe.
Btw, mulmed gambaran tokoh Ansel okayy.Otw tamat yha.
KAMU SEDANG MEMBACA
You and I
Fanfiction"Dia yang selalu ada,dia yang selalu menjadi penyemangatku. Karenanya,hidupku terasa lebih berarti."-Clady "Senyumnya selalu menjadi favoritku. Sifatnya selalu membuatku nyaman. Aku mencintanya. Sangat." -Zayn "Lalu, siapa yang sebenarnya ada dihati...