chapter26

538 49 6
                                    

"Kita mampir dulu ke toko buku ya?" Pintaku pada Harry, saat kami telah beberapa menit lalu meninggalkan rumah.

Harry menoleh kepadaku, "Untuk apa? tidak ada waktu untuk bertamasya Aby, kita harus sampai di sana sebelum sore." Ucapnya ketus. Ya, memang perjalanan kita sangatlah lama. Apalagi jam 10 pagi kita baru berangkat karna Harry harus bertemu dengan seorang Client yang penting.
"Sudahlah, Turuti saja." Jawabku tak kalah ketus. Harry hanya menghela nafas pasrah saat mendengar permintaanku. Dengan enggan, Harry mengantarkan aku ke toko buku yang satu jalur dengan jalan yang kita lalui.

Sesampainya disana, aku langsung pergi ke tempat dimana buku- buku khusus anak kecil berada. Mencari sebuah buku yang ingin sekali aku beli.

"Untuk apa membeli buku cerita?" Tanya Harry padaku.

"Untuk Kenn." Jawabku tanpa menoleh, karna aku masih sibuk mencari-cari buku yang ku mau.

"Kenn?"

"Humm. . . Ini hanya sebagai temannya dikala tidur. Pasti dia akan sangat suka." Ucapku girang. Saat aku menemukan sebuah buku yang cocok, aku langsung mengambilnya. Hendak ke kasir untuk membayar, tapi tangan Harry meraihku dengan cepat.

"Kau kenapa?"

Dahiku berkerut, tak mengerti dengan pertanyaan Harry. "Kenapa apanya?"
Saat tahu dengan tatapan mata Harry. Aku baru menyadari apa maksud ucapannya tadi. "Ini hanya rasa simpatiku padanya, Harry. Bukan untuk hal lain."

Ku lepas tangan Harry, meninggalkannya ke kasir untuk membayar buku yang ku beli. Kemudian kami kembali melanjutkan perjalanan kami.

Sepanjang perjalanan, tak ada satupun kata yang keluar dari mulut Harry. Dia sangat pendiam, hanya saja terkadang dia melihatku sejenak sebelum kembali fokus pada jalanan.

Aku rasa Harry masih memikirkan soal kejadian ditoko buku tadi.

Jam demi jam terlewat dengan sangat lama. Tak berbicara, padahal kami dalam satu mobil kecil selama berberapa jam. Rasanya aku seperti tengah bersama dengan orang asing. Melihatnya begitu pendiam seperti ini, memang selama ini dia selalu seperti itu. Tapi ini berbeda, Harry seperti tengah menjaga jarak padaku. Seperti tak nyaman bersamaku karna dia akan menyakitiku lagi dengan ucapan atau sikapnya yang kasar.

"Kita sudah sampai." Harry bergumam pelan. Aku kemudian meliriknya sejenak sebelum mataku terfokus pada sebuah rumah mewah dengan halaman luas didepannya. Harry kemudian masuk kedalam halaman. Memarkirkan mobilnya sebelum dia keluar. Tak menunggu Harry untuk membukakan pintu, aku langsung keluar dari mobil.
Harry berjalan ke arahku. Meraih pinggangku untuk dibawa masuk kedalam.

"Ingat, tidak ada acara menginap. Setelah ini kita akan beristirahat dihotel saja." Ucapnya penuh wanti-wanti. Aku jadi heran, kenapa Harry terus ngotot tidak mengijinkan aku menginap dirumah Kendall. Mungkinkah dia merasa tidak enak karna aku akan bertemu dengan anak dan wanita yang sempat tidur dengannya.

Saat kami masuk kedalam rumah, kami langsung disambut oleh seorang gadis cantik yang ku yakini adalah Kendall. Matanya penuh dengan binar kebahagiaan saat melihat kami -atau lebih tepatnya Harry.

"Harry!" Tubuhku tertegun saat Kendall menghambur ke pelukan Harry. Hingga mau tak mau tubuhku tersingkirkan dari rengkuhan suamiku sendiri. Ada perasaan pedih saat ku lihat Kendall memeluk Harry tanpa rasa malu sedikitpun padaku. Padahal dia tahu kalau Harry sudah menikah. Dan istrinya tepat berada dihadapannya.

"Kendall, lepaskan aku!" Harry menggeram. Mendorong tubuh Kendall dengan cepat. Mata Harry beralih kepadaku dengan wajah was-was.

Aku hanya tersenyum kecut, kemudian memberikan salamku pada Kendall yang masih tak terima didorong oleh Harry.
"Hallo, aku Aby. Senang bertemu denganmu Kendall"

JUST, LOVE ME (H.S)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang