• 9 : I forgive you •

90 9 2
                                    

Aku menuju kelas, ternyata yang lain sudah selesai. Termasuk Frisca. Guru Killer itupun sudah tak ada di kelas.
Tak lama, bel istirahat berbunyi. Huh,syukurlah.

"Kau darimana saja ?" Kata Frisca saat aku duduk disebelahnya.

"Hey? Kau menangis?" Frisca mendekatiku.

"Aku bertemu Perrie. Dia mengingatkanku,agar aku tak usah terlalu banyak mengharapkan Zayn. Karena Zayn miliknya. Dan rupanya... Kemarin, mereka jalan-jalan berdua." Aku menghapus airmataku lagi.

"Sungguh?!" Frisca membulatkan matanya.

"Tadi Zayn menghampiriku. Aku menjelaskan semuanya. Dia mencoba untuk menegaskan semuanya tapi aku menolak." Jelasku lagi

"Seharusnya, kau biarkan dia menjelaskan semuanya,Clay." Frisca mengelus pundakku.

"Tidak,Fris. Semuanya sudah jelas. Hatiku sudah cukup sakit mengetahui semuanya." Aku meredakan tangisku.

"Sudahlah. Aku benci melihatmu menangis." Frisca menenangkanku.

"Frisca!" Seorang Pria menyapa Frisca lalu masuk ke kelas kami.

"Harry!" Frisca membalas. Pria itu mendekati Frisca kemudian mengecup puncak kepala Frisca.

"Hey Clady." Sapa Harry ramah. Aku membalas dengan senyuman.

"Are you okay?" Tanya Harry pelan.

"Sstt.. Heartbreak girl." Bisik Frisca pada Harry.

Harry membulatkan bibirnya berbentuk 'O' pertanda ia mengerti.

Bless this couple.

"Clay, kau mau ikut kami ke kantin?" Tawar Harry.

"Haz, sebaiknya aku menemani Clady saja disini." Usul Frisca.

"Eh- tak apa,Fris. Aku baik-baik saja. Sungguh." Aku tersenyum padanya.

"Kau yakin?" Tanya Frisca

Aku mengangguk yakin.

"Okey. Kami pergi dulu ya." Harry bergerak merangkul Frisca,lalu mereka pergi meninggalkan kelas.

***

To : Liam

Kau dimana? Aku sudah pulang.

Tak lama,aku mendapat balasan.

From : Liam

I'm here. Aku di parkiran. Baru saja sampai.

Tanpa membalas, aku memasukkan ponselku ke dalam saku. Lalu berjalan menuju parkiran.

Terlihat pria berkemeja Jeans dan celana pendek sedang bersandar dipintu mobilnya.

"Liamm!" Sapaku lalu menghampirinya.

"Hey,love!" Liam mengelus rambutku.

"How's your day?" Tanya Liam.

Pertanyaan rutin yang selalu Liam tanyakan padaku sejak dulu.

"Seperti biasa. Tak ada yang menarik yang bisa aku ceritakan padamu." Aku tersenyum pada kakakku yang satu ini.
Ku akui, dia terlihat tampan dengan dandanan seperti ini.

"Ehm..Hai Liam,Hai.. Clady." Sapa seseorang.

"Ohh Hai Zayn!" Sahut Liam ramah.

Liam melirikku dan Zayn secara bergantian.

"Okay sepertinya kalian butuh waktu berdua." Kata Liam. Anak ini sangat pandai membaca pikiran orang.

"Tidak Li, kita pulang saja. Aku capek." Tolakku tanpa melihat Zayn sedikitpun.

You and ITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang