Krystal tengah merapihkan apartemen Kai lantaran kelasnya baru dimulai nanti siang, Kai bilang juga perkuliahannya dimulai bulan depan.
Jadi dari pada tidak ada kegiatan dan Kai juga sudah berangkat sejak setengah jam yang lalu, alangkah baiknya Krystal merapihkan rumah duda tak beranak itu.
Ya sejak menemukan banyak baju wanita dan menyadari Kai seorang playboy dan ditambah lagi peralatan rumah tangganya begitu lengkap untuk ukuran pria yang tinggal sendiri sepertinya tidak salah jika Krystal menyebut Kai dengan duda tak beranak.
Krystal hanya merapihkan bagian yang hanya terlihat oleh matanya saja, tidak untuk kamar Kai atau ruangan yang selalu tertutup rapat yang bersebelahan dengan kamar Kai.
Lagipula ia tak pernah melihat Kai membuka ruangan tersebut, jadi ia pikir ia tak pantas untuk melakukan hal yang mungkin akan mengundang kemarahan Kai, tapi toh Kai tak ada dirumah apa salahnya jika ia hanya sekedar mengintip sedikit untuk melihat isinya.
Krystal melangkah dengan amat hati hati, ia bimbang antara ingin menjaga perasaan Kai dan tidak membukannya atau mengikuti rasa penasarannya yang ingin mengintip sedikit saja.
Baru saja ia hendak menyentuh knop pintu, pintu apartemen Kai terbuka dengan langkah lebar Kai menghampiri Krystal lebih tepatnya menghampiri kamarnya yang berada tepat disamping tempat Krystal berdiri.
Kai keluar membawa buku bersampul merah, hampir senada dengan warna pipi Krystal yang merona merah.
" Bukuku tertinggal, ini penting jadi aku harus kembali dengan tergesa dan membuatmu kaget, maaf." Kai tersenyum sembari mengacak rambut Krystal yang masih mematung dengan senyuman kaku yang terpaksa ia keluarkan dengan usaha setengah mati itu.
" I-iya.." suara kaku Krystal akhirnya keluar juga.
" Ya sudah, aku akan keluar setelah ini, kau bisa berangkat dengan taxi bukan? Pakai ATM yang kuberikan. Sekalian bersihkan ruangan itu sepertinya sudah berdebu" ujar Kai sebelum berjalan keluar dan menutup kembali pintu apartemennya.
Setelah pintu tertutup detik itu juga tubuh Krystal seolah meleleh ambruk dilantai, gadis itu mengelus pelan dadanya.
Hampir saja ia tertangkap oleh Kai, tapi ternyata duda tak beranak itu sepertinya tak keberatan sama sekali jika Krystal mengintip ruangan itu, jangankan mengintip Kai malah menyuruh Krystal untuk membersihkannya.
.
.
.
Soojung hanya memainkan ujung bajunya saat dokter Kang mendorongnya menuju ruang terapi.
" Dokter, apa benar aku bisa sembuh dan berjalan seperti semula?" Tanya Soojung saat terapinya akan dimulai.
Sudah lama, bahkan sejak ia dinyatakan lumpuh dua tahun yang lalu karena kecelakaan yang dialaminya. Ia memilih untuk mengurung dirinya dikamar.
Tidak ingin menemui siapapun kecuali kedua orang tuanya, Sulli dan dokter Kang yang setia mengecek kesehatan Soojung dengan merepotkan dirinya datang kerumah wanita cantik itu.
Bahkan orang tuannyapun terkejut ketika Soojung meminta mereka untuk bilang pada calon tunangannya, Kai, bahwa Soojung sudah meninggal dan dimakamkan di L.A
Ibunya berkali kali bertanya dan memastikan keputusan gila putri semata wayangnya itu. Tapi Soojung dengan tegas menjawab.
" Lebih baik dia tahu kalau aku meninggal dari pada aku harus menangis karena menerima kenyataan Kim Jongin mengabaikanku karena aku lumpuh karena aku cacat. Aku tidak mau bu melihat dia pada akhirnya memilih meninggalkanku demi memilih wanita lain yang lebih cantik dan lebih sempurna dibanding aku!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Maîtresse
FanfictionSummary.... Aku terlalu hina untuk pria sebaik kau, aku bahkan hanya seorang gadis yang tak berpendidikan dan bahkan kau sendiri tahu tubuhku ini sudah dijual oleh ibu tiriku sendiri. - Krystal Jung Awalnya aku hanya kasihan melihatnya yang tak nyam...