Begitu sampai, Harry langsung masuk ke ruang gawat darurat. Sementara Anne menangis kencang di bahu Robin.
"Aw!" Terdengar suara dentuman yang keras. Aku menoleh dan melihat Gemma yang terjatuh. Tali sepatunya tak terikat rupanya.
"Gemma." Panggilku. Gemma menoleh dan berdiri lalu berjalan ke arahku.
"Bagaimana ini bisa terjadi?" Gemma bertanya membuat Anne menolehkan kepalanya ke arah gadisnya.
"Oh, Gemma. Adikmu terluka. Semua ini salah perempuan itu. Ia yang menyebabkan Harry seperti ini. Seharusnya aku tidak perlu mengizinkan Harry untuk pergi dengannya." Anne menunjuk wajah ku dengan benci.
Gemma menoleh ke arahku dan tersenyum remeh, "Siapa kau? Sejak kapan kau kenal dengan adikku? Setahuku ia tidak mempunyai teman sepertimu." Ujar Gemma di hadapanku.
Aku tercengang melihat sirat kebencian di wajahnya, "A..aku teman kuliah Harry. Y..ya, aku baru berteman dengannya." Aku menjawab gugup sambil menunduk.
"Well, bisa kau...-"
"Alice." Seseorang berteriak dari ujung koridor, aku menoleh dan melihat Ruth berlari terengah engah.
"Ruth?" Gemma menoleh dan memberikan tatapan aneh.
Oh ayolah, kenapa aku harus terjebak di masalah rumit mereka?
"Alice, bagaimana keadaan Harry? Apa dia terluka parah?" Ruth terlihat sangat panik dengan kondisi Harry.
"K...kau Ruth Danielle?" Gemma masih belum memalingkan pandangannya dari Ruth.
Ruth menoleh dan membeku ketika melihat Gemma. "Gem..ma?"
"Whoa, kita bertemu lagi sahabat lama." Gemma melirik Ruth dengan sinis sementara Ruth tidak menggubris Gemma.
"Jadi, bagaimana kabar Harry?" Ruth mengajakku duduk menjauh dari keluarga Harry.
"Entahlah. Dokter yang memeriksanya belum keluar sejak tadi." Balasku singkat.
"Ruth, aku ada mata kuliah sebentar lagi. Tak apa kan, jika kau ku tinggal disini?" Tanyaku.
Ruth menoleh dan ia seperti menimbang sesuatu. "Baiklah." Jawabnya singkat.
"Okay, jika ada apa apa, hubungi aku segera. Bye, Ruth." Aku melenggang meninggalkan Ruth dan berjalan menuju keluarga Harry.
"Permisi, aku harus pergi sekarang. Maaf, tak bisa berlama lama disini." Pamitku.
"Dari awal kau memang tak dibutuhkan. Sana pergi." Usir Anne dan Gemma tampak tertawa kemenangan.
Mengapa sikap Anne berubah 180 derajat terhadapku. Bukankah Anne selama ini baik kepadaku? Bahkan sangat.
Saking hanyut dalam pemikiran, aku tak sadar kalau aku sudah sampai di universitas.
Seperti biasa, orang orang hanya melihat ku aneh dan beberapa orang lainnya meledek ku.
Aku tidak mempedulikan orang orang tersebut dan mempercepat langkah menuju ruangan audiovisual. Entah kenapa aku belajar di ruangan itu hari ini.
Aku mengambil kursi di pojok tengah. Di sebelahku masih kosong. Sambil menunggu jam pelajaran di mulai, aku mengeluarkan buku dan mulai membaca materi yang akan dibahas hari ini.
Tak lama, terdengar suara orang duduk di sampingku. Aku menoleh dan melihat pria berwajah Asia yang sangat kental.
"Alice, 'kan?" Tanyanya sambil melepaskan tasnya.
"Y..ya. Bagaimana kau tahu?" Tanyaku penasaran.
"Uhm, aku Zayn. Aku teman Harry. Ia sering bercerita banyak tentangnmu."

KAMU SEDANG MEMBACA
LUCKY [Completed]
Fiksi PenggemarAlice Johnson hanyalah mahasiswi yang mendapat beasiswa di universitas terkenal dan elite. Ia hanyalah anak dari penjual roti murahan, tak lebih. Hidupnya serba kekurangan. Bahkan, Ia harus bekerja demi memenuhi kebutuhan pokoknya Namun, kedatangan...