Cara menikmati liburan yang sederhana tapi menyenangkan bagi Alkha adalah berdiam diri dirumah. Apalagi saat hari libur nasional yang jatuh pada hari Sabtu. Long weekend. Alkha bukanlah tipikal anak yang suka sering main keluar rumah. Hal itu pemborosan menurutnya.
Terlebih ia masih perlu lebih beradaptasi selama tinggal di rumah neneknya. Setelah membantu nenek membuat kue kering, Alkha memilih untuk nonton TV dengan ditemani setoples pangsit. What a nice day, pikir Alkha.
"Kha, ntar temenin Mas beli kado buat ultah temen bisa?" suara Bayu terdengar seiring dengan langkahnya yang mendekati sosok Alkha yang duduk santai didepan TV.
"Jam berapa emang?" Alkha hanya mendongak sedikit sambil mengunyah pangsit.
"Sore aja sekitar jam 4an. Long weekend kan ini, takutnya macet."
"Traktir makan tapi ya hahaha."
"Dari dulu kalo ngajak kamu mah gratisnya kalo kesambet doang." Bayu mengacak rambut Alkha gemas kemudian merebut toples berisi pangsit dipangkuan Alkha dan ikut duduk disebelahnya. Alkha hanya cengengesan.
"Namanya juga lagi pengiritan, Mas. Hehe."
Selepas ashar, Alkha sudah rapi dengan kaos putih lengan pendek bertuliskan converse serta gambar sepatu yang biasa terpajang di lapak sekitaran Malioboro. Celana jeans panjang berwarna hitam, tas seukuran dompet warna krem yang bertali panjang dan sepatu sandal senada dengan celananya turut melengkapi penampilan Alkha sore itu. Dengan menenteng jaket jeans miliknya, Alkha menghampiri Bayu yang masih memakai sepatunya di ruang tamu.
Bayu menatap penampilan adik sepupunya dari ujung rambut hingga ujung kaki. Yang diperhatikan mulai mengerutkan dahi.
"Ada yang aneh ya?" Bayu menggeleng.
"Gitu doang tampilan kamu? Nggak pernah berubah emang."
"Lha terus mau gimana? Sopan kok kalo mau ke mall juga."
"Yaudah lah gak usah dibahas. Berangkat sekarang keburu sore."
...
Sesampainya mereka disalah satu mall terbesar di Kota Yogyakarta, mereka lantas menuju toko aksesoris. Teman Bayu yang sebentar lagi ulang tahun adalah perempuan, jadilah ia meminta Alkha untuk membantu memilihkan kado yang sekiranya cocok untuk temannya. Bayu sendiri tak begitu paham dengan yang begituan.
Selama perjalanan menuju toko aksesoris tersebut, Alkha dan Bayu sesekali bercanda. Terkadang Alkha memegang lengan Bayu saat cowok itu mulai berjalan terlalu cepat. Orang-orang yang berada disekitar mereka pasti akan menyangka jika mereka adalah sepasang kekasih yang serasi. Bayu bahkan merangkul Alkha yang memiliki tinggi hanya sebatas pundaknya.
Mereka memang sudah sangat dekat sejak kecil mengingat umur mereka yang hanya berbeda setahun. Ketika Alkha kecil, ia tak punya saudara perempuan. Jadilah ia sering bermain dengan Bayu. Kemanapun Bayu pergi, Alkha kecil selalu merengek ingin ikut. Alkha kecil memang sangat dimanjakan oleh Bayu.
"Romantis banget ye kita hahaha."
"Iya juga ya haha. Kek orang lagi pacaran. Kalo gini caranya, gimana Mas Bayu bisa dapet pacar coba?"
"Belum kepikiran buat cari pacar sih jadi ya santai aja. Kamu sendiri kapan mau kenalin pacar kamu ke Mas?" Alkha seketika terdiam.
"Aku belum punya pacar kok."
"Kalo yang ditaksir ada kan?" Bayu masih mencoba menggoda Alkha. Alkha terdiam sejenak. Berpikir. Kalau ia menjawab dengan jawaban yang ambigu, Bayu akan makin menggodanya hingga cowok itu puas dengan jawaban yang diberikan Alkha.

KAMU SEDANG MEMBACA
A Million Pieces
Literatura FemininaMemang benar apa yang dikatakan orang-orang bahwa seorang laki-laki dan seorang perempuan tak bisa sepenuhnya bersahabat secara murni. Entah si laki-laki yang memendam perasaannya kepada sang perempuan atau mungkin sebaliknya. Lalu mereka akan terus...