14 - Yang Sebenarnya

5.4K 371 17
                                    

Chapter ini pendek cuma 6++ kata karena kebanyakan narasi.

Happy Reading gengs!!!
-
-
-
-

Chapter 14 - Yang sebenarnya.

-Tiga hari yang lalu ketika Risa menghilang-

Risa memutuskan untuk tidak masuk sekolah hari ini, karena ia ingin menenangkan pikirannya yang kalut akibat perkataan Igo terakhir saat ingin memasuki ruang UKS dua hari yang lalu. Ditambah masalah hati yang semakin memberontak tentang statusnya dengan Agha.

Kepalanya menjadi pening jika memikirkan dua laki-laki yang memiliki tempat berbeda di hati Risa. Terhitung dua hari semenjak kejadian UKS itu Igo tidak pernah berhenti mengiriminya pesan singkat.

Dan itu sungguh membuat hati Risa menghangat.

Sebenarnya permasalahannya adalah Risa tidak berani mengambil keputusan, dan ia juga tidak mau meminta pendapat sahabatnya karena ia sudah tau akan berujung kemana.

Belum selesai dirinya melamun, sebuah pesan singkat masuk ke ponselnya. Dan hati Risa lagi-lagi menghangat dan merasakan kebahagiaan yang sudah lama tidak ia rasakan.

Lo gak masuk Ris hari ini?

-Igo

Tidak bisa dipungkiri senyuman Risa mengembang, senyuman yang tidak pernah Risa tunjukkan.

R: Engga nih, lagi mau bolos males sekolah.
I: Gue juga jadi males sekolah, gak ada yang bisa diliatin.
R: ...
I: Jalan yuk?
R: Lo sekolah kan Go.
I: Ini otw parkiran, gue jemput ya Ris. Siap-siap.

Risa mengerjap beberapa kali saat membaca pesan singkat terakhir yang dikirim Igo, beberapa detik kemudian dia baru sadar bahwa Igo sedang dalam perjalanan menuju rumahnya untuk menjemputnya.

Ia langsung panik sekaligus bahagia ketika menyadari itu, Risa langsung bangun dari tempat tidurnya dan bergegas mandi. Ia langsung mengenakan pakaian andalannya yaitu kaos dan celana jeans.

Gue di depan rumah lo.

-Igo

Risa langsung bergegas turun dari kamarnya. Ia sangat senang karena Igo memberikan sinyal yang baik untuk hubungan mereka.

Agha. Nama itu tiba-tiba terbesit dalam pikiran Risa ketika ia sedang menunggu pintu teater dibuka bersama Igo. Namun perempuan itu mengabaikannya. Tentu saja Risa akan lebih memilih Igo dibanding Agha.

Saat film berlangsung Igo menautkan tangannya ke sela jari Risa. Ini adalah perasaan terbaik yang pernah Risa rasakan setelah kepergian Igo.

Perempuan itu tidak pernah mau melepaskan tautan tangan mereka, karena ia merasa itu adalah tempat ternyaman yang pernah ia rasakan.

Kencan hari itu tidak hanya dengan menonton film. Mereka melanjutkan dengan photo box dan berakhir dengan makan bersama.

Teramat biasa. Tapi menjadi luar biasa untuk Risa jika itu semua dilakukannya bersama Igo.

Risa merasa ini adalah hari terbaik sepanjang delapan bulan terakhir. Igo selalu memenangkan hatinya.

Hari itu baik Risa ataupun Igo tidak ada yang membahas tentang Agha yang teramat jelas menyandang status sebagai pacar Risa.

Padahal di tempat yang berbeda ada seorang laki-laki yang khawatir dan menunggu kabar.

Pulangnya Igo mengantar Risa menuju rumahnya. Igo mengemudikan motornya dengan pelan, dan yang Risa pikir itu karena Igo tidak ingin hari ini berakhir dengan cepat, sama seperti dirinya.

Saat di tengah perjalanan tiba-tiba hujan turun dengan derasnya, membuat Igo sedikit panik karena ia sedang membonceng Risa. Hujan yang turun teramat deras membuat mereka berdua basah kuyup.

"Mau neduh gak, Ris?" Tanya Igo berteriak karena suaranta beradu dengan deru motor dan derasnya hujan.

"Udah basah begini, lanjut aja, Go," jawab Risa. Entah mengapa perempuan itu merasa diguyur hujan bersama Igo adalah hal paling romantis, dan ia tidak ingin melewatkannya.

Tapi Igo malah meminggirkan kendaraannya, lalu membuka jaket yang ia kenakan dan memberikan jaket tersebut untuk Risa.

"Udah basah sih jaketnya, tapi tetep aja harus lo yang pake." Kalimat itulah yang Igo katakan ketika melihat gelagat Risa yang ingin bertanya mengapa ia memberikan jaketnya.

Setelah Risa mengenakan jaket milik Igo tersebut, mereka melanjutkan perjalanan pulang. Sore itu menjadi sore terfavorit bagi Risa.

Tangan Risa memeluk pinggang Igo erat, lalu meletakkan kepalanya di punggung laki-laki yang teramat istimewa untuknya. Hari ini terlalu indah untuknya.

Mereka menerjang hujan berdua. Basah kuyup tidak menjadi penghalang. Resiko masuk angin nantinya tidak di ambil pusing. Yang terpenting adalah hari ini mereka lewatkan berdua.

Far AwayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang