chapter13

474 48 4
                                    

Ready for the bonus? Enjoyy..

Bau harum yang sangat familiar begitu tercium dihidungku. Bau obat-obatan dan juga beberapa suara orang tengah mengobrol tertangkap ditelingaku saat ku rasakan mataku sedikit demi sedikit terbuka. Saat itu juga ku rasakan tanganku seperti diberi sesuatu.

Selang infus. Ucapku dalam hati.

Aku menengadah. Menatap ke sekeliling. Aku berada dirumah sakit. Tapi kapan? Kenapa aku bisa ada disini?

Ku coba mengingat apa yang terjadi. Tapi kepalaku langsung terasa begitu sakit sampai membuatku meringis kesakitan.

"Aby, kau baik-baik saja?" Aku terkejut saat tiba-tiba Harry muncul dengan wajah khawatir. Tubuhnya langsung berada disampingku saat dia menyadari aku kesakitan. Dengan cekatan, Harry meraih kepalaku. Berkali-kali dia bertanya apakah aku baik-baik saja, tapi aku hanya tetap diam dengan kebingungan.

Kenapa Harry ada disini?

Dan kenapa denganku ini?

"Harry, apa yang terjadi padaku?" Tanyaku kemudian.

"Kau pingsan. Dokter bilang kau terkena radang usus, karna terlalu stress dan banyak tekanan. Kau sudah lebih baik?"

Aku mengangguk kecil. Rasanya masih sakit saat aku mencoba menggerakkan kepalaku. Baru ku sadari jika semalam aku pingsan karna perutku yang sakit.

"Kenapa kau ada disini?"

"Saat tahu kau pingsan, mommu langsung menghubungiku. Mereka sudah berjaga semalaman, dan saat ini mereka sedang pulang ke rumah untuk membawakan beberapa baju dan keperluanmu ke sini." Aku mendesah, menelan ludahku dengan sangat susah. Aku butuh minum. Leherku terasa kering karna kehausan.

"Kau mau minum?" Aku mengangguk saat Harry menyadari apa yang ku inginkan. Dengan lembut, tangan Harry meraihku. Membantuku untuk bangun dan menyenderkan tubuhku dipunggung ranjang. Harry kemudian membantuku untuk minum sebelum dia kembali membaringkan tubuhku.

"Terima kasih," Ucapku pelan.

"Istirahatlah. Mungkin, sebentar lagi Nessa dan Louis akan datang untuk menjengukmu. Saat aku menghubungi Louis, dan Nessa tahu kau jatuh sakit. Dia begitu mengkhawatirkanmu." Aku tersenyum tipis. Senang rasanya, dikelilingi oleh orang-orang yang menyayangimu dan ada disampingmu saat kau benar-benar butuh.

"Apa kau juga mengkhawatirkan aku?" Pertanyaan itu, entah kenapa muncul secara tiba-tiba dari mulutku. Bisa ku lihat raut wajah Harry berubah saat mendengarnya. Mungkin, dia tidak terganggu.

Tak sanggup mendengar jawaban dari Harry. Aku mengalihkan pandanganku ke arah lain. Mengabaikan perasaanku yang mulai tersakiti lagi. Seharusnya aku tidak bersikap seperti ini pada Harry.

"Eh?" Aku menoleh saat merasakan tanganku digenggam oleh Harry. Dia menatapku dengan begitu lembut sampai aku sulit untuk memalingkan wajahku dari matanya yang tajam. "Lebih dari yang kau ketahui, Aby. Aku sungguh mengkhawatirkanmu." Jantungku berdebar. Dadaku terasa sesak dengan gemuruh aneh yang mendadak membuatku sedih.

Apa ini? hanya dengan kalimat kecil yang dia ucapkan. Aku merasa begitu bahagia, tapi juga merasa terluka. Leherku terasa tercekat, sulit untuk sekedar berucap.

"Aku mohon, jangan menyiksaku dengan melihatmu sakit Abigail."

Hatiku berdesir. Merasa jika saat ini, Harry seakan menjadi belahan jiwaku yang sangat mencintai diriku.

"Apa ini, salah satu dari peran teman kecil, Harry?" Tanyaku dengan suara parau. Aku tak lagi mau mendengar bualan yang nantinya akan kembali meruntuhkan hatiku yang sudah memantapkan untuk melupakan Harry.

JUST, LOVE ME (H.S)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang