21 - Eros Sang Dewa Cinta

5K 383 13
                                    

Chapter 21.

Langit sudah menyembunyikan sang mentari dan menggantikannya dengan panorama indah warna yang jarang sekali diamati oleh orang-orang. Sabtu sore kali ini Risa menjadi salah satu diantara orang-orang tersebut, karena dirinya tengah sibuk mempersiapkan diri untuk menghabiskan sabtu malamnya dengan laki-laki yang kini membuat hatinya berdegup cepat.

Walaupun ini bukanlah kali pertamanya Risa menghabiskan waktu bersama Agha tapi entah mengapa rasa deg-degan yang Risa alami seperti baru pertama kali.

"Tisu, lip balm, dompet, sisir, kunciran..." Risa mulai mengabsen isi tasnya agar tidak tertinggal satu apapun. Sebenarnya mereka hanya akan menonton sebuah pertunjukkan teater yang diselenggarakan oleh salah satu perkumpulan pecinta seni peran di Taman Izmail Marzuki.

Meskipun Risa adalah salah satu anggota ekstrakulikuler teater itu tidak berarti Risa mencintai teater, ia mengikuti ekstrakulikuler tersebut hanya untuk menghargai sahabatnya Naira yang telah memperjuangkan teater agar menjadi salah satu ekstrakulikuler.

Dan satu hal yang membuat Risa cukup kaget adalah kenyataan bahwa Agha adalah seorang pecinta teater. Satu lagi hobi Agha yang baru Risa ketahui.

Risa memandang sekali lagi pantulan dirinya yang ada di cermin, memperhatikan setiap inci penampilannya.

Perfect . Katanya dalam hati.

Ponsel Risa yang selalu berada di genggamanya bergetar, tanda sebuah pesan masuk.

Dari: Agha

Gue di depan.

Degup jantung Risa berdetak tidak karuan ketika melihat pesan singkat tersebut. Risa buru-buru keluar dari kamarnya dan sedikit berlari menuju teras. Tidak sampai 5 menit Risa sudah berada di jok motor Agha. Tidak ada helm kali ini.

Ini memang bukan yang pertama kalinya Risa dibonceng Agha, tapi ini adalah kali pertama Risa merasakan degup jantungnya berdetak amat cepat ketika bersana Agha.

Ketika mereka sampai di TIM, sudah banyak orang yang datang. Risa dan Agha berjalan beriringan dengan diam seribu bahasa. Entah mengapa Risa merasa Agha terlihat lebih dingin kali ini. Agha berjalan satu langkah di depan Risa, kali ini Risa mengamati sosok laki-laki tersebut secara hikmat dan lagi-lagi perasaan menyesal telah menyakiti Agha melebur di hatinya.

Agha berjalan dengan sesekali menengok ke belakang dan tersenyum tipis, khasnya. Dengan ragu-ragu Risa mengambil lengan Agha lalu menggandengnya. Dari awal tadi Risa sudah teramat ingin menggenggam telapak tangan Agha yang dibiarkan menggantung, namun baru sekarang ia memberanikan diri melakukannya. Agha yang sedikit kaget dengan perlakuan Risa hanya membalas dengan tawa kecil karena melihat kegugupan Risa sampai-sampai perempuan itu tidak menatapnya.

"Jangan ketawa," ujar Risa.

"Lo punya sisi kaya gini juga ya, Ris?" bukannya berhenti, Agha malah tetap memamerkan deretan giginya dan meledek Risa.

Dari kejauhan, Risa seperti melihat sesosok yang ia kenali, ia pun menarik Agha untuk mengikutinya. Ternyata sosok itu adalah...

"Naira!!!" panggil Risa berteriak.

Satu nama tersebut membuat hati seorang Agha berdesir.

Yang dipanggil langsung menoleh ke arah Risa, senyuman lebar khas Naira langsung menyapa mereka berdua. Baik Agha, Risa ataupun Naira memiliki perasaan yang berbeda dengan pertemuan amat tidak disengaja seperti ini.

Mata Agha langsung tertuju hanya untuk Naira, entah mengapa melihat Naira berada disini membuat Agha lebih senang sekaligus sedikit merasa tidak enak.

Far AwayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang