sebelum lu pada baca, gue cuma mo bilang kl ini bakalan jd chapter tergaje yg pernah ada.
ya tp terserah lu pada sih, kl masi mo baca ya bagus kl engga yaudah.
"Kau bisa tidur disana, aku ingin memeriksamu. Semoga diagnosa cepat ku salah." Ia mengecilkan suara di akhir kalimat. Samar ku dengar terdapat kata diagnosa dan salah. Entah apapun itu yang jelas sangat membuat ku penasaran.
"Uhm, jika dilihat secara external atau fisik. Kau tampak baik dan tidak ada kesalahan sedikitpun. Bahkan ketika aku menekan kepalamu, kau tidak merasakan sakit seperti sakit kepala pada umumnya. Jika kau mau ditindak lanjut, silakan datang lusa dan membawa berkas-berkas yang dibutuhkan untuk menjadi pasien tetap." Jelasnya.
"Pasien tetap untuk apa?" Tanyaku.
"Kemungkinan besar kau akan melakukan MRI lusa, dan untuk melakukan itu kau harus menjadi pasien tetap dahulu." Ujarnya. Aku mengangguk seakan mengerti dan melenggang keluar setelah berterima kasih. Dr.Gretel tidak memberiku resep sama sekali. Mungkin ia masih ragu tentang penyakitku yang sebenarnya. Aku berjalan ke luar dari ruangan Dr.Gretel berniat untuk membayar biaya konsultasi, namun baru kuingat bahwa aku tidak membawa uang sepeserpun. Dengan langkah berat, aku berjalan ke kasir dan berniat menghutang.
"Permisi, atas nama Alicia Johnson." Ujarku.
Petugas langsung mengetikan sesuatu di komputer dan mengalihkan pandangannya ke arahku. "Sudah dibayar oleh Mr. Styles."
Menghela napas panjang, aku merasa lega. Oh, aku harus mengucapkan terima kasih pada Harry.
Saat merogoh saku, baru kuingat bahwa aku tidak membawa ponsel. Namun ku temukan beberapa sen yang cukup untuk menggunakan telepon umum. Aku langsung menju ke telepon umum yang terletak di samping halte bus.
"Halo, Harry."
"Ya, ada apa, Alice? Cepat katakan. Aku tidak bisa berbicara lama-lama."
"Tidak. Aku hanya ingin memberitahumu kalau aku sudah selesai dan uhmm terim.."
"Astaga, Alice! Ku kira apa. Seharusnya kau tak perlu meneleponku jika hanya ingin mengatakan itu dan aku juga tidak bisa menjemputmu. Kau bisa naik taksi atau bus. Sudah dulu, sampai jumpa."
"Ya, baiklah. I love..-"
Belum sempat ku selesaikan kalimatku ia sudah mematikan ponselnya. Ia menyuruhku untuk menumpang kendaraan umum sementara uang ku tinggal satu koin yang hanya cukup untuk menelepon seseorang dengan waktu kurang dari 1 menit.
Namun sepertinya, Beatrice mengalami luka yang cukup serius. Terlihat jelas dari sikap Harry kepadanya. Tuhan, berikan kesembuhan pada Beatrice. Amin.
Ku masukan sisa koin tadi ke telepon umum dan menghubungi Phillip. Hanya ia yang terlihat di benakku, lagipula aku juga menghapal nomor ponselnya.
"Hi, I am Phillip Danielle. Who is this?" Ucapnya begitu mengangkat telepon. Aku langsung tertawa kencang mendengar ucapannya yang seperti orang-orang di bagian informasi. Teringat akan jangka waktu yang tidak banyak, aku bergegas berbicara dengan cepat.
"Tolong jemput aku di depan pintu selatan St. Laurent Hospital. Sekarang dan jangan membuatku menunggu lama. Bye." Aku langsung mematikan sambungan dan menunggu Phillip di kursi yang telah disediakan.
Tak membutuhkan waktu lama untuk Phillip sampai kesini. Ia keluar dari mobil barunya. Aku menggelengkan kepala memperhatikan mobil mewahnya. Entah ini sudah keberapa kalinya ia mengganti mobil mewahnya. Huh, mengapa juga aku harus peduli?
"Cepat masuk!" Ia menyembulkan kepalanya di jendela. Aku terkekeh dan segera memasuki mobilnya. Tak lama, ia segera menjalankan mobilnya ke rumah ku.

KAMU SEDANG MEMBACA
LUCKY [Completed]
FanfictionAlice Johnson hanyalah mahasiswi yang mendapat beasiswa di universitas terkenal dan elite. Ia hanyalah anak dari penjual roti murahan, tak lebih. Hidupnya serba kekurangan. Bahkan, Ia harus bekerja demi memenuhi kebutuhan pokoknya Namun, kedatangan...