chapter5

532 59 8
                                    

Shopping adalah yang terbaik!

Kami banyak sekali berbelanja hari ini. Membeli pakaian, sepatu tas, dan beberapa accessories pendukung. Kebetulan sekali, hari ini ada diskon yang lumayan untuk menghemat uang sakuku yang hampir menipis. Semenjak aku bekerja, mom jarang sekali memberikan aku uang saku. Mom bilang jika aku harus mandiri. Tapi meskipun begitu, aku tidak masalah. Tak pernah kekurangan apapun karna aku memang menyukainya. Bagiku, uang dan tahta bukanlah hal yang penting. Kecuali teman. Yang akan selalu berada disampingmu entah dalam keadaan sulit atupun bahagia.

Selesai berbelanja, aku dan Nessa beristirahat disalah satu Caffe yang ada dimall. Membeli ice cream dan beberapa cemilan sebagai teman mengobrol kami. "Jadi, kapan kau akan mulai bekerja?"

"Mungkin besok lusa. Kau akan selalu datang, kan? Spesial untuk sahabatku ini. Aku akan memberikan pelayanan yang bagus." Aku mengedipkan satu mataku. Bergaya ala pelayan yang sangat pandai dalam melayani para tamunya, sepertinya menyenangkan.

Nessa tertawa. "Dasar aneh. Itu tidak seperti dirimu." Aku mengerutkan bibirku. Biar saja aku aneh. Yang penting kan aku Cute. Hehe,

"Apa Harry tahu kau bekerja ditempat Liam?" Aku menggeleng.

Dad dan momku saja tidak tahu aku sudah mengundurkan diri. Apalagi bekerja ditempat Liam. Mungkin setelah ini, mereka akan diberitahu. Dan pastinya, aku akan mendapatkan amukan dari Mom dan Dadku.

"Jangan sampai dia tahu, kau tahu sendiri kan. Harry itu tidak suka jika aku dekat-dekat dengan Liam Entah apa alasannya, aku juga tidak mengerti."

"Benar. Semenjak acara camping kita dulu, Sikap Harry jadi aneh pada Liam." Dulu kami semua pernah pergi camping, dan entah kenapa saat kami pulang dari sana. Harry terlihat berbeda dengan Liam. Meskipun mereka masih akrab dan saling berbicara. Tapi, jika aku dekat- dekat dengannya. Harry selalu marah. Ujung-ujungnya kami akan saling bertengkar. "Sudahlah, aku sedang tidak mau membahas dia."

***

Aku hanya bisa menunduk saat aku dimarahi oleh Mom dan Dadku. Mereka kecewa karna aku mengundurkan diri tanpa memberitahu mereka terlebih dulu. Apalagi, ini adalah perusahaan teman Mom dan Dad. Yang sudah dianggap oleh keluarga kami sendiri.

Setelah menjelaskan apa yang terjadi, Mom dan dadku agak kurang setuju. Mengundurkan diri hanya karna aku bertengkar dengan Harry. Tapi itu sudah keputusanku. Aku yang menjalaninya, tentu aku juga yang harus memutuskan jalan apa yang akan ku pilih.

Apalagi saat mereka tahu kalau aku bekerja di Caffe Liam. Posisi yang menurun drastis dari posisiku dikantor Harry. Tapi itu tidak masalah. Jabatan bukanlah yang penting. Yang terpenting itu adalah hatimu.

"Kalau mom dan dad tahu apa yang aku rasakan, mom dan dad tidak akan memarahiku!" Aku berteriak. Air mataku tak sempat ku tahan dan mengalir begitu saja. "Bagiku, sulit kalau aku harus terus bersama dengannya mom. Itu semakin membuatku merasa tidak bisa hidup tanpanya. Menyakitkan, saat nantinya aku akan melihat lelaki yang ku cintai bersama dengan wanita lain."
Bukan hal rahasia lagi, Dad dan Mom tahu mengenai perasaanku pada Harry. Yah, saat kecil. Aku suka sekali bercerita pada mom jika nanti. Saat aku dewasa aku ingin sekali menikah dengan Harry. Mempunyai anak dan hidup bahagia. Aku bahkan masih menyimpan gambar yang aku buat. Diriku dan Harry bersama dengan seorang anak kecil yang ku sebut sebagai anak kami nantinya. Tapi sepertinya itu hanyalah angan belaka. Tak akan pernah terjadi dalam kehidupan nyata.

"Aku sudah memutuskan ini. Dan aku akan menjalaninya." Aku semakin mendesak Dad dan Mom. Tidak mau kalah beradu pendapat dengan mereka.

"Aby,"

"Aku harap mom mengerti. Mengenai uncle dan aunty, aku bisa mengobrol dengan mereka nantinya. Aku akan meminta maaf, aku janji itu." Aku langsung melangkah pergi ke kamarku. Meninggalkan dad dan momku tanpa menunggu jawaban dari mereka.

JUST, LOVE ME (H.S)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang