"Aku mencintaimu dengan cara yang paling purba. Menatapmu sekali, mengenangmu tanpa henti."
Tujuh - First Mistake
Naira POV
Speak Now - Taylor Swift
"Ra..." panggil Risa yang berada di samping kanan ku, aku melihat wajahnya yang sudah sangat memerah. Yang ku tahu Risa itu paling anti nonton film horror, tapi entah mengapa kali ini ia mau menonton film dengan tingkat kehorroran yang tinggi.
"Apa?" Tanyaku
"Pindah tempat dong, mau deket Oliv." Pintanya sambil berbisik di kuping ku, dan sukses membuatku membulatkan mata. Aku tidak mengerti mengapa Risa malah memintaku untuk pindah tempat duduk, padahal tepat disampingnya ada Agha alias pacarnya.
"Peluk Agha aja sana, gak usah pindah."
"Ra plisss? gue gak kuat nih" Ujar Risa dengan mata yang berkaca-kaca hampir menangis. Aku tidak tahu mengapa Risa sampai seperti ini. Aku tetap diam tidak menghiraukan Risa, karena aku yakin ini bisa menjadi kesempatan Agha dan Risa agar semakin dekat.
"Ra, pindah ih!" Ujarnya sekali lagi dan sukses membuat beberapa orang di sekitar memperhatikan kami sambil meletakkan jari telunjuk dibibir mereka, mengisyaratkan agar kami diam. Tapi tidak dengan Agha.
Dengan sangat terpaksa akhirnya aku bertukar tempat dengan Risa, posisi ku sekarang berada di antara Risa dan Agha, bisa kurasakan ada yang tidak beres antara mereka berdua. Lalu kulihat Agha dia hanya menatap kosong ke layar.
"Nonton aja dulu filmnya galaunya belakangan." Ucap ku kepada Agha dan dia hanya tersenyum simpul.
Jujur film ini punya tingkat kehorroran yang tinggi, entah sudah berapa kali aku menutup mata dengan telapak tangan ku. Ku lirik Risa, dan kudapati dia sudah memeluk Oliv yang aku yakin sudah dari tadi, dan kulirik Agha sepertinya dia sudah menikmati film yang disajikan. Aku tidak tahu apa yang terjadi antara Risa dan Agha tapi aku harap mereka bisa mendapatkan jalan keluar untuk apa yang sedang terjadi diantara keduanya.
Aku fokus lagi untuk menonton film, saat adegan yang mengagetkan aku refleks memalingkan wajahku ke kanan dan mencari sesuatu untuk ku pegang, tanpa ada unsur kesengajaan Agha memegang tanganku dan juga memalingkan wajahnya ke kiri.
Posisi kami sekarang menjadi:
Aku menggenggam tangan Agha begitupun sebaliknya dan kepala kami saling bersentuhan.
Tidak ada yang bergerak dari posisi ini, jujur aku bertahan dengan posisi ini karena memang aku masih sangat kaget aku ingin meredakan debar jantungku, tidak ada unsur kesengajaan untuk mendapatkan posisi seperti ini.
Jantungku tetap saja berdegup kencang sekali, yang aku harap ini hanya karena adegan mengagetkan tadi, bukan karena hal lain.
Beberapa detik berlalu tapi kami berdua masih diam, tidak ada yang berkata satupun ataupun mengubah posisi.
"Nai liat gih setannya udah ilang belom." Akhirnya suara Agha memecahkan kehinangan diantara kami berdua.
"Lu aja Gha, masa gue si?" Jawabku.
"Yaudah barengan aja." Ia memberikan solusi yang aku hadiahi anggukan.
"Yaudah barengan ya, 1...2...3" dihitungan ke tiga kami pun memalingkan wajah bersama ke layar.
"AAAAAAAAA"
Tapi yang terjadi adalah aku dan Agha malah berteriak bersamaan karena layar sedang mengclose up wajah si hantu, yang sangat amat menakutkan karena si hantu itu juga mengeluarkan suara-suara yang membuat bulu kudukkku merinding. Kami berdua tertawa bersama saat menyadari bahwa betapa memalukannya kejadian barusan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Far Away
Teen FictionMencintai seseorang secara diam-diam itu memang sangat sakit. Tapi entah mengapa aku sangat menyukai itu. Aku masih saja bertahan dalam keadaan seperti ini. Keadaan, mencintai dalam diam. Tidak seorang pun tau tentang perasaan ini. Siapa yang menyan...