CHAPTER 7

2.8K 253 3
                                    

Kaki ku membeku ketika ku tahu bahwa itu Harry. Sialan! Ku rasakan langkah kaki Harry yang mendekat ke arahku. Aku belum mau memutar tubuhku ke arah Harry.

Tiba tiba terlintas di pikiranku tentang semua yang Ruth ceritakan. Aku mengelus bulu kudukku yang merinding. Ia tega membunuh bayi yang belum sempat melihat dunia, berarti dia akan lebih tega untuk membunuh orang.

"Pergi kau pembunuh!" Aku terkejut menyadari apa yang aku katakan. Kalimat itu terlempar dari mulutku dengan mudahnya.

Bisa kurasakan Harry yang berhenti melangkah namun masih beberapa meter di belakang ku. Terdengar hembusan nafas berat Harry dan langkahnya yang menjauh. Baguslah jika dia pergi. Aku langsung berlari memasuki rumah dan menguncinya.

"Alice. Kau kah itu?" Teriak Mom dari kamarnya. Aku masih belum bisa menetralkan jantungku.

"Y..ya, Mom." Balasku. Ku lihat Mom keluar dari kamarnya dengan membawa seuntai benang rajut.

"Bagaimana harimu? Semoga kau senang." Sapa Mom ceria.

"Kau diantar siapa?" Tanya Mom lagi. "Adik temanku." Jawabku. Aku segera meninggalkan Mom dan berlari ke kamar.

"Alice." Terdengar ketukan pintu dan panggilang Ally.

"Ally, ada apa?" Ujarku sambil membuka pintu.

"Alice, aku tahu kau bekerja." Ucapnya sambil menutup pintu pelan.

Ally berjalan pelan ke arah ranjang dan mendudukinya. "Maksudmu?" Tanyaku berpura pura bingung.

"Kau menutupi dari Mom 'kan? Aku melihatmu di butik terkenal yang ada di pinggir jalan dan kau memakai baju pegawai. Benar bukan?" Tanyanya.

Aku membelalak kaget, "Oh, Mom sudah tahu tentang itu. Tapi sepertinya Mom tidak menggubrisnya." Jawabku.

Ally mengangguk dan tersenyum lebar, "Alice, boleh aku meminjam uangmu? Aku ingin melunasi tunggakan pembayaran sekolah bulan kemarin."

Aku mendongak kaget, "Kau tak perlu meminjam, Ally. Aku bekerja untuk mu dan Mom. Sebentar lagi mungkin gaji mingguan ku turun. Akan ku beri untukmu." Jawabku.

Ku lihat pelupuk mata Ally yang sudah basah, aku memeluk adik ku dengan hangat sambil sesekali mencium puncak kepalanya.

"Sudahlah, kau sekarang tidur. Jangan lupa besok sekolah, okay?" Ia mengangguk menghapus air matanya sambil memberikan dua ibu jarinya ke arahku.

Aku menghembuskan nafas dan melemparkan barang barang ku ke bawah ranjang.

Phillip

Phillip melintas dipikiranku tiba tiba. Dimulai dari senyum nya yang manis dan suaranya yang menenangkan.

.

Aku terbangun dan melihat jadwal di buku jurnal ku. Kuliah sore. Hm, mungkin aku bisa ke butik hari ini.

Aku keluar kamar dan menuruni tangga. Sepi sekali, aku mencoba mencari Ally dan Mom di kamarnya tapi mereka tidak ada. Kemana mereka?

Aku membuat pancake dan memakannya dalam hitungan menit. Aku segera berjalan keluar perumahan menuju ke halte bus. Saat mengunci pintu rumah, aku melihat mobil mercedes benz hitam. Itu pasti Harry. Keparat, buat apa lagi dia kesini.

"Alice." Oh! Persetan dengan suara nya. Aku merindukan nya. Namun setengah batinku membencinya.

Aku menghiraukannya dan terus berjalan. Ia menangkap tanganku dan menahannya kencang. Ritme jantungku seketika berdegup seperti habis berlari. Entah apa itu, bahagia namun ada rasa takut terselip di hatiku.

LUCKY [Completed]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang