CHAPTER 17

2.7K 207 8
                                        

Chapter 17 oii HAHA. Ada sesuatu di angka 17, eh maaf maksudnya chapter 17.
Hope you'll enjoy this chapter.

.

Mobil Harry berhenti di sebuah tempat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mobil Harry berhenti di sebuah tempat. Buckingham Park. Sebuah taman di dekat Buckingham Palace. Tidak di dalam istana memang, namun dari taman tersebut, kita akan bisa menikmati pemandangan istana.

Harry memarkirkan mobilnya di tempat parkir khusus di seberang taman. Dengan itu, dia turun lalu membuka pintu mobil di sebelahku dan mengenggam tanganku. Rasa dingin menusuk tulang begitu aku keluar dari mobil. Namun itu semua terkalahkan oleh hangatnya rengkuhan tangan Harry.

"Buckingham park? Untuk apa?" Tanyaku bingung. Karena sangat sedikit orang yang mengunjungi taman di malam hari terlebih bukan akhir pekan. Hanya ada beberapa orang yang merupakan pedagang di beberapa kios. Aku heran, kenapa mereka tetap buka padahal mereka tahu taman ini sudah sepi.

"Ayo." Ajaknya. Aku mengikutinya melewati gapura besar di depan taman. Ia membawaku masuk lalu mengajak ku duduk di sebuah bangku dengan satu meja bundar di depannya.

"Disini sangat sepi, Harry." Keluhku kepadanya. Ia tersenyum jahil. "Kenapa? Kau takut, hah?" Ledeknya. Aku memukul pelan lengannya dan terkekeh.

"Tidak, aku tidak takut." Alibi ku. Harry tertawa menyadari kebohonganku. Ia berhenti tertawa ketika seorang pelayan datang. Itu membuat Harry kembali duduk tegap dan menampilkan kesan wibawanya.

"Permisi, Tuan dan Nona. Apa yang ingin kalian pesan? Kami mempunyai banyak menu andalan disini atau kalian boleh memilih sendiri." Sapanya sambil menebar senyum.

"Keluarkan semua menu andalan." Ucap Harry membuat pelayan tersebut mengangguk tersenyum dan berjalan pergi.

"Kau menyukainya?" Godaku. Ia membelalak kaget dan memegang perutnya menahan tawa.

"Kau bercanda?" Ia bertanya dengan nada tidak yakin dan itu membuat tawa ku meledak. Aku mengangguk pasti sambil melihat pelayan tadi menjauh.

"Tentu saja tidak, bodoh!" Ucapnya sambil terus tertawa. "Kenapa? Dia manis bukan?" Godaku lagi. Ia menggeleng dengan cepat dan melihat jijik ke arah pelayan tadi.

"Karena dia pria, Alice sayang." Ucapnya berhasil membuatku tertawa terpingkal hingga hampir jatuh terlentang ke belakang.

"Maaf menganggu, ini pesanan kalian." Seorang pelayan menaruh beberapa piring di meja bundar di hadapanku. Merasa tidak cukup, Harry menarik meja lainnya lalu pelayan itu menaruh di meja bundar kedua. Setelah tertata semua, pelayan tersebut pergi menjauh.

Harry langsung memakan makanannya begitu pelayan tadi pergi. Tanpa basa basi, aku pun mengambil makananku dan memakannya dengan lahap.

"Sebenarnya, ada apa denganmu? Mengapa tiba-tiba kau mengajakku kesini?" Tanyaku begitu kami menyelesaikan makanan kami. Harry mengelap mulutnya sebentar dan menarik napas. Ia tampak gugup sampai akhirnya membuka suara.

LUCKY [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang