Paginya, aku melihat Harry tak ada diruangan. Hanya ada Mom dan juga Nessa. Saat ku tanyakan, dimana Harry. Nessa hanya menjawab kalau Harry sedang pergi. Tapi, dia tidak tahu kemana perginya.
Mom mendekati ranjang. Memberikan beberapa obat dan air mineral kepadaku. "Tadi, saat Harry pergi. Mom lihat dia sangat tergesa- gesa. Mungkin dia sedang ada urusan penting. Makanya dia tidak mengatakan apapun."
Aku mengambil satu persatu obat yang sudah disiapkan Mom, meminumnya seteguk demi seteguk.
"Baru ditinggal sebentar, sudah merindukan Harry" Nessa terkekeh.Menggodaku tepat didepan mom, hingga membuatnya tersenyum kecil. Aku hanya memandanginya dengan mata melotot.
"Aku bukannya rindu. Hanya ingin tahu saja, kemana dia pergi."
"Itu sama saja, anakku sayang." Mom mencubit pipiku dengan gemas. "Sudah ya, Mom tinggal dulu." Lanjutnya kemudian.
"Apa Dad tidak datang?" Mom menggeleng. "Kau tahu sendiri dia itu sangat sibuk. Apalagi sekarang dia sedang membantu memulihkan perusahaan Daddynya Harry."
Aku hanya bergumam. Benar juga, aku sampai lupa soal hal itu. Kemudian Mom beranjak pergi meninggalkan kami berdua.
"Semalam, apa yang terjadi dengan kalian berdua?" Aku mendelik saat Nessa menanyakan pertanyaan yang aneh kepadaku. "Memangnya apa yang terjadi?" Tanyaku balik.
"Jangan pura-pura bodoh. Aku tahu semalam kalian hanya berdua saja diruangan ini. Kau. Dan juga Harry." Ucap Nessa penuh penekanan. Ada seulas senyum menggoda yang dia tunjukkan kepadaku. Aku hanya menghembuskan nafasku, raut wajahku jadi kusut mengingat kembali kejadian semalam. "Kami bertengkar. Lebih tepatnya, bertengkar dengan Liam." Ucapku kemudian.
Nessa melotot kaget ke arahku. "Kenapa bisa begitu?!" Ucapnya setengah berteriak.
Aku hanya mengangkat bahuku. "Semalam aku merasa bosan terus-terusan diatas ranjang. Jadi aku keluar dengan diam-diam dan pergi ke taman. Tidak sengaja, Liam menjengukku dan kami mengobrol bersama. Sampai Liam kembali mengantarku ke ruangan. Harry melihat kami."
"Aku tidak tahu apa yang sedang mereka pertengkarkan. Harry marah karna ucapan Liam dan dia hampir memukulnya." Aku menghembuskan nafasku resah. "Itu kali pertamanya aku melihat Harry semarah itu. Wajahnya, sangat menakutkan sampai membuatku takut."
"Tapi, Nessa. . ." Ku pandangi wajah Nessa dengan resah. " Sebelumnya, saat aku sadar dari pingsanku. Aku merasa Harry terlihat berbeda. Dia mengatakan hal yang aneh kepadaku."
"Apa itu?" Nessa nampak kebingungan. Sekaligus penasaran dengan kelanjutan ceritaku. "Saat ku tanya apakah dia khawatir padaku. Dia menjawabnya dengan begitu serius. Pandangan matanya kepadaku, waktu itu. . . Aku merasa dia benar-benar sangat mengkhawatirkan aku." Aku menjelaskannya dengan susah payah sampai dahiku berkerut.
Sulit untuk mengatakannya dengan kata-kata saat ku lihat ekspresi wajah Harry saat itu. antara sesuatu yang menyulitkan dan perasaan bersalah. Tapi juga ada rasa sayang dan rindu yang saat itu aku rasakan.
Harry seperti ingin menggenggamku. Tapi, seperti ada sesuatu yang menghalanginya untuk bisa berada dekat denganku.
"Entahlah, aku sulit mengatakannya. Tapi yang jelas, Harry sangat berbeda." Lanjutku kemudian.
"Mungkin, dia sudah sadar kalau kau sangat berarti untuknya. Atau mungkin, dia melakukan ini karna sebentar lagi dia akan menikah. Maaf Aby, bukannya aku ingin membuatmu sedih. Tapi, kurasa dia seperti itu karna dia tahu. Sebentar lagi, perhatiannya tak akan sama seperti dulu kepadamu."
Aku tersenyum getir. "Aku tahu itu Nessa. Aunty juga pernah mengatakannya kepadaku. Aku juga tak meminta lebih. Cukup melihat Harry bahagia. Aku juga sudah bahagia."

KAMU SEDANG MEMBACA
JUST, LOVE ME (H.S)
FanfictionApa kalian yakin Harry yang mempunyai sikap dingin dan egois itu bisa aku luluhkan? Mencintai pria dingin seperti Harry sangatlah membingungkan Dia teman masa kecilku dan musuhku hingga sekarang aku mencintainya dalam diam apakah aku bisa memilikiny...