Bukan Epilog.
Ku pandangi pantulan diriku di cermin. Menatap setiap detail tubuhku yang sudah terbalut kebaya putih nan cantik, dan juga wajahku yang sudah dilapisi make up serta hiasan hitam di keningku.
Menikah.
Aku akhirnya menikah dengan seseorang yang aku cintai, mengakhiri segala macam penantianku akan pangeran berkuda putih dari kerajaan seberang.
Dengan anggun aku keluar dari kamar ganti, dan berjalan menuju pelaminan dengan anggun. Beberapa menit yang lalu aku sudah resmi menjadi seorang istri.
Ku lihat pandangan laki-laki yang berada di pelaminan itu menatapku teduh. Tatapan yang membuatku jatuh cinta.
Di sebelah laki-laki itu, ada kedua sahabatku yang memakai pakaian kembar. Membuatku tertawa saat pertama kali melihatnya.
"Cantik, banget sih, Bu," salah satu dari mereka memujiku.
Inilah kebahagiaanku yang selalu aku syukuri, tetap bersahabat dengan mereka walau sudah bertahun-tahun lamanya.
Tak lama aku sampai, pembawa acara memulai aksinya.
"Sekali lagi, mari kita ucapkan selamat menempuh hidup baru kepada Syauqi dan Risa, semoga menjadi keluarga yang sakinah, mawadah dan warohmah."
Kemudian pengisi acara mulai menyanyikan lagu-lagu khas pernikahan.
"Kalian kapan nyusul?" tanyaku kepada Naira dan Oliv.
"Oliv, dulu deh, gue belakangan, gak enak Liv, kalo keduluan mulu," jawab Naira bercanda. Ia masih Naira yang sama, masih seorang sahabat rasa kakak.
Kita bertiga tertawa bersama, merekam setiap kejadian yang akan menjadi kenangan.
"Nai, makan dulu yuk?" suara itu. Suara yang pernah mengisi hatiku beberapa tahun yang lalu.
"Liv, Ris, gue makan dulu ya," pamit Naira lalu turun dari pelaminan.
Aku senang melihat Agha dan Naira yang masih tetap bersama setelah 5 tahun terpisah antar benua. Kini, sudah tidak ada lagi rasa getir seperti 6 tahun yang lalu. Kini, aku berharap mereka akan menyusulku secepat mungkin.
Sekarang. Aku bahagia.
Dear Agha.
Aku mencintaimu, dengan caraku.
Aku mencintaimu, dengan sikapku.
Gak pernah punya ramalan, kalau aku akan cinta mati sama kamu kaya gini. Gak pernah kepikiran kalua aku bakal berantem sama Risa gara-gara kamu.
Kamu itu, sesuatu yang gak pernah bisa aku tebak. Contohnya kaya kamu yang tiba-tiba dateng ke rumah jam 1 pagi. Aku gak pernah nebak kamu bakal senekat itu dateng ke rumah tengah malem.
Dan sekarang, lagi-lagi kamu gak ketebak kalo bakal hilang kaya gini. Hilang tanpa kabar.
Tapi aku tahu, pasti ada sesuatu yang lebih penting sekarang dibanding aku kan?
Apapun itu, aku terima.
Dan aku harap, perasaan kamu gak berubah.
Karena aku, sudah berani menyatakan kalau aku,
Mencintaimu.
-Naira P.H.
*** The End ***
hOLAA!
Yaaa ini adalah penutup dari cerita FAR AWAY.
akhirnya perjalanan Risa-Agha-Naira dinyatakan selesai, HUAAA seneng banget akhirnya bisa nyelesain cerita ini.
Makasih buat kalian semua yang udah nyempetin baca, vote dan juga buang-buang tenaga buat komentar di cerita newbie kaya gue gini.
Kalian punya saran buat cerita ini? kaya harus lebih ini atau kurang itu atau ada pertanyaan buat Risa, Agha, Naira atau bahkan gue? *ngarep*. kalo ada silahkan ditulis di kolom komentar atau bisa langsung dm aja. oke?
sampai bertemu di cerita gue selanjutnya!
ALL THE LOVE.
-Inessa K-
KAMU SEDANG MEMBACA
Far Away
Teen FictionMencintai seseorang secara diam-diam itu memang sangat sakit. Tapi entah mengapa aku sangat menyukai itu. Aku masih saja bertahan dalam keadaan seperti ini. Keadaan, mencintai dalam diam. Tidak seorang pun tau tentang perasaan ini. Siapa yang menyan...