LOUIS'S POV
To : Liam
Aku tak bisa mengantar Clady pulang hari ini. Aku ada urusan dengan Eleanor.
Setelah mengirim pesan itu, aku kembali menyimpan ponselku di saku.
Eleanor mengajakku bertemu,setelah beberapa hari ini kami tak bertemu.
Dan aku juga sengaja mengabari Liam agar dia mau menjemput Clady. Katanya, mereka masih tak mau berbicara satu-sama lain karena masalah kemarin.
Mudah-mudahan setelah ini, mereka kembali akur.Aku menunggu Eleanor di gerbang sekolah. Katanya, dia ingin membicarakan sesuatu.
"Hey.. Maaf lama menunggu.." Eleanor menghampiriku.
"Tak apa,sayang." Aku mengusap kepalanya.
"Aku rindu denganmu.." Ujarku lalu bergerak memeluknya, tetapi..
hey! Dia mendorong tubuhku?"Tidak,Lou." Ujarnya.
"A..ada apa?"
"Sekarang, Kau mulai menjauh dariku." Lirihnya.
Aku mengerutkan dahi. "Maksudmu?"
Ele menundukkan kepalanya. "Kau lupa? Akhir-akhir ini kau selalu sibuk dan tak ada waktu untukku."
"Aku hanya menemani Clady. Itu saja kok. Lagipula dia sahabatku,aku tak tega melihatnya seperti sekarang ini." Jelasku.
Ele menatapku tajam. "Lou? Sebenarnya aku ini siapa? Apa aku benar-benar ada dihatimu?"
What? Kenapa tiba-tiba Ele seperti ini?
"Kau masih mencintainya,Lou." Ele tersenyum hambar.
"Kau bicara apa sih?!" Aku meraih tangannya,tetapi dia menolak.
"Aku tau betul,kau belum sepenuhnya melupakan dia. Kau pikir hatiku kebal? Wanita mana yang sanggup melihat kekasihnya berpelukan dengan wanita lain? Aku selalu berusaha memakluminya,tapi lama-lama hatiku juga sakit!"
"El,kita sudah pernah membahas ini sebelumnya. Dia sahabatku, dan kuharap kau mengerti."
"Iya,dia sahabatmu. Tentu kau harus ada batasnya. Aku kekasihmu, dan kau selalu memeluknya di depanku. Jangan kira aku selama ini biasa saja."
Aku mengusap wajahku. Ele memang benar. Akhir-akhir ini aku lebih sering menghabiskan waktuku dengan Clady.
"Sekarang aku mengerti. Aku disini hanya menjadi pelampiasanmu saja."
Aku membelalakkan mataku. Bisa-bisanya Ele bicara seperti itu. "Ele, dengarkan aku dulu. Kau salah besar!"
"Apa? Aku salah besar? Setelah apa yang kau lakukan padanya dihadapanku, apa aku masih salah?" Ele mengusap air matanya yang sudah mulai jatuh.
"Kukira, kau akan mengerti.." Aku menatapnya sendu.
Ele menghembuskan nafasnya. "Aku sudah mencoba. Tapi, hatiku memang tak bisa berbohong."
"El,maafk-"
"I think, we need to take a break."
APA?! SEMUDAH ITU DIA MENGATAKANNYA?
"Tidak. Tidak. Aku tidak mau." Bantahku.
"Kau urus dulu,urusanmu itu. Anggap saja aku tak ada. Itu meringankan bebanmu,bukan? Tanpa harus bingung membagi-bagi waktu." Ele kembali menghapus airmatanya.
"Ele, dengarkan dulu. Aku mencintaimu,sungguh. Kau tak boleh berfikir seperti itu. Maafkan aku yang selalu sibuk. Tapi aku janji, mulai sekarang aku akan lebih sering denganmu. Aku janji!" Kini kedua tanganku memegang pundaknya.
KAMU SEDANG MEMBACA
You and I
Fanfiction"Dia yang selalu ada,dia yang selalu menjadi penyemangatku. Karenanya,hidupku terasa lebih berarti."-Clady "Senyumnya selalu menjadi favoritku. Sifatnya selalu membuatku nyaman. Aku mencintanya. Sangat." -Zayn "Lalu, siapa yang sebenarnya ada dihati...