CHAPTER 1

5.4K 384 13
                                    

"Alice. Bangunlah, kau ada kuliah pagi ini." Dengan lembut, Mrs. Johnson berusaha membangunkan anak sulungnya.

"Uh, ya Mom. Sebentar saja." Elak Alice. Mrs. Johnson tersenyum dan kembali ke dapur membuat roti yang akan dijualnya hari ini.

Tak lama, Alice bangun dan melangkah gontai menuju kamar mandi. Setelah mandi, ia mengenakan baju kasual dan berlari kecil menuruni tangga kayu yang bisa dibilang hampir roboh.

"Selamat pagi, Mom." Sapa Alice dengan riang.

"Pagi juga, sayang. Ally belum bangun?" Tanya Mrs. Johnson.

Alice mengangkat bahu, "Entah. Aku belum sempat ke kamarnya."

Mrs. Johnson tersenyum, "Tolong bangunkan Ally. Ia juga sekolah hari ini." Perintah Mom.

Alice yang penurut segera berjalan menuju kamar adiknya yang berada di depan kamarnya. Dibukanya pintu perlahan, terlihat Ally yang masih tidur pulas.

Alice mendekati Ally tanpa suara, "Ally. Bangun. Kau harus sekolah hari ini. Ayo, jangan sampai terlambat." Alice membangunkan Ally dengan lembut sehingga Ally tidak terlonjak kaget.

Selagi Ally bersiap, Alice turun dan hendak membantu Mom. Tanpa disuruh, Alice langsung mengambil alih spatula yang sedang tidak digunakan Mom nya.

"Tidak perlu repot membantu. Nanti baju mu kotor. Ayo duduk. Sebentar lagi sarapan siap." Ucap Mrs. Johnson. Alice mengangguk dan segera kembali ke meja makan. Tak lama, Ally datang dan ikut sarapan bersama keluarganya.

"Mom, kemarin guru ku bilang bahwa aku harus segera menyelesaikan pembayaran yang sempat tertunda." Ucap Ally sedih. Tak hanya dia, Alice dan Mom nya pun merasakan hal yang sama. Terlebih Mrs. Johnson.

"Maaf, Ally. Mom akan berusaha secepat mungkin." Ujar Mrs. Johnson.

.

Sudah dua puluh menit Alice menunggu bus yang sepi. Namun, tak satupun ada bus yang sepi sehingga ia harus menunggu bus selanjutnya.

Dua puluh menit lagi kelas pertamanya hari ini akan dimulai. Alice panik dan memberhentikan taxi begitu saja. Ia tak memikirkan bagaimana cara membayar taxi itu.

Sesampainya di universitas, ia menganga begitu melihat argo yang tertera. 10 pounds? Gila. Itu. Sangat. Mahal. Bagiku. Batinnya.

Alice terus mengaduk tasnya berharap ada uang yang terselip. Hanya ada 5 pounds di dompetnya. Itu pun kumpulan uang sakunya selama 5 hari ini.

Ia tersenyum panik, "Sir. Maaf. Aku hanya punya lima pounds. Kau bisa memegang kartu mahasiswa ku dan kau bisa menghubungiku... minggu depan... ya minggu depan." Ucap Alice bergetar.

Supir itu mendesah kesal, "Aku tak mau tahu. Kau harus bayar dengan uang cash 10 pounds atau aku akan membawa mu ke pihak yang berwajib." Ancam Supir itu tajam.

Alice terus berpikir cara mendapatkan lima pounds dalam sekejap.

Tin...tin..

Suara klakson mobil di belakang membuat Alice hampir teriak kaget. Pengemudi di belakang tampak mengomel dan menujuk ke arah taxi yang sedang ku tumpangi.

Pengemudi itu keluar dan ia menggedor marah kaca disamping tempat ku duduk.

"Bisakah lebih cepat sedikit? Kelas ku dimulai sebentar lagi." Ucapnya kasar.

Alice terdiam. Ia terpaku pada pria yang menggedor kaca belakang taxi. Pria itu sangat menakjubkan.

"Hei, apa kau temannya? Tolong bantu dia bayar taxi ini sekarang." Ucap supir taxi dingin.

LUCKY [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang