10 - Event

5.8K 426 34
                                    

Sepuluh - Event

Youth - Troye Sivan

Setelah proses persiapan selama lima bulan lebih akhirnya hari yang ditunggu datang juga. Hari ini event tahunan sekolah akan dilaksanakan, seluruh panitia sudah berkumpul sejak subuh tadi. Bahkan Naira dan beberapa rekannya menginap di sekolah karena ada masalah dengan bagian property hingga pukul 3 pagi.

Naira mengumpulkan seluruh panitia yang sudah datang dan memberikan sedikit wejangan dan beberapa tugas untuk masing-masing panitia, semuanya menyimak dengan serius. Setelah merasa cukup memberikan wejangannya Nairapun mengajak semua panitia untuk membentuk lingkaran dan berdoa bersama lalu diakhiri dengan tos bersama.

Saat acara sudah memasuki kepertengahan, Naira beberapakali memijat keningnya yang terasa pusing, mungkin karena dirinya yang benar-benar tidak tidur semalam. Mengingat setelah urusan property selesai ia malah keasikan main UNO bersama Agha, Diki, Wella dan Rama sampai-sampai ia tidak sadar telah terlelap tepat di lengan pacar sahabatnya. Paginya Naira terbangun karena mendapat telfon dari Risa, yang ternyata sudah ada di depan gerbang. Naira terlonjak kaget saat melihat Agha ada disampingnya dengan lengan kanannya berada di bawah kepala Naira, atau lebih tepatnya Naira menjadikan lengan kanan Agha sebagai bantal.

Hari semakin sore, pengunjung semakin ramai dan cukup terkendali, ada beberapa alumni juga yang menjadikan acara ini sebagai ajang temu kangen. Tersungging senyum puas di wajah Naira, karena merasa acaranya ini cukup ramai dan terkendali.

"Nai, pucet banget muka lo. Kaya mayat idup" seorang laki-laki tiba-tiba saja muncul dihadapan Naira.

"Muka gue emang putih keles, bukan pucet"

"Makan aja dulu, acaranya juga udah kepertengahan dan keliatan adem anyem aja." Naira tetap memandang lurus ke arah panggung, dengan sesekali menghentakkan kakinya menikmati penampilan band regist yang sudah dipilih oleh Agha dan pacarnya.

"Itu ada stand sosis jumbo lho Nai, enak banget kayaknya, beli yuk?" Lanjut laki-laki itu persis seperti spg-spg susu di pasar swalayan.

Naira tidak langsung menjawab tawaran Agha itu, ia mulai melempar pandang keseluruh lapangan, takut-takut ada yang tidak beres. Tapi ia melihat semuanya aman dan terkendali.

"Hayuuuuk..."

Mereka berdua pun melangkahkan kaki ke arah stand sosis yang tadi Agha tunjuk. Sebenarnya Naira merasa tidak enak kepada panitia yang lain karena memilih untuk makan ketika mereka sibuk untuk mengontrol acara ini. Tapi jika ia tidak makan, pusing di kepalanya akan terasa terus menerus.

Dua orang itu pun duduk di tempat yang disediakan oleh stand sosis tersebut sambil menunggu pesanan mereka datang. Naira memegang perutnya yang perih sambil sesekali memijat-mijat kepalanya yang pusing, Agha mengamati perempuan di hadapannya itu dengan tatapan kasihan.

"Gak usah ngeliatin, nanti suka," ujar Naira asal. Agha hanya menjawab dengan ekspresi ingin muntah.

"Eh Nai gue baru tau lho kalo ternyata Igo sekarang jadi vokalis band sekolah."

"Iya apa? Gak peduli juga sih sebenernya. Tapi w o w." Naira menjawab pernyataan Agha dengan perasaan enggan, karena ia malas mendengar kabar apapun tentang laki-laki itu.

"Emang band sekolah gak tampil nanti?"

"Nope, mereka kan gak aktif waktu ditawarin, jadi mereka nolak gitu. Dan setau gue waktu itu bukan Igo vokalisnya, gue juga baru tau kalo itu orang bisa nyanyi."

"Vokalis lamanya kan pindah sekolah, norak banget lo, Nai."

Naira tidak membalas, kepalanya masih saja pusing dan pesanannya juga belum datang. Ditambah topik pembicaraannya membuat dia ingin menelan lawan bicaranya hidup-hidup. Saat pikirannya sedang mencaci maki Agha karena membahas Igo, tiba-tiba pesananya datang.

Far AwayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang