24 - Tidak Ada Akhir yang Bahagia.

5.4K 429 10
                                    

Chapter 24 - Tidak Ada Akhir yang Bahagia.


Sudah genap 1 minggu sejak tragedi perpustakaan tersebut, sudah bepuluh-puluh kali pula Naira diabaikan oleh Risa. Rasa kecewa telah menyelimuti seluruh perasaan Risa, baik Naira atau pun Oliv tidak ada satu pun dari mereka yang bisa membuat mulut Risa terbuka.

Naira, Agha dan Risa. Sebenarnya mereka sama-sama lelah dengan perjalanan ini, namun tidak ada satu pun yang meminta beristirahat. Mereka tetap saling berkejaran tanpa ada niat untuk tertangkap. Entah akan berhenti dimana, salah satu dari mereka harus melakukannya.

Hari ini Agha memilih untuk mencoba berbicara dengan Naira, ia pun mencari perempuan itu di tempat biasa, namun nihil. Naira tidak pernah datang ke perpusatakaan lagi sejak hari itu. Agha hanya ingin berbicara kepada Naira, menanyakan kepada perempuan itu apa yang sebenarnya terjadi dan apa yang harus ia lakukan agar keadaan mereka kembali normal.

Agha menyusuri hampir seluruh bagian sekolah dan hasilnya tetap sama, Naira tidak ditemukan dimana pun.

Tidak putus asa, Agha pun berlari menuju kantin, mencari satu-satunya sosok yang berkemungkinan besar mengetahui keberadaan Naira. Tanpa kesulitan, Agha langsung menemukan Oliv yang sedang berjalan sambil membawa dua piring nasi goreng.

Oliv yang melihat Agha sedang menatapnya langsung berbelok mencari jalan lain. Dengan cepat Agha langsung menyusul Oliv dan mencegatnya.

"Naira dimana?" tanya Agha langsung.

"Gak tau."

Oliv langsung melengos pergi, namun Agha mencengkram pergelangannya. Membuat makanan yang ada digenggaman Oliv sedikit terlepas.

"Nanti jatoh makananya, bego," Oliv sama sekali tidak terlihat bersahabat dengan Agha, berbeda sekali dengan biasanya.

"Itu buat Naira kan?"

Oliv hanya mengangkat satu alisnya.

"Liv, plis kasih tau gue dimana Naira," ujar Agha dengan wajah yang sangat berharap. Sebenarnya Oliv sangat tidak tega dengan keadaan Agha yang terlihat sama kacaunya dengan Naira. Sudah terbesit dalam pikirannya untuk memberi tahu Agha, dimana Naira berada.

Namun ketika mulut Oliv hampir menyebutkan tempat dimana Naira bersembunyi, Risa datang dari arah berlawanan dengannya dan membuat Agha membelakangi mantannya tersebut. Niat itu pun harus disingkarkan Oliv.

"Lo tau gak sih siapa yang bikin Naira sampe gak berani buat keluar dari tempatnya? Itu semua gara-gara lo, Agha," Oliv menjawab Agha dengan ketus. Risa yang tadinya berjalan langsung menghentikan langkahnya saat mendengar suara Oliv.

"Gara-gara lo, sahabat-sahabat gue berantem. Cuma gara-gara cowok bego gak punya pendirian kaya lo, persahabatan mereka ancur. Mending lo minggir, deh," darah Oliv berdesir dengan cepat. Sebenarnya ia tidak tega menyemprot Agha seperti itu namun demi persahabatan antara dirinya, Risa dan Naira ia harus melakukannya.

Agha langsung ternganga dengan kata-kata Oliv yang menusuknya hebat. Ia sama sekali tidak berniat mengejar Oliv ataupun mengikuti perempuan itu. Keputusasaan pun membelenggunya.

Risa yang berniat ke kantin langsung berputar arah kembali ke kelas.

Masih terasa kata-kata Oliv di telinga Agha, getaran ponselnya membuat fokus sedikit teralihkan.

Naira di ruang teater.

-Oliv

Agha tersenyum lega membaca pesan tersebut, ia langsung berlari menuju ruang teater yang berada di lantai 4 seketika keputusasaannya tadi berubah menjadi sebuah kesempatan besar.

Far AwayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang