Part 5 - New Day, New Life

144 10 5
                                    

Detik-detik menuju kembali kesekolah mulai terasa. Beberapa orang mungkin memilih untuk pergi bersenang-senang dengan teman-teman mereka. Mendatangi pusat perbelanjaan atau mungkin tempat yang bagus hanya untuk sekedar berfoto. Alkha pun juga sebenarnya ingin melakukan hal-hal itu. Namun, ia bisa apa. Dia bahkan belum memiliki teman di sekitar tempat tinggal neneknya.

Sejenak Alkha mulai merindukan sahabat-sahabatnya. Mungkin saja jika saat ini ia masih dirumah, Zian dan Mita tak akan membiarkan ia hanya berdiam diri dirumah. Aktivitas Alkha selama dirumah nenek hanya berjalan-jalan disekitar sungai kecil dekat rumah. Terkadang pula ia ditemani sepupunya, Bayu, pergi ke Malioboro. Itupun tak sering. Pergi ke Malioboro terlalu sering tidak baik untuk kesehatan dompet.

Besok pagi, Alkha akan mengikuti pembekalan MOS disekolahnya yang baru. Dengan nilai yang cukup tinggi membuat Alkha diterima di salah satu SMA favorit di Jogja.

...

Pagi ini dan pagi-pagi yang akan datang, Alkha akan pergi kesekolah bersama Bayu karena dia juga bersekolah disana. Karena hari ini hanya pembekalan dan sekolah baru akan dimulai hari Senin, maka Bayu hanya akan mengantar jemputnya. Alkha pun hanya menuruti kemauan kakak sepupunya itu mengingat ia sendiri pun masih asing di kota ini.

"Mau Mas tungguin aja, Kha? Palingan juga bentar." Ujar Bayu ketika Alkha baru turun dari motor.

"Nggak usah, Mas. Nanti Alkha telepon Mas Bayu aja kalo pembekalannya udah selesai." Bayu hanya tersenyum singkat kemudian mulai menyalakan motornya setelah Alkha masuk kedalam sekolah.

Alkha berjalan pelan menyusuri sekolah itu. Sekolah yang asri dan teduh. Ketika sampai di lapangan, Alkha bingung harus berbuat apa. Tak ada satupun orang yang ia kenali disini. Beberapa orang terlihat menggerombol dengan teman satu sekolahnya mungkin. Daripada terlihat seperti orang linglung, Alkha memutuskan untuk duduk di sekitaran lorong kelas.

"Hei." Alkha mendongak dari kegiatannya memainkan ponsel ketika mendengar seseorang seperti berbicara padanya.

"Hei."

"Boleh ikut duduk?"

"Oh tentu."

Alkha mengamati sekilas gadis yang duduk disampingnya. Gadis itu tersenyum ringan.

"Oiya kita belum kenalan. Aku Fanya." Gadis itu mengulurkan tangannya. Alkha menyambutnya dengan tersenyum.

"Alkha." Jika dengan orang baru, Alkha hanya berbicara seperlunya. Tapi ketika sudah akrab, sifat aslinya akan keluar.

"Nggak bareng sama temen-temen sekolah kamu?"

"Aku pindahan jadi ya.. belum kenal siapapun. Kamu sendiri?"

"Hanya aku yang diterima disekolah ini. Kita barengan aja. Sama-sama sendirian kan."

"Oke."

Akhirnya mereka mulai berbincang membahas tentang satu sama lain. Bel tanda berkumpul pun berbunyi. Mereka harus kumpul di lapangan terlebih dahulu sebelum masuk kedalam kelas sementara selama masa orientasi. Setelah kurang lebih setengah jam melakukan apel pagi dan pengarahan singkat, barisan pun dibubarkan untuk melihat kelas sementara mereka.

"Wah nggak perlu lama nyari. Nama kamu ada, Kha?"

"Alhamdulillah, urutan 20 tu."

"Seriusan? Kita sekelas ternyata haha. Absen dekat pula."

Keduanya memilih masuk kedalam kelas dan melihat bangku yang masih kosong. Bangku nomor tiga dari depan. Tidak buruk. Walaupun baru berkenalan beberapa jam yang lalu, Fanya dan Alkha sudah seperti teman lama. Fanya ini anaknya asik, gampang bergaul dan sedikit ceplas-ceplos. Alkha mengira hanya dirinya yang masih memakai sapaan aku-kamu, ternyata masih ada Fanya. Fakta lainnya yang Alkha temukan adalah Fanya ini suka dengan hal-hal yang berbau Korea.

A Million PiecesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang