"Menyingkir! Aku ingin membawa Alice masuk." Ruth menggertak Phillip dengan keras. Phillip segera berbalik dan hilang entah kemana.
"Maaf kalau dia menyebalkan. Dia adikku." Jelas Ruth.
"Dia tidak menyebalkan." Balasku.
Kami segera berjalan menuju lantai atas, Ruth membawaku ke salah satu pintu dan membukanya dengan kunci yang dipegangnya.
"Maaf lagi jika kamarku berantakan." Aku melihat kamar Ruth yang sepuluh kali lebih luas dibanding kamar ku. Perabotannya pun sangat mewah dan terkenal. Ya, walaupun sedikit berantakan.
"Memang kau tidak mempunyai asisten rumah tangga untuk membersihkan kamarmu?" Tanyaku bingung.
Ruth menggeleng, "Mereka hanya membersihkan kamarku ketika aku sedang ada di rumah dan aku juga bingung kenapa aku senang membuat sesuatu berantakan hahaha." Ia tertawa renyah sambil membuka pintu besar diujung kamar.
Setelah pintu terbuka, terpampang pemandangan halaman belakang rumah Ruth yang luas.
"Kau tinggal dengan siapa saja disini?" Tanyaku.
Ruth menoleh dan melangkahkan kakinya menuju ranjang besarnya. "Sebenarnya berempat, namun orang tua ku sering sekali pergi ke benua lain. Dan ya, aku hanya dengan Phillip berdua. Dan juga beberapa asisten rumah tangga." Jelasnya. Aku mengumamkan oh dan duduk di sofa depan ranjangnya.
"Jadi, apa yang ingin kau ceritakan?" Tanyaku. Ruth membenarkan posisinya dan berdehem kecil.
"Aku tak ingin kau dekat dengan Harry." Ucap Ruth pelan seperti berbisik.
"Ke..kenapa? Kau menyukainya?" Aku tersentak mendengar ucapannya.
"Tidak pernah. Tapi kau harus tahu, dia benar benar brengsek. Dia bajingan.. Fuck! Aku benci membicarakan ini." Ruth terlihat begitu kesal saat membicarakan Harry.
"Tenangkanlah dirimu dulu, Ruth. Baru kau bercerita." Tegasku.
Ruth mengangguk dan mengambil air di dispenser yang terletak di pojok kamarnya. Ia menghabiskan satu gelas air mineral hanya dalam beberapa detik.
"Dulu saat aku masih menjadi gadis nakal, aku sering ke bar hingga pagi, dan aku sering melakukan hal menjijikan dengan laki laki.
Suatu malam, aku sangat kesal dengan kedua orang tua ku yang tidak ingin pulang. Padahal, aku akan berulang tahun dua hari kemudian. Seperti biasa, aku langsung melampiaskan itu di bar dan aku melihat seorang laki laki yang tampan dengan rambut ikalnya yang membuatnya semakin hot. Namun, entah bagaimana aku malu untuk mendekatinya. Ia terlalu susah didekati, kurasa.
Tiba tiba saat aku sedang dalam keadaan sangat mabuk, seseorang menghampiriku dan mencium bibirku dengan napsu. Ia langsung menggendong ku dan sesekali mencium ku. Ia membawaku ke suatu tempat yang kuyaniki hotel. Dan yeah, we did it. Dan ketika ku bangun, aku benar benar kaget karena ternyata itu Harry Styles..."Aku menegang mendengar penjelasan dari Ruth, "Lalu?" Aku bertanya meminta kelanjutan ceritanya. Ini sakit namun aku juga penasaran dengan ceritanya dan juga.. Harry.
"Ya, awalnya aku biasa saja. Aku memang sering melakukan itu dan bukan hanya dengan Harry. Namun setelah tiga minggu kejadian itu, aku merasakan mual dan pusing. Lalu aku pergi ke dokter dan..." Ucapannya terhenti dan ia terisak.
"Ternyata aku hamil. Harry adalah laki laki yang terakhir melakukan seks denganku. Begitupun menurut perhitungan dokter. Dokter menebak tanggal aku melakukan seks terakhir dan itu benar. Aku postif hamil."
Ruth terus terisak, aku berjalan menuju ranjangnya dan memeluknya dari samping. Aku merasakan badan Ruth yang bergetar hebat.
"Oh, astaga. Lalu apa Harry tahu?" Tanyaku.
KAMU SEDANG MEMBACA
LUCKY [Completed]
FanfictionAlice Johnson hanyalah mahasiswi yang mendapat beasiswa di universitas terkenal dan elite. Ia hanyalah anak dari penjual roti murahan, tak lebih. Hidupnya serba kekurangan. Bahkan, Ia harus bekerja demi memenuhi kebutuhan pokoknya Namun, kedatangan...