Ini sudah lewat dari seminggu sejak peristiwa Beatrice menamparku. Aku sama sekali belum bertemu dengan Harry sejak itu.
Sementarara Anne, dua kali aku bertemu dengan nya dan dua kali itu juga dia mengabaikanku
Gaji mingguan ku sudah turun. Aku tidak tahu apa yang terjadi, namun gajiku berkurang beberapa poundsterling dari yang Anne pernah janjikan. Mungkin saja karena aku sering sekali terlambat.
Kemarin, aku melihat Phillip di depan ruang komputer. Ia sedang bersama seorang gadis yang melengkuh hangat di bahunya. Entah siapa, aku tidak peduli.
Begitupun perubahan yang terjadi dengan Ruth. Aku tidak tahu apa yang terjadi dengannya, tapi beberapa hari ini ia bertingkah aneh terhadapku.
Padahal aku hanya orang baru diantara mereka, tapi kenapa aku sudah ikut hanyut dalam masalah mereka? Aku tidak tahu bagaimana mulanya, dan hanya bisa mengikuti alur seiring waktu berjalan.
"Alice." Panggil Mom membuat ku menghempaskan semua pikiran yang terlintas di kepalaku.
"Ada apa, Mom?" Tanyaku.
Mom tersenyum. "Apa kau sudah mendapat gaji?" Tanyanya.
Aku mengangguk. "Sudah. Aku akan ke universitas sekarang. Lalu, mengambilnya di atm dekat universitas." Balasku.
Mom mengangguk. "Simpan saja uangmu." Ujar Mom.
Aku menoleh bingung. "Kenapa, Mom? Aku ingin membantu kau dan Ally." Jawabku.
"Ada yang menawari Mom bekerja sama." Jawab Mom dengan wajah berseri. "Whoa, siapa Mom?" Tanyaku penasaran.
"Tadi ada pelanggan yang memesan 70 roti. Dia baru membuat toko roti dan ia ingin rotiku masuk sebanyak 80 persen ke toko nya. Dan sisanya hanya minuman yang di produksi langsung olehnya." Ujar Mom.
Aku membelakakan mata ku sempurna. "Itu menakjubkan." Balasku. Mom hanya mengangguk dan berlalu meninggalkan ku.
Aku mengambil tas dan mengisinya lalu menjinjingnya keluar. "Aku pergi dulu, Mom." Pamitku pada Mom dengan sedikit berteriak.
Mendengar jawaban dari Mom, aku melangkah menuju halte di depan perumahan. Bus datang tepat saat aku tiba di halte.
Aku langsung masuk dan mengambil tempat kosong di lantai 2. Ku menghabiskan perjalanan dengan membaca novel yang hampir sebulan ku abaikan.
Aku sampai tepat 15 menit sebelum jam pertama di mulai. Entah kenapa aku merasa aku kembali menjadi diriku yang lama ketika aku jauh dari Harry.
Berbicara tentang Harry, sebenarnya aku merindukannya. Sangat. Tapi ku rasa, ini belum tepat untuk bertemu Harry. Tapi tetap, aku harus mengetahui kondisi Harry.
Zayn.
Mungkin lewat Zayn, aku bisa tahu kondisi Harry. Aku berjalan ke kelas Mr. Edwards dan menduduki salah satu kursi kosong.
Tak lama, aku melihat Zayn memasuki kelas. Ia melihat ku dan tersenyum. Zayn menduduki bangku kosong tepat di sebelahku.
"Hai, Alice. Bagaimana kabarmu?" Sapa nya lembut.
"Hai, Zayn. Aku baik. Kau?" Balasku.
Oh aku benci berbasa basi. Aku ingin segera melemparkan semua yang ada di kepala ku sekarang.
"Seperti yang kau lihat. Oh ya, Harry mencarimu. Kenapa kau tidak mengunjungi nya selama ini?" Tanya Zayn.
Ini yang ku tunggu, Zayn. Tentang Harry.
"Well, aku sangat sibuk akhir akhir ini. Aku memang belum sempat menjenguk Harry. Bagaimana denganmu?" Tanyaku.
"Aku sudah beberapa kali menjenguknya. Terakhir kemarin. Ia sudah boleh duduk dan Ia tampak sedikit murung. Ia selalu menanyakan mu setiap kali aku dan teman teman datang." Jelasnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
LUCKY [Completed]
أدب الهواةAlice Johnson hanyalah mahasiswi yang mendapat beasiswa di universitas terkenal dan elite. Ia hanyalah anak dari penjual roti murahan, tak lebih. Hidupnya serba kekurangan. Bahkan, Ia harus bekerja demi memenuhi kebutuhan pokoknya Namun, kedatangan...