12 - Menghilang

6.6K 428 51
                                    

Happy Reading !!!!

-

-

-

-

Chapter 12 – Menghilang.

Agha terduduk diam sambil memandang ponsel di hadapannya. Sedetik yang lalu bundanya menelpon. Sudah menjadi hal yang biasa jika Agha dipaksa oleh bundanya untuk melakukan sesuatu, dan tentu saja Agha selalu menurut. Tapi untuk titah yang baru saja diberikan oleh bundanya ini, sedikit membuat Agha menghilangkan cap penurutnya.

Tadi Ratna –Ibunda Agha memberikan titah untuk Agha lewat telpon agar membawa Risa ke makan malam keluarga besok. Sebenarnya, jika keadaan hubungannya dengan Risa masih seperti seminggu yang lalu ini adalah hal yang paling menyenangkan untuk Agha. Tapi sudah dua hari ini, terhitung semenjak acara sekolah, Risa menghindarinya. Pesan-pesan singkat Agha tidak ada satu pun yang dibalas. Bahkan Risa tidak masuk sekolah genap dua hari. Naira yang biasa menjadi sumber informasinya juga sudah kehabisan stok informasi.

Risa menghilang bak ditelan bumi.

Agha pun memutuskan untuk mendatangi Naira lagi hari ini, berharap bisa mendapat secuil informasi tentang kekasihnya itu.

"Nai, tadi bunda gue nelpon." Agha yang sudah lima menit berada di hadapan Naira yang sedang asik membaca novel pun akhirnya angkat suara.

"Hmmm." Hanya deheman yang keluar dari mulut Naira.

"Terus dia nyuruh gue ngajak Risa makan malem besok," Agha menjelaskan sambil mengetuk-ngetukkan jarinya ke meja perpustakaan.

"Dan masalah nya adalah?" Seperti seorang cenayang Naira langsung menanyakan apa yang dari tadi Agha ingin katakana.

"Dan masalahnya itu, lo tau kan, Risa sekarang entah kemana? Gak tau dia lagi di dunia bagian mana? Dan lo tau juga kan, gue sama pacar gue satu-satunya itu lagi puasa ngomong?"

"Gak usah retoris." Naira paling tidak suka dengan pertanyaan-pertanyaan yang tidak membutuhkan jawaban.

"Gimana caranya gue ngajak Risa makan malem sama keluarga gue, kalo kita aja lagi puasa ngomong?"

"Lo ajak lah Gha..." Merasa obrolan ini cukup penting akhirnya Naira menutup novel yang sedang ia baca, karena konsentrasinya tidak bisa dibagi dua.

"Coba lo sms dulu ngajaknya, siapa tau dibales." Saran Naira.

"Gue yang sms nih?"

"Ya iyalah, masa gue?" Naira sudah siap melemparkan kepalan tangannya ke wajah Agha kalau dia menanyakan hal yang tidak masuk akal.

"Oke-oke gue yang sms."

Agha pun menarikan jemarinya ke layar ponsel miliknya. Dengan cepat ia menuliskan sebuah pesan untuk Risa, lalu mengirimnya.

Ris, besok diajak makan malem sama bunda. Gue jemput ya besok jam 5 sore.

Send...

"Gak dibales Nai..." Rengek Agha sedetik setelah mengirim pesan tersebut.

"Lo baru ngirim barusan Gha, ba.. ru.. san.." Naira akhirnya melemparkan novel yang tadi ia baca, dan sukses di tangkap oleh Agha, membuat Naira semakin kesal.

"Nai, Risa tuh kemana sih?" Tanya Agha frustrasi sambil menyenderkan tubuhnya ke kursi dan meletakkan novel yang tadi ia tangkap di atas meja.

"Gue juga gak tau Gha, bahkan dia gak bisa dihubungin, absen berhari-hari. Malah harusnya gue yang nanya sama lo. Lo sama Risa ada apa?"

Far AwayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang