"Di dunia ini ada milyaran manusia, namun kau dan aku dipertemukan. Sayang, hanya sekedar untuk saling mengenal."
Chapter 1.
"Please bantuin gue..." anak laki-laki itu memohon kepada perempuan yang ada di hadapannya. Perempuan itu hanya mengangkat kedua alisnya acuh tak acuh.
"Berasa ngomong sama angin." Merasa tidak diperhatikan, lelaki itu menghempaskan tubuhnya ke kursi, merasa sangat frustrasi.
Setelah hening beberapa saat, akhirnya perempuan yang daritadi tidak menghiraukannya pun memandangnya dengan tatapan yang tidak bisa diartikan, yang dipandang langsung menegapkan lagi tubuhnya.
Sedetik kemudian perempuan itu kembali membaca buku yang ada di hadapannya. Lagi-lagi anak laki-laki itu hanya bisa menghembuskan napas panjang.
"Gini, ya, coba lo deketin dia dulu, deh, kan gak mungkin aja tiba-tiba gue langsung nyuruh dia buat jadian sama lo? yang ada dia nanti ilfeel sama lo," perempuan itu memutuskan untuk mengeluarkan suara, tapi tetap tanpa berpaling dari buku Harry Potter-nya..
"Tapi janji ya lo juga bantuin gue?" suara laki-laki itu kembali dengan penuh harap.
"Kalo berhasil, gue bakalan give you everything that you want," tambahnya merayu.
"hmm..." sekali lagi perempuan pencinta Harry Potter itu hanya menjawab dengan deheman tanpa menatap lawan bicaranya.
"Naira Putri Himawan... Temanku yang tercantik, terpintar, terbaik, please tolongin temanmu ini, Agha Wahyu Nugroho untuk mendekati sahabatmu, Charissa Leandra, " cowok yang bernama Agha itu kembali merayu Naira, yang jelas-jelas tidak ingin diganggu, dengan suara yang lumayan keras. Membuat orang-orang yang sedang berada di perpustakaan berpaling melihat kegaduhan yang dibuat Agha, Naira pun langsung melebarkan mata bulatnya, dan menatap temannya dengan tatapan membunuh.
Dasar gak tau malu.
"Ih... bawel banget sih lo! Ngga tau ini perpustakaan ya? Iya gue bantuin lo, Gha. Tenang sih!"
Kali ini Naira memutuskan untuk menjawab sambil menatap mata Agha.
Alasan mengapa Naira menjawab Agha seperti itu agar cowok yang tingkat kebawelannya di atas rata-rata ini bisa berhenti merengek, dan Naira bisa berkonsentrasi membaca novel favorite-nya tersebut.
Terlihat sekali kesungguhan hati Agha untuk mendekati Risa, sahabat Naira. Ia pun baru tahu kalau Agha menyimpan rasa untuk Risa semalam, saat Agha menghubunginya yang awalnya menanyakan soal event tahunan sekolah. Dan ternyata omongan event itu hanyalah suatu basa-basi untuk berbicara tentang Risa.
Akhirnya entah bagaimana caranya Agha bisa lolos jam pelajaran kali ini, dan menemui Naira di perpustakaan. Naira sendiri bisa berada di perpustakaan karena dia diberi kebebasan oleh guru Sejarah untuk tidak mengikuti remedial karena memang dia satu-satunya siswa yang mendapatkan nilai di atas KKM.
"Bener nih? Oke deh. Thanks, Nai, gue masuk kelas dulu ya," ucap Agha sambil mengacak rambut Naira. Setelah selesai mengacak rambut perempuan yg ada di hadapannya Agha belum juga beranjak dari tempatnya.
Karena tidak ingin terus-menerus menjadi pusat perhatian para siswa yang sedang mendapatkan kunjungan wajib perpustakaan, Naira meleparkan tatapan mautnya yang seolah-oleah berkata:
'Terus ngapain masih disini sekarang?'
"Oke, oke, gue keluar sekarang." Agha pun bangkit dari tempat duduknya dan berjalan keluar perpustakaan.
Perpustakaan sekolah Naira ini memang sangat nyaman, dan koleksi bukunya juga lengkap. Perpustakaan ini adalah tempat favorite Naira untuk melarikan diri dari hiruk pikuk suasana sekolah yang membuat kepala pusing. Naira merasa dia bisa memulihkan kepalanya yang berat menjadi lebih ringan bila berada di perpustakaan ini.
Dan Naira juga punya tempat favorite di perustakaan ini. Yaitu di belakang pojok kanan dekat jendela yang menghadap langsung ke lapangan. Naira sering sekali duduk terdiam di sana sambil melihat pertandingan futsal atau basket yang sering dilakukan ketika jam istirahat atau jam kosong.
Setelah Agha keluar. Naira akhirnya bisa terbebas dari gangguan orang aneh itu. Sebenarnya Agha sudah cukup akrab degan Naira, karena mereka adalah partner dalam Organisasi Sekolah. Dan mereka sedang menyiapkan suatu event tahunan di sekolah. Risa dan Oliv masuk kedalam kepanitiaan acara tersebut.
Naira tetap terlihat tenang membaca novel favoritenya itu. Tetapi jauh di lubuk hatinya ia memikirkan sahabatnya, Risa, sambil membalik halaman demi halaman novel tersebut terlintas sosok sahabatnya yang masih belum bisa sepunuhnya melupakan seorang laki-laki bernama Igo yang telah menyakitinya.
Walau Igo sudah menyakiti hati Risa, tapi entah mengapa Risa masih saja belum bisa melupakan Igo sampai saat ini setelah apa yang Igo perbuat terhadapnya, padahal sudah hampir enam bulan berlalu setelah kejadian hujan sore itu. Tapi tetap saja Risa merasa bahwa Igo akan berubah dan mengajaknya kembali. Tapi buktinya sampai sekarang Igo bahkan tidak pernah menyapa Risa. Dan kini muncul harapan.
Apa Agha bisa nyembuhin luka lama Risa? Batin Naira bertanya.
Dia takut sahabatnya itu akan tersakiti untuk kedua kalinya. Tetapi saat tadi Naira menatap matanya, sepertinya Agha besungguh-sengguh. Senyum Naira mengembang, tampak sangat berharap Agha bisa mengembalikan Risa seperti dulu lagi, sering sekali Naira memergoki Risa tertawa bersama orang-orang sekelilingnya dan sering sekali juga setelah itu Risa menangis tersedu-sedu.
***
All the Love -i
KAMU SEDANG MEMBACA
Far Away
Teen FictionMencintai seseorang secara diam-diam itu memang sangat sakit. Tapi entah mengapa aku sangat menyukai itu. Aku masih saja bertahan dalam keadaan seperti ini. Keadaan, mencintai dalam diam. Tidak seorang pun tau tentang perasaan ini. Siapa yang menyan...