Pagi-pagi buta di hari minggu Niall dikejutkan oleh kehadiran Louis seusai dia sholat subuh, si konyol itu tak berhenti mengetuk pintu rumahnya secara membabi buta. Mata ayah berkilat setelah berdoa, Zayn dan Niall saling menatap sementara ibu langsung bergegas keluar dari ruang sholat membuka pintu diikuti ayah, Zayn dan Niall yang berdiri di belakangnya.
“Dimana Rose?”
Bukan salam atau sapaan yang terlontar pertama kali dari mulut Louis melainkan pertanyaan yang menjurus kepada sebuah tuduhan,matanya yang memerah dan tajam tertuju kepada Niall yang berdiri tepat di samping ayah.
“Elf?” desis Niall lirih, dia menelan ludahnya yang terasa mengeras, dua rasa takut dari orang yang berbeda menguasainya. Takut karena Louis yang bertanya tentang keberadaan Elf kepadanya dan juga tatapan harimau dari ayah.
“Namanya Rose!” Seru Louis, matanya nyalang menatap Niall seolah hendak melumat pemuda itu bulat-bulat seketika waktu itu juga.
“Niall! Siapa Rose? Apa yang sudah kau lakukan?” Ayah menggertak keras, suaranya melenyapkan suara Louis seperti gemuruh petir yang menguasai langit, kaki Niall melemas setiap kali mendengar suara itu, ibu dan Zayn terlonjak sementara Louis masih dikuasai amarah.
“Rose adikku dan dia pasti membawanya pergi!” Louis mulai menunjuk-nunjuk, ayah menatapnya sekilas lalu sebuah tamparan keras dia berikan ke wajah Niall yang langsung tersungkur nyaris terjatuh ke lantai jika Zayn yang berdiri di sampingnya tidak memeganginya. Ibu menjerit, menggertak suaminya dengan teriakkan.
“Aku tidak bersama Elf, aku tidak tahu, kemarin aku pulang dari toko dan kau pulang bersamanyakan?” Niall menegakkan tubuhnya dengan bersusah payah, membiarkan setitik darah mengalir dari sudut bibir bekas tamparan ayahnya.
“Kau masih bekerja di toko bunga? Kenapa kau tidak bisa menurutiku?”
Ayah mendahului berbicara saat Louis hendak membuka mulut, namun Niall tak menghiraukan amarah ayahnya itu, dia lebih memilih untuk menanti kata-kata dari Louis. Bayang-bayang Elf membuatnya cemas.
“Siapa lagi kalau bukan kau? Elf tidak pernah pergi terlalu lama dari rumah! Terakhir kali dia pulang malam adalah dua minggu lalu saat kau meminta izin menutup toko lebih awal! Niall aku memberimu kepercayaan tapi tidak berarti kau bisa bertingkah sesuka hatimu! Sekarang katakan dimana Rose!” Louis berbicara dengan tempo cepat tanpa jeda, dia menarik kerah kaos polo yang melekat di tubuh Niall, menarik pemuda itu dari pegangan Zayn yang langsung mendorong bahu Louis namun ternyata cengkraman Louis lebih kuat dari yang dia duga.
“Katakan dimana adikku!” Louis meraung tepat di depan wajah Niall yang kebingungan sekaligus cemas, dia ingin segera pergi dari tempat dan suasana menyesakkan itu, dia ingin pergi dan mencari Elf yang sekarang entah dimana.
“Niall apa yang kau lakukan?” ibu yang telah berurai air mata akhirnya membuka mulut, dia berdiri di samping Niall dan bertanya dengan suara lembut.
“Aku tidak tahu dan sebaiknya sekarang kau lepaskan aku! Dia ada di luar sana dan aku harus mencarinya!” Niall balik mencengkram kerah jaket Louis, berusaha melepaskan diri.
“Kau tidak akan pergi kemanapun!” Sentak ayah tiba-tiba, dengan sekali tarikan dia berhasil melepaskan Niall dari cengkraman Louis dan melepaskan cengkraman Niall pada diri Louis, menarik putranya dengan kasar lantas memepetkan tubuhnya ke tembok,wajah Niall mengeras saat menatap mata ayahnya yang berkilat.