6- First Date

7.3K 569 61
                                    

Enam - Kencan Pertama.

Risa POV

Wolves - One Direction

Hari ini Agha mengajakku untuk kencan pertama kami. Awalnya aku ingin menolak mentah-mentah ajakannya itu karena memang aku belum siap untuk memulai suatu hubungan baru. Tapi akhirnya aku terima ajakan kencannya karena itu hal yang wajar bukan bila dilakukan oleh sepasang kekasih.

Sebenarnya disaat Agha menyatakan perasaannya itu aku ingin sekali menolak Agha. Kalau bukan karena Naira yang memaksaku, dan paksaan situasi. Aku pasti langsung melakukan keinginanku untuk menolak Agha tanpa berfikir dua kali, aku saja baru menenalnya beberapa minggu yang lalu.

Ia sangat memaksa untuk menjemputku di rumah, tentu saja lagi-lagi ku tolak. Selain aku takut awkward tentu saja karena Papah sedang di rumah. Papah sangat tidak suka jika aku berpacaran, apalagi semenjak Papah mengetahui masalahku dengan Igo beberapa bulan lalu.

Saat itu aku pulang ke rumah dengan wajah yang membekak terutama bagian mata, saat Papah melemparkan sejuta pertanyaannya aku pun memilih untuk jujur.

Dan ia langsung memarahiku dan menasehatiku dengan sejuta kata-kata  bijaknya. Tentu saja setelah aku berhenti menangis dan lebih tenang.

***

Aku berjaan memasuki bioskop tempatku dan Agha janjian, aku melihat Agha sudah menunggu di cafe bioskop dengan celana jeans dan kaos hitam polonya, dia terlihat sangat maskulin dengan stylenya itu. Dia melihatku dan langsung melambaikan tangannya seperti meng-isyaratkanku bahwa ada dia di sana.

"Nunggu lama ya?" Aku langsung duduk di kursi depannya tanpa ia suruh.

"Gak papa kok nunggu lama, asal pasti." Ujarnya sambil tersenyum menebar pesonanya yang 100% akan membuat para wantita meleleh. Tapi tidak denganku.

"Udah beli tiketnya?"

"Udah kok, tenang aja kalo jalan sama gue semuanya beres."

"Dibayarin kan?"

"Nggak lah, lo harus bayar. Mana ada yang gratis di Jakarta?" Jawab Agha dengan cengirannya.

"Oh, yaudah berapa?" Tanyaku serius sambil mengeluarkan dompet dari tasku.

"Satu hati lo aja cukup kok." Jawab Agha sambil menatapku dan tersenyum tampan.

Jujur senyumannya kali ini dan guyonannya cukup membuat hatiku kejar-kejaran. Aku hanya membalasnya dengan tawa ringan, dia pun ikut tersenyum dengan reaksiku.

"Ris boleh nanya gak?"

"Tanya aja kali, tenang aja, gak bayar kalo sama gue." Jawabku membalas perbuatannya tadi, dia tertawa sebelum melanjutkan pertanyaannya. Jujur Agha mempunyai tawa yang berbeda, matanya menyipit bahkan hampir hilang saat tertawa.

"Warna kesukaan lo apa?"

"hmmm merah sama biru awan, kalo lo?"

"Biru tua."

Aku pun mengangguk-ngangguk tanda mengerti. Mungkin aneh karena kami sebagai ehmm sepasang kekasih tetapi tidak banyak mengetahui satu sama lain.

"Film kesukaan, sama makanan kesukaan lo apa?" tanyanya lagi.

"Film kesukaan gue itu yang Romance gitu Gha, mungkin gak ada yang jadi favorite tapi yang paling berkesan ada, judulnya Something Borrowed. Film itu bener-bener bikin gue baper banget, lo harus nonton kapan-kapan. Terus kalo soal makanan, jujur gue tuh orangnya doyan makan, jadi susah nentuin mana yang jadi favorite" Jawabku sambil tertawa, Agha pun mengangguk-ngangguk sambil tersenyum. Senyum yang membuatnya terlihat lebih tampan.

"Kalo makanan sama film favorite lo apa?" tanyaku.

