chapter21

532 52 0
                                    

Tiga hari setelah pernikahan kami, Harry kembali ke pekerjaannya. Di hari-hari selanjutnya, aku selalu sendirian dirumah. Mengobrol bersama Mom dan terkadang aku main ke rumah Nessa. Menonton film ataupun pergi ke Caffe Liam.

Harry terlalu sibuk dengan pekerjaannya sampai pulang larut malam. Setelah itupun, dia langsung tidur pulas tanpa saling mengobrol ataupun menyapa karna aku sudah berada di alam mimpiku setiap kali Harry pulang. Setelah pagi, dia kembali ke aktifitasnya seperti biasa.
Jika dipikir-pikir. Tak ada semenitpun kami saling meluangkan waktu untuk bersama. Saat pagi, aku sibuk menyiapkan sarapan untuknya bersama dengan Mom. Setelah itu, menyiapkan semua keperluannya dan akhirnya, Harry pergi ke kantor.

Aku merasa sendirian selama satu minggu ini. Mom bilang, aku harus tetap bersabar. Ini semua karna Harry tengah sibuk mengembalikan perusahaan ayahnya yang sedang menurun. Ya aku tahu itu, sangat memaklumi karna keputusanku menikah dengan Harry juga karna ingin menolong keluarga Harry.

Tapi, aku merasa aku seperti sebuah debu yang dihembuskan begitu saja. Tak terjamah bahkan sama sekali tak dilihat. Aku hanya ingin waktu sedikit untuk bersama dengan Harry. Setidaknya semenit untuk bisa mengobrol dengannya layaknya suami istri.

Tidak seperti pasangan lain yang membicarakan soal bulan madu. Setiap kali aku ingin membahasnya, Harry selalu mengatakan kalau itu urusan belakangan. Hal yang menjadi titik fokusnya adalah kembalinya kejayaan perusahaan ayahnya. Itu semua demi karyawan-karyawan yang telah bekerja diperusahaan mereka. tidak ingin mengecewakannya. Harry mati-matian mempertahankannya sesuai dengan kewajibannya sebagai anak yang nantinya akan mewarisi perusahaan ayahnya.
Bibirku menyunggingkan sebuah senyuman saat semua orang melihatku masuk ke kantor Harry. Menyapaku dengan sapaan lembut saat tahu, istri dari Presdire-nya datang.

Beberapa diantara mereka menatapku seakan takjub. Ya, seolah tidak mengerti dengan kisah hidup kami. Dulu, kami sering sekali berkelahi, dan sekarang telah menjadi suami istri yang sah. Siapa yang tidak akan takjub mendengar hal itu.

Aku saja masih tidak menyangka akan menikah dengan lelaki yang sejak kecil aku sukai. Teman kecil, sekaligus cinta pertamaku.

Sengaja, sebelum aku pergi ke ruangan Harry untuk membawakan makanan. Aku menyempatkan diriku ke tempat dimana dulu aku bekerja. Tempat dimana aku mendapatkan banyak sekali teman dan pengalaman yang tidak akan pernah aku lupakan.

Banyak yang terkejut saat aku datang, semuanya bersorak penuh kegirangan. Memberiku selamat atas pernikahanku. Ada juga yang bertanya-tanya. Ingin tahu bagaimana kami akhirnya bisa menikah setelah sekian lama saling mengejek dan membully.

Aku hanya tersenyum saat menanggapinya. Sampai Niall datang menghampiriku. Kami kemudian duduk berdua disebuah kursi. Mengobrol mengenai banyak hal.
"Aku sangat merindukan masa-masa bekerja disini." Gumamku pelan. Mataku sibuk memperhatikan semua orang yang tengah bekerja. Suasana yang begitu sibuk setiap kali jam kerja.

"Kenapa tidak kembali bekerja disini saja. Toh, Presdire adalah suamimu sendiri."

"Aku tidak mau satu kantor dengan Harry. Aku juga tidak ingin masuk ke perusahaan ini karna nama suamiku. Lagipula, Ada hal yang ingin aku lakukan untuk beberapa waktu ke depan." Ungkapku penuh lembut. Wajahku tersipu malu saat mengatakannya.

Dahi Niall berkerut, "Apa itu?"

Aku terkekeh. "Melakukan tugas sebagai seorang Istri." Astaga, aku merasa aku seperti orang yang lebay dalam menanggapi rumah tanggaku sendiri. Niall yang mendengarnya hanya tertawa geli melihat sikap maluku dihadapannya.

"Kau tahu Aby. Dulu, kau sering sekali menangis, marah dan kesal karna Presdire. Tapi sekarang kau terlihat berbeda. Selalu tersenyum setiap kali membahas mengenai suamimu."
Aku menggelengkan kepalaku. "Tidak semuanya selalu tersenyum. Meskipun kami sudah menikah, Harry tetap pada imagenya yang kejam dan dingin. Aku sampai heran, kenapa aku bisa menyukai lelaki seperti dia."

JUST, LOVE ME (H.S)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang