Author's note:
Finally bisa update di tengah kesibukan kelas 12 yang bikin guling-guling *sok sibuk*.
Sesuai dengan judul di atas, chapter ini cuma berisi tentang apa sih yang dipikirin sama Risa? siapa tau ada yang nanya-nanya dalem hati kaya gitu. Kalo gak ada yaudah baca aja ya biar tahu hehehe...
Chapter ini pendek banget! Cuma 500 words kok.
Happy Reading gengss!!
--------------------------------------------------------------------
Chapter 25 - Risa.
Risa memandang langit-langit kamarnya dengan puluhan pikiran dalam kepalanya yang memaksa untuk tetap membuka mata dan membiarkan pikiran-pikiran itu membunuhnya perlahan.
Risa merasa masalahnya kali ini sangatlah menguras hati dan pikiran, membuatnya kacau dan kalut secara bersamaan. Bahkan kejadian Igo yang lalu tidak pernah membuatnya menjadi seperti itu. Mungkin karena pada saat-saat buruk waktu itu ada Naira dan Oliv yang tidak pernah absen menemaninya dan tidak henti-hentinya menyuntikkan semangat.
Berbeda dengan saat ini. Risa merasa semua yang ia miliki hilang secara sekaligus dan hanya menyisakan kepedihan karena dikhianati oleh sahabat terbaiknya, atau sekarang menjadi mantan sahabat terbaiknya.
Sakit hati Risa berpuluh-puluh kali lebih memilukan dari pada yang sebelumnya, karena sahabatnya merupakan salah satu tersangka dari kejadian yang amat menyakitkan ini.
Risa mencoba untuk menutup matanya, namun yang terjadi adalah otaknya terus menyuguhkan potongan-potongan kejadian masa lalunya, masa dimana ia dan Naira tertawa bersama hingga menangis bersama. Kali ini mereka berdua memang sama-sama menangis tapi tidak bersama-sama.
Risa merubah posisi tidurnya menjadi miring sambil memeluk guling kesayangannya, berharap otaknya berhenti memutar potongan-potongan kebahagiannya dulu. Tapi yang terjadi adalah potongan adegan seminggu yang lalu terputar secara lengkap di kepalanya bagaikan ia sedang menonton film.
Dimulai saat dirinya ditemui oleh Rifki, yang dikenal sebagai salah satu reporter amatir untuk suatu majalah amatir pula, dan laki-laki itu memberikan selusin foto yang di dalamnya terabadikan momen Naira dan Agha yang sedang bersama-sama.
Awalnya Rifki hanya meliput sebuah acara di mall tersebut. Namun ketika ia melihat Naira dan Agha sedang memilih sepatu bersama yang entah mengapa membangunkan jiwa reporter Rifki. Ia memotret seluruh kegiatan Naira dan Agha di sana. Sebenarnya Rifki hanya ingin memotret di dalam mall saja, tapi lagi-lagi keingintahuannya sangat besar akan hubungan Naira dan Agha, karena yang Rifki tahu Agha masih menjalin hubungan dengan Risa.
Risa menyerah. Ia membuka lagi matanya yang sudah memanas karena mengingat apa yang didapatinya dari selusin foto tersebut.
Risa tidak memilih untuk mengejarkan sesuatu agar pikirannya kembali normal, ia memilih untuk mengingat seluruh kenangan yang pernah terjadi antara dirinya, Agha dan Naira.
Ada kalanya seseorang yang sedang bersedih tidak ingin menghibur diri atau dihibur, kebanyakan memilih untuk mengungkit-ungkit masa lalu agar rasa sedih tersebut lebih terasa dahsyat.
Kini matanya telah basah oleh air mata. Ia merasa sangat bodoh karena telah menganggap Naira sahabat terbaiknya bahkan menganggap Naira seperti kakaknya sendiri.
Naira yang jelas-jelas menjadi cupid untuk hubungannya dengan Agha malah menjelma menjadi seseorang yang merebut Agha.
Risa mengingat kenangan saat Agha menyatakan perasaannya, dan Naira adalah satu-satunya orang yang ia percayai bahwa Agha bisa menyembukan luka lamanya, tapi nyatanya?
Risa mengingat kembali kencan pertamanya dengan Agha yang secara tidak sengaja bertemu dengan Naira, dan yang sekarang ia sesali adalah dirinya yang dulu membiarkan Naira dan Agha duduk bersama.
Tiba-tiba rasa sesak karena menyesal menyelimuti Risa.
Ia tidak menyangka bahwa dirinya juga salah satu penyebab kedekatan Agha dan Naira. Apalagi kejadian dirinya yang memutuskan Agha dengan sangat egois telah menamparnya keras.
Tapi Risa tidak membiarkan rasa bersalah itu berlama-lama menetap di perasaannya.
"Harusnya Naira gak boleh deket sama Agha, karena gue sahabatnya. Dan jelas-jelas gue juga udah pernah bilang kalo gue mau balikan sama Agha. Tapi Naira malah deket sama Agha," ujar Risa kepada dirinya sendiri.
Mungkin Risa terlihat egois, tapi mana yang lebih egois? Risa atau Naira?
Entahlah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Far Away
Teen FictionMencintai seseorang secara diam-diam itu memang sangat sakit. Tapi entah mengapa aku sangat menyukai itu. Aku masih saja bertahan dalam keadaan seperti ini. Keadaan, mencintai dalam diam. Tidak seorang pun tau tentang perasaan ini. Siapa yang menyan...