"Kalo film hampir semua film Marvel gue suka, sama Sherlock Holmes, terus Harry Potter juga film kesukaan gue nomer dua lah hehehehe, gue suka film action sama film yang bikin gue mikir gitu, lebih greget. Kalo makanan, gue paling suka Seafood, dan anti sayuran." Jawab Agha

"Sebelas dua belas lu Gha sama Naira. Dia juga paling doyan film action yang seratus persen bikin gue pusing, terus dia juga maniak Sherlock Holmes sama Harry Potter dia tuh udah nonton film Harpot berkali-kali tetep aja teriak-teriak sendiri, tapi bedanya dia anti seafood" Jelasku tentang Naira, karena mendengar cerita Agha aku jadi membayangkan wajah Naira yang sangat bersemangat jika aku atau Oliv bertanya soal Harry Potter.

"Ah Naira mah aneh, udah nonton filmnya berkali-kali masih aja baca bukunya juga, bedanya gue sama dia itu, gue gak terlalu suka baca buku. Gak kaya dia kalo diusik dikit aja pas lagi baca buku, bisa ngamuk kaya macan" Jawab Agha bersemangat.

"Bener banget, gue juga pernah di diemin sama dia seminggu gara-gara gue numpahin teh ke buku dia yang padahal itu udah buluk banget" Timpalku tak kalah semangat, kalo soal Naira akulah yang paling tahu segalanya tentang sahabatku yang satu itu. Aku jadi mengingat tentang Igo, dulu saat aku masih bersamanya kami sangat sering menonton film bersama. Hampir setiap minggu kami pasti jalan bersama. Terjadi keheningan beberapa saat, sebelum akhirnya suara pemberitahuan bahwa pintu teater film yang akan kami tonton sudah dibuka.

"Ris masuk yuk, pintu teaternya udah dibuka."

"Gue mau beli popcorn dulu Go" Jawabku refleks.

Good job Ris, lo ngerusak kencan pertama lo sendiri.

Terlihat jelas sekali wajah Agha yang langsung berubah ekpresi. Wajahnya datar. Cerita tentang aku dan Igo semasa pacaran memang sudah jadi makanan publik waktu itu. Tapi tidak banyak yang tahu penyebab kami putus, tak heran kalau Agha langsung berubah ekspresi seperti ini.

"Eh maksud gue Agha" Ulangku, Agha hanya tersenyum tipis lalu pergi meninggalkanku, aku mengikutinya dari belakang. Lalu berhenti di tempat pembelian popcorn.

"Caramel atau asin?" tanyanya tanpa menatapku.

"Caramel"

Dia memberikanku setabung popcorn Caramel, situasi ini sangat tidak aku suka. Agha menjadi sangat diam. Aku hanya berani menatap punggungnya, tidak berani untuk berjalan di sampingnya.

Aku tidak bisa membayangkan apa yang akan terjadi saat nonton film nanti, aku dan Agha akan berperang dengan perasaan masing-masing.

Saat hampir tiba di pintu masuk aku melihat Naira dan Oliv yang sedang mengantri untuk masuk ke dalam teater. Aku sangat berterimakasih karena aku tidak harus menghabiskan hampir dua jam hanya berdiam berasama Agha.

"Oliv!! Naira!!" Panggil ku sambil berlari sedikit menghampiri mereka dan meninggalkan Agha beberapa langkah. Yang dipanggil tersenyum dan melambaikan tangannya.

"Sama siapa lo?" tanya Oliv.

"Sama gue." Mulutku sudah terbuka untuk nenyebut nama Agha, tapi ternyata pria itu sudah ada disampingku dan menjawabnya. Oliv dan Naira hanya tersenyum penuh arti. Lalu kami berempat masuk ke dalam teater. Tapi, harus sangat disayangkan Oliv dan Naira tidak duduk disampingku dan Agha, mereka berada di depan kami.

Saat film sudah dimulai aku baru menyadari ternyata film ini adalah film horror, aku pun setengah mati mengajak Agha untuk pindah tempat duduk menjadi disamping Naira dan Oliv. Karena aku sangat takut, risih rasanya jika aku harus memegang tangan Agha nanti saat aku ketakutan.

Dan tentu saja karena Agha masih saja menekuk wajahnya karena kesalahanku menyebut nama. Akhirnya Agha luluh dan kami pun pindah menjadi duduk disamping Oliv dan Naira. Mereka terlihat sangat kaget melihatku dan Agha. Tapi aku hanya memberikan tatapan untuk tidak banyak bertanya.

***

Jangan lupa vote and comment nya yaaa.

All the love -i

Far AwayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang