CHAPTER 33 !

2.4K 173 3
                                        

"Hey."

Harry membuka pintu dan langsung melompat memelukku. Ia memasukan tubuhnya ke dalam selimut dan bergelung bersamaku.

"Kau merindukanku?" Tanyanya. Aku tersenyum lebar dan mengangguk. Dengan ganas, Harry menabrakkan bibirku dengan miliknya. Ia terus memaksa masuk dengan suara yang meningkatkan kegairahanku.

Ia terus mengeksplor bibirku, lalu turun menciumi rahangku dengan ganas dilanjutkan ke bagian belakang telinga yang mana membuatku langsung melenguh ke atas.

Ia menopang tubuhnya dengan sebelah tangannya, sementara sebelah lainnya digunakan untuk menyingkap piyama ku dan menggerayangi bagian atas.

"Ah!" Desahan lolos dari bibirku ketika tangan Harry menyentuh payudaraku. Ia meremas pelan gundukan itu sambil menggoda putingku sesekali.

Bibirnya kembali turun menciumi leher ku sampai ke pertengahan dadakku. Tangannya merayap ke belakang tubuhku membuka kaitan braku. Setelah kaitan terbuka, dengan ganas, tangan dan bibirnya mengeksplor payudara ku bergantian.

Ia menarik tubuhku dan melepaskan piyama berikut dengan celana. Puas dengan payudaraku, tangannya beranjak turun membelai lembut bulu pubisku yang mana membuatku semakin melenguh ke atas. Aku menjambak rambutnya kencang, membutuhkan sesuatu yang lebih dari ini.

.

Hembusan napas menerpa rambut-rambut halus di depan wajahku. Dengan pelan, aku membuka mata dan mendapati Harry tidur dengan lelapnya. Bibirnya terbuka sedikit dan mengeluarkan dengkuran halus. Ia sangat kelelahan sepertinya. Bayangkan saja, kami baru menyelesaikan semua ini pada pukul setengah 4 pagi.

Dia terus menerus meminta ku untuk melakukannya lagi dan lagi. Tanpa sadar, aku tersenyum kecil sambil mengusap rambutnya. Aku menyukai wajahnya saat tertidur. Damai dan tidak sinis seperti biasanya.

Ku angkat perlahan tangannya dan mengganti tubuhku dengan guling, lalu menyingkap selimut dan berjalan ke depan cermin. Aku meneliti tubuh telanjangku. Terdapat beberapa bercak merah di sekitar dada dan leherku. Tanganku terulur untuk menggosoknya sambil mengingat sensasi yang mungkin tidak akan ku rasakan lagi.

Mengingat jadwal operasi ku nanti malam, membuat mood ku hancur pagi ini. Bergegas aku mandi dan memakai pakaian lalu turun untuk membuat sarapan.

"Hi, dear." Mom yang sedang mengolah tepung di tangannya menyapaku.

"Hi, Mom. Lebih baik kau duduk manis di meja makan dan tunggu aku membuat sarapan, okay? Kau bisa melanjutkan membuat kue setelah sarapan."

Mom mengangguk dan langsung mencuci tangannya. Aku membuka kulkas dan meneliti bahan-bahan.

Tak perlu waktu lama untuk membuat pancake serta waffle. Makanan sudah tertata rapi di meja begitupun dengan Harry yang sedang berbincang dengan Ally.

Kami pun makan dalam diam, tidak ada suara apapun kecuali suara aktor di televisi dan dentingan sendok Ally. Ally mengambil sirup cokelatnya berkali-kali sampai mulutnya dipenuhi warna cokelat. Selang beberapa waktu, sarapan pun selesai. Ally tampak membuka buku di genggamannya berkali-kali. "Ally, kau bisa bermain di halaman belakang bersama Emma, okay?" Ujar Mom kepada Ally. Ia mengangguk dan menenteng buku minecraftnya menuju halaman belakang.

Mengubah posisi, Mom berdehem dan menatap wajahku. "Kau tidak perlu takut. Apapun yang akan terjadi, kita semua akan selalu mendukungmu. Kau harus berjuang melawan penyakit itu. Dan kau pun harus sadar betapa banyak orang yang menyangimu."

Aku terus menunduk bingung untuk berkata apa. Harry mengusap punggungku dengan pelan, "Aku ingin mengubah semuanya. Semua perlakuan burukku kepadamu. Dan, aku akan membuat air mata yang turun dari matamu hanyalah air mata bahagia. Tidak ada lagi rasa cemburu dan sakit hati yang ku berikan kepadamu."

LUCKY [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang