Aku masih tidak tahu apa yang terjadi. Saat aku menanyakan apa yang terjadi, Harry hanya diam. Dan pada akhirnya dia akan marah kepadaku. Setelah pulang ke hotel, kami langsung memesan tiket pesawat yang akan pergi dihari itu juga. Dan ternyata masih ada. Kami segera mengemas barang-barang kami secepat yang kami bisa.
Melihat betapa khawatirnya saat ini, aku pastikan sesuatu -atau mungkin seseorang yang menyangkut hal itu adalah orang yang sangat penting bagi Harry. nyatanya, dia rela pergi sekarang juga hanya untuk kembali dari bulan madu kami. Mendiamkan aku yang masih kebingungan.Aku tahu sesuatu sedang terjadi. Dan Harry sedang memikirkannya dengan perasaan khawatir. Tapi setidaknya, Harry bisa menjelaskan apa yang tengah terjadi. Jadi aku bisa mencoba untuk menenangkannya. Bukannya mendiamkan aku seperti ini.
Ingin rasanya aku menghubungi Mom ataupun Nessa. Tapi sayangnya aku sedang berada di pesawat. Dan kami tidak boleh menggunakan ponsel.
Tak lama kami sampai di London. Dengan tergesa-gesa, Harry mengambil semua barang-barang kami. Berjalan cepat menuju luar bandara.
"Aby, kau pulang duluan. Aku sudah menyuruh Louis untuk menjemputmu. Sebentar lagi dia akan datang."
Aku tergelak. Apa maksudnya itu. jadi kita tidak akan pulang bersama. Tapi kenapa?
"Harry! sebenarnya ada apa? katakan padaku apa yang sedang terjadi?!" Teriakku keras. Menginginkan sebuah jawaban. Tapi tak pernah kudapatkan. Harry hanya mencium keningku sebelum dia pergi."Maaf, aku tidak bisa mengatakannya saat ini. percayalah padaku, semuanya baik-baik saja. Aku akan menghubungimu nanti."
Setelah itu, Harry pergi. Meninggalkan aku sendirian dibandara. Aku seperti orang bodoh yang dicampakkan suaminya. Ditinggalkan tanpa sebuah alasan yang ku ketahui.
"Nona, anda butuh bantuan?" Seorang penjaga menawariku bantuan. Secepat mungkin ku hapus air mataku. Mengiyakannya dengan senyuman dan menyuruhnya untuk membawa barang-barangku ke dalam bagasi taksi. Tidak peduli Louis mau menjemputku atau tidak. Aku sama sekali tidak peduli.
Perasaanku sedang tidak baik. Apalagi dengan tempramen buruk yang ku miliki. Disepanjang perjalanan aku mengumpat kesal. Menangis yang entah ku lakukan demi apa. Yang jelas, aku merasa tersakiti untuk ke sekian kalinya.
"Mom!" Aku menangis dalam pelukan Mom saat aku sampai di rumahku. Sengaja aku tidak pulang ke rumah Mom Anne. aku tidak ingin Mom Anne melihatku pulang sendirian, apalagi dalam keadaan menangis.
Sebagai pasangan yang baru pulang bulan madu, kami harusnya pulang dalam keadaan bahagia dengan sebuah kabar yang baik. Tapi itu hanyalah mimpi belaka."Aby. Apa yang terjadi padamu? Kenapa kau menangis, dan dimana Harry?" bertubi-tubi Momku memberikan pertanyaan tentang keadaanku saat ini. tapi, aku hanya menangis dan terus menangis. Sampai Mom membawaku masuk kedalam rumah, mengajakku duduk disofa sambil mengelus punggungku.
"Katakan pada Mom. Kenapa kau menangis? Bukankah kalian akan pulang dua hari lagi? apa sesuatu terjadi pada kalian?"
Aku menggeleng. Menyeka air mataku, "Tidak Mom. Tidak ada yang terjadi pada kami. Tapi, sesuatu yang tak ku mengerti telah terjadi."
Dahi Mom berkerut, "Apa maksudmu Aby?"
"Saat kami disana, Harry mendapatkan telfon entah dari siapa. Raut wajahnya berubah khawatir. dan saat itu juga, Harry meminta pulang. Tapi saat ku tanyakan apa yang sedang terjadi. Harry malah marah- marah padaku. Sepanjang perjalanan dia mendiamkanku. Bahkan saat kami sudah sampai dibandara, dia menyuruhku pulang bersama Louis.
" Aku kembali menangis. Memeluk Mom erat, "Mom, sebenarnya apa yang sedang terjadi. Aku benar-benar tidak mengerti kenapa Harry bisa seperti itu."
Mom melepas pelukan kami, menatapku dengan wajah bingung. "Tidak ada yang terjadi disini Aby. Perusahaan berjalan dengan baik. Dad, Mom dan orang tua Harry. Semuanya dalam keadaan yang baik, tanpa adanya masalah ataupun musibah yang menimpa kami."Aku tertegun. Kembali memikirkan hal-hal buruk yang akan terjadi. Aku semakin bingung tentang apa yang telah terjadi saat ini. Segera ku hubungi Mom Anne. Dan saat dia tahu aku dan Harry sudah kembali dari Spanyol, Mom sangat terkejut.
