ZAYN'S POV
"Shit!" Aku merutuki diriku sendiri karena bola yang baru saja aku lempar,tak mengenai sasaran.
"Kau payah!" Sahut Harry. Aku hanya menggidik bahu.
"Apa gara-gara kau putus dengan Clay,skill basketmu menjadi buruk?" Harry menepuk pundakku.
"Itu tidak ada hubungannya,Styles."
"Tentu saja ada! Kau lebih banyak melamun." Harry benar. Memasukkan bola ke dalam ring saja aku tak bisa. Padahal, itu sudah biasa bagiku.
Aku mengacak rambutku frustasi.
"Aku mau pulang. Kau masih ingin disini?" Tanya Harry. Bel pulang memang sudah berbunyi 15 menit yang lalu.
Aku mengangguk padanya. Dia hanya tersenyum lalu meraih ranselnya. "Bye,Zayn!" Dia melambaikan tangan ke arahku lalu pergi.
Aku memantulkan bola lalu melemparnya. Kuulangi beberapa kali. Sehingga suaranya menggema di ruangan ini. Mungkin bola ini bisa menjadi pelampiasanku. Aku benar-benar bingung,apa yang harus kulakukan.
"Oh,disini kau rupanya." Ujar seseorang yang tiba-tiba masuk ke lapangan in-door ini.
"Kenapa kau belum pulang?" Tanya gadis ini. Aku hanya diam dan melanjutkan permainanku. Aku benar-benar tak ingin diganggu. Apalagi dengan gadis ini.
"Hey,Zayn. Jawab aku."
Aku menghentikan permainanku,lalu menatapnya tajam. Ah! Dia benar-benar merusak mood-ku. Aku melempar bola yang kupegang tadi ke sembarang arah,lalu beranjak mengambil ranselku.
"Baguslah kau sudah berhenti. Ayo kita pulang,Zayn." Perrie menggandeng tanganku. Dengan cepat,aku menepisnya.
"Jangan sentuh aku." Ujarku dingin. Dia hanya menatapku heran.
BUGH !
Suara itu membuatku langsung menoleh ke arah pintu masuk. Aku mengerutkan dahi.
"Who's there?" Kataku sedikit berteriak.
Tak ada jawaban. Aku berlari ke arah pintu,untuk memastikan apa yang terjadi.
Dan yang aku temukan adalah...
Clady.
Dia sedang mengelus lengannya.
"Hey? Kau daritadi disini?" Tanyaku sambil mendekatinya.
Dia menggaruk kepalanya. "Uhm..aku..aku hanya-"
"Dasar pengganggu!" Perrie tiba-tiba berdiri di sampingku. Jari telunjuknya menunjuk Clady.
Tatapan itu lagi. Clady menatap Perrie dengan ketakutan. Seketika,wajahnya pucat.
"Maaf..aku tadi..hanya tak sengaja lewat. Lalu menyenggol pintu ini." Clady mengatakannya dengan susah payah. Aku tau,dia sangat ketakutan.
"Pembohong! Kau pasti mengintip Zayn kan?!" Bentak Perrie.
Clady hanya tertunduk,tubuhnya sedikit bergetar.
Rahangku mengeras. Perrie benar-benar sudah gila. Gadisku di perlakukan seperti ini tepat di depan mataku.
Aku menarik Clady ke dalam pelukan. Persetan dengan Perrie yang masih disini. Aku tak perduli Clady akan membalas pelukanku atau tidak. Tubuhnya masih kaku.
"Z-Zayn." Lirihnya.
"Ssstt." Aku berbisik tepat di telinganya. Tanganku mengelus lengan yang tadi kesakitan. "Masih sakit?" Tanyaku lembut. Dia masih diam.
KAMU SEDANG MEMBACA
You and I
Fanfiction"Dia yang selalu ada,dia yang selalu menjadi penyemangatku. Karenanya,hidupku terasa lebih berarti."-Clady "Senyumnya selalu menjadi favoritku. Sifatnya selalu membuatku nyaman. Aku mencintanya. Sangat." -Zayn "Lalu, siapa yang sebenarnya ada dihati...