Jingga menjemput senja yang jatuh, langit begitu megah berhiaskan selaput-selaput awan tipis pembias sinar mentari, setiap benda di bumi nampak pucat tertimpa cahayanya. Angin berdesir dan memicu dingin, lembab udara yang terhirup tak membuat Zayn,Niall,Harry,Liam dan Kareem beranjak dari bangku di taman kota. Mereka berempat tak bosan menunggu Louis sembari menonton ulang video hasil kerja mereka kemarin yang telah diedit oleh Zayn dan siap untuk dikirim.
“Kareem, kau terlihat sangat meyakinkan. Kurasa kau bisa meraih piala Oscar suatu hari nanti,” Ujar Harry, dia mengomentari adegan dimana Kareem keluar dari dalam mobil setelah membuka kacamata hitam dan berjalan dengan anggun bersama Rose yang muncul dari pintu lain dengan seekor cihuahua di pelukan gadis manis itu.
“Elf terlihat lebih manis,” Niall berkomentar juga, dia duduk di samping Harry beralaskan rumput hijau sementara kawannya yang lain duduk di bangku beton.
“Aku cemburu Niall, dulu kau selalu bilang aku yang paling menarik,” sebuah toyoran mendarat di kepala Niall dengan lembut, Niall mendongak dan menatap sekilas Kareem yang duduk di belakangnya.
“Tapi aku sudah jatuh cinta pada Elf,”
“Namanya Jasmine,” Liam menyahut ketus
“Terserah, kau dan Louis membuatku bingung. Terserah Jasmine atau Rose yang jelas bagiku dia adalah peri bungaku. Kau sudah setuju dengan ini,” Niall mengarahkan telunjuknya sebelum Liam angkat bicara untuk menyela kata-katanya, “Jadi jangan memprotes,”
“Hei, tapi ngomong-ngomong, suara kalian bagus juga,” Kareem memainkan jari telunjuk dan jari tengahnya di dagu panjangnya, memperhatikan video yang terputar dimana Zayn,Niall,Harry,Liam dan Louis berjalan dengan gaya dingin di atas jembatan.“Harmonisasi suara yang bagus, kalian tidak kalah dari Westlife, aku sebagai fans berat mereka tidak keberatan kalau kalian menyanyikan lagu ini berulang-ulang,”
“Berani bayar berapa?” Timpal Liam, dia berlagak bercanda.
“Aku mau menyanyikan lagu Westlife berulang-ulang untukmu,”
“Zayn pasti akan langsung merekam suaranya untukmu,”
Secara bersamaan Harry dan Niall menyahut bersamaan, mencuri perhatian Kareem,Liam dan Zayn yang paling dibuat terkejut oleh kata-kata Niall. Harry menyadari kata-kata Niall sesaat kemudian dan turut melemparkan tatapan penuh tanya kepada si pirang di sampingnya itu. Hening disana menjadi pembatas berarti, menjalani detik-detik waktu yang terasa abadi dan menegangkan. Niall berdoa semoga hujan segera turun meskipun langit cerah hari itu. Dia terjebak dalam masalah!
“Maaf terlambat!” Seruan! Louis datang! Niall bersorak dalam hati dan langsung menoleh ke sumber suara, dari arah jalan nampak Louis berlari-lari kecil dengan tas selempang di bahunya, menghampiri tempat dia dan kawan-kawannya berkumpul.
“Aku ada urusan tadi,” Louis tiba dan langsung mencuri perhatian semua orang, Niall merasa lega seakan mendapat cucuran air yang dia inginkan tadi. Allah selalu memberikan yang terbaik, yang kita butuhkan bukan yang kita inginkan.
“Apa kalian sudah mengirim videonya? “ Louis duduk di bangku di samping Zayn yang masih memilih untuk menjadi orang paling pendiam disana, “Ponselku mati, aku ingin mengirim pesan supaya kalian tidak menunggu tapi begitulah, keadaan tidak memihak,”
“Kami sudah berjanji akan menunggu,” Zayn meraih ipad dari bangku di meja bundar berukir di depan Niall dan Harry, “Ini proyek bersama jadi harus sesuai rencana awal, kau lihat dulu kalau ada yang tidak kau sukai kau bisa mengatakannya dan langsung kita edit untuk dikirim besok saja,” Zayn menekan tombol play dan video World of Our Own versi mereka langsung terputar disana.