"Ku pikir Harry sudah mengatakan pada Mom kalau kami akan kembali." Ucapku pada Mom Anne.
"Tidak Aby, Mom sama sekali tidak mendapatkan kabar apapun. Sebenarnya apa yang terjadi?"
Jantungku semakin berdegup kencang. Perasaan panas dalam hati seakan mengoyak dadaku. "Harry, dia tiba-tiba meminta pulang. Dan saat kami telah sampai dibandara dia pergi begitu saja tanpa mengatakan apapun mengenai apa yang terjadi."
Mom Anne pun sama sekali tidak mengerti apa yang terjadi. Semuanya ikut kebingungan kemana Harry pergi dan kenapa dia pergi. semuanya masih menjadi teka-teki. Nessa, Liam. Bahkan Louis yang dimintai tolong untuk menjemputku pun tidak tahu apa yang terjadi.
Louis bungkam saat ditanya alasan Harry pergi. Aku tahu mereka selalu menyimpan rahasia mereka masing-masing. Tapi aku adalah istrinya, dan aku berhak tahu tentang permasalahan yang tengah dihadapi Harry.Ponsel Harry bahkan tidak aktif setelah kepergiannya. Entah apa yang telah terjadi, aku semakin ketakutan. Takut sesuatu yang buruk menimpanya, takut jika Harry akan meninggalkanku begitu saja. Entahlah, semua itu terus membayangi pikiranku.
"Aby, ayo kita makan dulu." Mom datang ke kamarku. Mengajakku untuk makan malam.
"Mom. . . Apa masih tidak ada kabar mengenai Harry?" Tanyaku parau. Dia bilang Harry akan menghubungiku. Tapi nyatanya, sampai saat ini Harry sama sekali tidak melakukan itu.
Mom menggeleng. Sedih saat melihat diriku yang tak bersemangat hanya untuk berbicara saja. Sejak kepulanganku kemarin sore, aku terus tiduran diatas ranjang tanpa melakukan apapun. Menunggu kabar dari suamiku, Harry.
"Harry pasti akan menghubungimu setelah dia mengurus urusannya. Sekarang kau makan dulu ya, sudah sejak kemarin kau belum makan."
"Tidak Mom, aku ingin Harry. Aku ingin melihatnya." Aku kembali menangis. Perasaan aneh yang bergemuruh. Rasa sesak yang membuatku ingin terus menangis membuatku tak kuasa untuk menahannya. Saat Ini aku terluka, jika saja Harry mengetahuinya. Dia tidak akan pernah melakukan hal ini padaku. Menghilang tanpa menghubungiku sejak kemarin."Aby," Mom merengkuh diriku dalam pelukan. Aku tetap menangis terisak. Sudah lebih dari ratusan kali Mom melakukan hal yang sama setiap kali aku menangis. Dan itu semua hanya karna satu orang yang bernama Harry.
"Aby, kita makan dulu ya. Mom tidak ingin kamu sakit. Mom mohon padamu," Merasa tak tega. Aku mengiyakan ajakan Mom. Pergi ke ruang makan untuk makan malam bersama.
Mom begitu telaten mengambilkan beberapa makanan dipiringku. Dan belum sempat aku menyendoknya, aku sudah merasakan perutku mual. Membuatku harus berlari ke wastafel. Saat aku muntah, tak ada satupun yang keluar. Tapi tetap saja perutku terus mual, merasakan sesuatu yang aneh yang ada diperutku hingga aku terus ingin muntah.
Mom yang melihatnya begitu khawatir. Mungkin ini efek karna aku sudah tidak makan sejak kemarin, ditambah lagi dulu aku pernah sakit radang usus.
"Aby," Aku menoleh menatap Mom yang begitu khawatir. "Aku tidak apa-apa, mungkin aku hanya kelelahan. Mom tahu sendiri kan, aku akan gampang sakit kalau aku terlalu stres dan banyak pikiran."Ku akui kalau aku terlalu memikirkan Harry sampai-sampai aku tidak memikirkan kesehatanku sendiri. segera ku basuh bibirku sebelum aku kembali ke meja makan.
Hanya membutuhkan tiga langkah, sebelum kepalaku terasa begitu pusing. Tubuhku terasa sangat lemas hingga membuatku limbung ke belakang. Untunglah saat itu ada Mom yang masih berada tepat didekatku. Hingga mampu menumpu berat tubuhku.
"Aby!" Ku dengar Mom berteriak memanggil namaku. Sebelum aku kehilangan kesadaranku dan pingsan.
***
Double update atau enggak yah?.. iya aja deh hahaha

KAMU SEDANG MEMBACA
JUST, LOVE ME (H.S)
FanfictionApa kalian yakin Harry yang mempunyai sikap dingin dan egois itu bisa aku luluhkan? Mencintai pria dingin seperti Harry sangatlah membingungkan Dia teman masa kecilku dan musuhku hingga sekarang aku mencintainya dalam diam apakah aku bisa memilikiny...