Aku terkejut begitu menyadari Harry sedang mencoba membangunkanku. Aroma mint menyeruak ke dalam pernapasan ku. Biar ku tebak, pasti Harry mandi pagi. Itu sangat bagus, karena Harry jarang sekali mandi.
"Hei, aku tahu kau sudah bangun." Panggilnya dengan suara rendah.
Aku menggeliat lalu mengusap mata. "Jam berapa ini?" Tanyaku kepada Harry. Ia melihat ke arah jam tangannya, "Jam 8. Hari ini aku libur, bagaimana denganmu?" Tanyanya. Tangannya masih terus mengusap rambutku dan hal itu membuatku semakin mengantuk.
"Hoam.. Hanya satu pelajaran, sepertinya aku akan membolos saja." Ucapku. Ia terkekeh, "Kenapa?" Tanyanya.
Aku membenarkan posisiku lalu bersandar di headboard. "Aku malas. Aku ingin pergi bersamamu, mau?" Tawarku. Ia mengangguk lalu mengangkatku menuju kamar mandi.
"Ku tunggu di bawah." Teriaknya dari luar kamar mandi. Aku melepaskan piyama begitu juga dengan pakaian dalam dan segera berdiri di bawah shower menikmati kucuran air dingin yang membuat badanku segar.
Setelah mandi, aku membuka lemari dan mengambil celana pendek berwarna hitam dan kemeja putih polos. Lalu mengoles bedak asal dan menguncir rambut messy bun. Ku ambil kacamata hitam dan menenggerkanya di atas kepala. Lalu, tas selempang kecil yang kuiisi dengan ponsel dan dompet.
Aku langsung turun ke bawah ketika aku yakin bahwa ini tidaklah buruk. Ku lihat Harry yang sedang menonton tv di ruang tengah.
"Harry." Panggilku. Ia menoleh dan memberikan senyuman manisnya. Ia lansung mengenggam tanganku dan mengajak ku ke mobilnya.
"Mobil baru, huh?" Ledekku saat memasuki mobilnya. Ia hanya tersenyum tipis dan mengangguk.
"Aku heran, kenapa kau selalu mengganti mobilmu setiap minggu? Sekaya itukah kau, Styles?" Tanyaku dengan nada yang kubuat buat.
"Hm.. Jadi, kau ingin kita pergi kemana? Aku tidak punya rekomendasi untuk saat ini." Ia mengalihkan pembicaraan rupanya. Aku terdiam memikirkan tempat-tempat bagus yang ingin ku rekomendasikan.
"Pantai?" Kataku yang terdengar seperti sebuah pertanyaan. Ia menjentikan jarinya kencang. "Pilihan yang bagus." Katanya.
Ia menjalankan mobilnya dengan santai sambil sesekali bernyanyi mengikuti alunan musik di radio. Suaranya sangat seksi, menurutku. Hal memalukan bagiku ketika aku menyanyikan nada tinggi dan suaraku langsung melengkik. Harry langsung menutup kupingnya dengan satu tangan dan tertawa meledek.
"Harry?" Panggilku. Ia menoleh, "Hm?"
"Aku tidak bawa bikini. Kau? Apa kau membawa boxer?" Tanyaku sambil melihat ke arah belakang mobilnya.
Ia menepuk keningnya pelan. "Kenapa kau tidak memikirkan itu dari tadi? Aku hanya membawa satu boxer dan itu sedang ku kenakan. Uhm, bagaimana kalau kita ke mall sebentar membeli bikini untukmu dan boxer untukku?" Usulnya.
Aku menggeleng tegas. "Hanya ke pantai dan kau membeli barang baru? Sungguh mubazir, Harry. Kita bisa mengambil bikini di rumahku lalu mengambil boxer di rumahmu. Bagaimana?"
Sekarang, ia yang menggeleng. "Tidak! Kita sudah berjalan cukup jauh. Sudahlah, sepasang bikini dan sebuah boxer tidak akan membuatku miskin." Katanya dengan nada sombong. Aku tertawa dan memukul pahanya pelan.
"Kau membuatku menegang, sayang." Ujarnya dengan suara rendah. Aku tertawa kencang mendengar leluconnya.
"Baik. Jika kau menegang, apa yang harus ku lakukan?" Tanyaku sambil memasang wajah seperti jalang.
"Suck my dick, maybe." Ujarnya asal. Sentak itu membuat Harry tertawa terbahak bahak.
"Dasar gila." Ucapku kecil. Ia tertawa lalu memberhentikan mobilnya tepat di depan lobby mall.
KAMU SEDANG MEMBACA
LUCKY [Completed]
Fiksi PenggemarAlice Johnson hanyalah mahasiswi yang mendapat beasiswa di universitas terkenal dan elite. Ia hanyalah anak dari penjual roti murahan, tak lebih. Hidupnya serba kekurangan. Bahkan, Ia harus bekerja demi memenuhi kebutuhan pokoknya Namun, kedatangan...