Sinar jingga memaksa masuk ke kamarku melalui celah jendela yang tidak tertutup rapat. Aku menggeliat sejenak lalu berdiri dan membuka tirai kecil di kamarku. Sinar matahari langsung menerobos masuk dengan intensitas nya yang tinggi.
Masih sepagi ini namun matahari sudah secerah ini. Artinya, ini adalah hari yang bagus. Siapapun menyukai hari yang cerah.
Aku berjalan menuju kamar mandi lalu menyikat gigi. Setelah selesai, mengikat rambut asal dan berlari menuju dapur.
Tercium aroma nasi goreng khas buatan Mom. Aku dan Ally sangat menyukai masakan buatan Mom. Cita rasa yang kuat dan tidak tertandingi oleh chef hebat sekalipun.
Aku menjatuhkan bokongku di salah satu kursi di depan Ally. Ally sedang bermain dengan jarinya sendiri tanpa menyadari kehadiranku.
"Jangan melamun, sayang." Ujarku kepadanya. Ia nampak terkejut lalu tertawa terbahak.
"Kau melupakan pasta gigimu, Alice." Tunjuknya ke sudut bibirku. Tanganku terulur menyentuh sudut bibirku namun aku tidak merasakan keganjilan apapun.
"Kanan." Aku menggeserkan jariku dan mendapati sebuah cairan pasta gigi yang menggelikan. Dengan cepat ku basuh dengan air di wastafel.
"Makanan siap!" Teriak Mom sambil membawa sebakul nasi goreng. Aku menyerbu nya dengan cepat tanpa mempedulikan Ally yang cemberut. "Jangan lupa berdoa." Ingat Mom.
Aku menyatukan kedua jariku dan mengucapkan doa singkat di dalam hati.
.
"Jadi, apa kau sudah resmi membuka toko mu?" Tanyaku kepada Mom saat kami sedang berkumpul di ruang tengah.
Ia menyatukan alisnya, "Seperti yang kau lihat. Oh ya, kau akan bekerja mulai dua hari kedepan. Anne akan membantumu menjalankan semua tugasmu. Dan juga Harry." Ucap Mom kepadaku.
Pikiranku seketika terhenti mendengar nama Harry. Astaga! Kenapa memori malam tadi belum bisa ku hapus? Itu terlalu menyakitkan untuk seseorang yang masih sangat amatir dalam hal percintaan seperti ku.
Dan, tidakkah suasana akan menjadi canggung setelah apa yang Harry perbuat kepadaku? Aku tidak dapat membayangkan apabila aku dan Harry terdapat di dalam ruangan yang sama namun tidak berbicara sepatah kata apapun.
"Hei, back to earth, baby." Lambaian tangan Mom di depan wajahku menepis semua bayangan Harry di kepalaku.
"Ada apa denganmu? Apa kau masih sakit kepala?" Tanya Mom kepada ku. Tampak jelas raut khawatir di wajahnya. Aku mengangkat bibir ku tipis dan menggeleng. Ia menghembus napas lega.
"Mom, apa pekerjaan itu tidak menganggu kuliah ku?" Tanyaku berharap Mom membatalkan pekerjaan ku di toko roti nya. Alibi yang bagus, Alice.
"Tentu tidak. Kau tidak akan diberi pekerjaan berat. Aku dan Anne pun tahu batas batas kalian bekerja nanti." Oh sialan! Alibi ku rendahan. Mom tidak menggubris alasan ku tadi.
Drtt...drtt
Getaran di saku belakangku menandakan ada pesan masuk di ponselku. Aku mengambilnya dan melihat pengirim pesan. Harry. Aku ragu untuk membuka nya. Lagipula, untuk apa ia mengirim pesan kepadaku? Mungkin meminta maaf. Tidak, tidak. Tidak mungkin Harry meminta maaf. Tapi, aku akan senang jika ia melakukan itu.
From : Harry
Good morning, babe. Have a nice day :)Tanganku membeku seketika melihat pesan yang dikirimnya. Oh Tuhan! Bahkan ini lebih baik seribu persen dibandingkan ekspetasi ku tadi. Sungguh, aku ingin melompat rasanya jika tidak ada Mom disini.

KAMU SEDANG MEMBACA
LUCKY [Completed]
FanfictionAlice Johnson hanyalah mahasiswi yang mendapat beasiswa di universitas terkenal dan elite. Ia hanyalah anak dari penjual roti murahan, tak lebih. Hidupnya serba kekurangan. Bahkan, Ia harus bekerja demi memenuhi kebutuhan pokoknya Namun, kedatangan...