Mentari pagi mulai meninggi. Semua orang mulai sibuk dengan keseharian mereka. Meski begitu, masih ada yang tetap bergelung dengan selimut di atas kasur. Salah satunya adalah Alkha. Hari pertama libur tengah semester dimanfaatkan olehnya untuk balas dendam tidur dan bangun siang. Tak ada yang mengganggu tidur gadis itu. Suasana rumah yang sepi benar-benar sempurna bagi Alkha untuk melanjutkan tidur selepas sholat subuh.
"Betah banget ni anak tidurnya." Gumam Bayu saat membuka kamar Alkha yang tak terkunci.
Laki-laki itu berjalan mendekati ranjang Alkha dan menghempaskan tubuhnya dengan keras di sana. Gadis itu mulai bergerak pelan. Membuka sedikit selimutnya dan melihat siapa tersangka pengganggu tidurnya.
"Mas Bayu!" Alkha memberenggut kesal sembari mendorong tubuh Bayu menjauh kemudian melanjutkan tidur.
"Lah malah lanjut molor. Bangun woy!"
"Apaan sih, Mas! Tumben banget jam segini udah bangun trus malah gangguin aku. Masih ngantuk ni."
"Kalo bukan karna suruh nganterin simbah-nenek- belanja juga mending molor, Kha. Bangun trus mandi sana. Rombongan dari Semarang dah mau nyampe noh."
Alkha masih bergeming di tempat. Bayu mendengus kesal kemudian bangkit dan menarik tangan Alkha agar gadis itu duduk. Dengan ogah-ogahan, Alkha yang masih mengantuk karena lembur nonton film semalam bangun. Gadis itu masih duduk di atas kasur sembari mengucek matanya.
"Buruan mandi trus turun bantuin nata makanan." Ujar Bayu yang sudah melepaskan tangan Alkha yang tadi ditarik olehnya lalu mengacak rambut Alkha gemas. Bayu baru keluar dari kamar gadis itu ketika telah memastikan Alkha masuk ke dalam kamar mandi.
...
Sebuah mobil mulai terlihat masuk ke halaman rumah khas jawa itu. Ketika pintu mulai terbuka satu per satu, Alkha segera berlari menghambur keluar memeluk Ibunya yang baru keluar dari mobil. Didekap erat Ibunya, melepas rindu. Lalu dilanjutkan dengan memeluk Ayah dan Maul. Seketika suasana menjadi kian heboh dan dramatis karena pertemuan Mita dan Alkha. Keduanya saling memeluk erat serta melompat-lompat kegirangan seperti sudah tak bertemu puluhan tahun. Padahal jika ditilik kebelakang, mereka baru saja bertemu minggu lalu lebih kurangnya.
"Gue kangen lo mulu Mak!"
"Aku juga, padahal belum lama kita ketemu terakhir ya." Ujar Alkha saat mereka saling melepas pelukan dan melangkah masuk rumah beriringan.
"Rencana awal gue gak kesini sendiri lho."
"Mau ngajak siapa aja emang?"
"Anak-anak yang lain lah, tapi merekanya sok sibuk sih sampe gak ada yang respon chat gue. Ya udah tinggal aja. Ntar kita foto-foto terus pamerin ke mereka."
Dalam hati malah Alkha mensyukuri jika hanya Mita yang menyusulnya ke Jogja. Alkha hanya tersenyum menanggapi rencana yang sepertinya sudah disusun sedemikian rupa oleh sahabatnya ini. Mood Alkha yang tadinya redup kini berubah menjadi cerah setelah kedatangan keluarga dan sahabatnya. Setelah mengobrol sebentar dengan nenek serta keluarga Alkha yang lain, Alkha mengajak Mita masuk ke dalam kamarnya untuk beristirahat.
"Hawanya enak banget, nyaman disini."
"Sayang banget ya belum ketemu sama Mas Bayu."
"Itu mulu yang dibahas sih, Kha. Tapi, emang lagi kemana sih Mas lo yang cakep itu?"
"Nah kan ujung-ujungnya nanyain juga hahahhaha."
"Puas-puasin aja tu ketawanya biar sampe keselek sekalian."
"Hehehe... sorry deh sorry. Mas Bayu lagi pergi bentar, ada urusan katanya."
Mita hanya manggut-manggut kemudian menghempaskan tubuhnya yang lelah ke kasur di kamar Alkha. Begitu nyaman dan damai. Apalagi ditambah dengan semilir angin yang masuk lewat jendela yang dIbuka lebar oleh Alkha. Rasanya Mita ingin tidur saja sekarang.

KAMU SEDANG MEMBACA
A Million Pieces
Chick-LitMemang benar apa yang dikatakan orang-orang bahwa seorang laki-laki dan seorang perempuan tak bisa sepenuhnya bersahabat secara murni. Entah si laki-laki yang memendam perasaannya kepada sang perempuan atau mungkin sebaliknya. Lalu mereka akan terus...