Aku memegang kenop sambil terus memantapkan hati ku untuk mengatakan semua ini. Saat ini, aku sedang berdiri di depan ruang rawat Natasha. Ada banyak hal yang ingin ku sampaikan kepadanya. Tanganku menekan kenop perlahan dan pintu terbuka tanpa mengeluarkan suara.
"Truth or dare?" Harry? Dia sedang berada disini.
"Truth."
"Siapa pria yang kau cintai?" Tanya Harry.
"Kau." Itu jawaban Natasha. Aku menegang mendengar jawabannya. Jadi inikah alasan mengapa Natasha selalu bersikap ingin merebut Harry dariku? Dia mencintai Harry? Aku masih berdiri di balik dinding. Belum berani memunculkan diri di keadaan seperti ini. Harry tidak mengeluarkan kata sama sekali begitupun dengan Natasha.
"Bagaimana jika aku berkata bahwa..aku menyukaimu?" Kata Harry.
Aku berdiri sambil memegang kepala ku yang berdenyut. Air mata ku lolos turun mengetahui Harry menyukai perempuan lain selain aku. Apa mungkin jika aku mengatakan penyakitku, ia langsung berpindah hati seutuhnya?
"Alice?" Aku tertegun mendengar namaku disebut. Aku mengintip dari celah gorden yang menutupi ranjangnya. Ku pikir mereka mengetahui keberadaanku disini.
"Alice..uhm entah. Aku sendiri pun bingung dengan perasaanku." Tutur Harry. Aku tertunduk lemas sambil berlutut dan bersandar di tembok. Tanganku menjambak rambutku yang mana segumpal rambut langsung berada di tanganku.
"Alice? Ya Tuhan! Apa yang kau lakukan disitu."
Suara Harry terdengar lebih rendah dari biasanya. Ia mengikuti ku, bersila di lantai. Tangannya mengelus rambutku seakan tidak apa-apa.
"Harry, bisa kau tinggalkan aku dengan Natasha. Ada banyak hal yang ingin ku katakan sebelum aku pergi."
Ekspresi nya berubah bingung, "Pergi? Kau mau pergi kemana?"
"Astaga, kau lupa. Kita akan pergi ke Denver lusa." Bohongku.
"Oh, baiklah." Responnya.
Ia membantuku untuk bangkit kemudian berjalan menuju Natasha. "Nath, Alice ingin berbicara berdua denganmu. Aku pergi dulu sebentar. Bye." Ia mengecup kening Natasha dan berlalu keluar.
Natasha memandang ku sinis sambil memainkan kuku-kukunya. "Cepat katakan apa maumu?" Ketusnya.
"Aku akan memutuskan Harry."
Ia menoleh dan seulas senyum terlukis di bibir tipisnya. Ia memelukku erat dan mengatakan terima kasih berulang kali.
"Apa alasanmu ingin memutuskannya?"
Aku terdiam dan memikirkan kalimat apa yang pantas hingga aku tidak terkesan menyedihkan. "Aku akan bekerja di Amerika. Aku tidak bisa menjalani hubungan jarak jauh."
"Yeah, apapun alasanmu. Yang terpenting adalah aku bisa mendapatkan Harry. Aku yakin kau sudah mendengar percakapanku dengan Harry saat bermain Truth or Dare."
Aku menunduk dan memilin ujung kemeja ku. Aku merutuki kebodohanku. Kenapa aku tidak bilang sejujurnya? Kenapa pula aku harus berbohong? Huh!
"Baiklah, kalau begitu. Aku akan..-"
"Silakan pergi."
Aku langsung melangkah keluar dan menemui Harry yang sedang duduk di koridor. Tampak ia sedang memainkan ponselnya dan sesekali tertawa. Pria itu tertawa sangat bebas.
Aku bergegas meninggalkannya tanpa sepatah kata pun. Memasuki mobil dan beranjak menuju toko buku mengingat pesanan Ally tadi.
Seorang pegawai menyapa ku ketika pintu toko terbuka. Aku mengangguk dan meminta untuk mencarikan buku minecraft.

KAMU SEDANG MEMBACA
LUCKY [Completed]
FanfictionAlice Johnson hanyalah mahasiswi yang mendapat beasiswa di universitas terkenal dan elite. Ia hanyalah anak dari penjual roti murahan, tak lebih. Hidupnya serba kekurangan. Bahkan, Ia harus bekerja demi memenuhi kebutuhan pokoknya Namun, kedatangan...