Author POV
Matahari belum sepenuhnya mencuat ke permukaan, bahkan samar-samar bulan masih menampakan dirinya dibalik awan.
Lain hal nya dengan Eca, ntah bagaimana tapi ia benar-benar bersemangat hari ini. Eca bangun sejak subuh, padahal Eca lagi ga sholat. Eca langsung mempersiapkan apa-apa saja yang akan dibawanya pagi nanti.
"Caaa?" Teriak Franda didepan pintu kamar anak gadis nya itu.
Tak ada jawaban, Franda membuka pintu itu lebih lebar, dan tampaklah kasur yang telah rapih. Tak ada Eca disana.
Tapi samar-samar ia mendengar gemericik air di kamar mandi.
Knock. Knock
Terdengar gemericik air itu perlahan menghilang. Tanda bahwa orang didalam sana mematikan kran nya.
"Iya? Ada apa? Siapa?" Tanya nya dari dalam sana.
"Mama Ca. Kamu mau kemana mandi subuh-subuh gini?" Franda.
"Oh mama. Mau ke Puncak mah, yaudah Eca nya beresin mandi dulu ya?" Franda mengangguk. Padahal anaknya tak akan melihat anggukan nya.
//
Eca bergegas mengenakan pakaian yang sudah ia siapkan sebelum mandi tadi.
Terusan yang panjangnya beberapa senti diatas lutut, berwarna abu kecoklatan. Dipadukan dengan stocking selutut berwarna maroon. Untuk tambahan, Eca mengikat kemeja kotak-kotak berwarna senada dibagian pinggangnya.
Rambutnya dikuncir kuda seperti biasa.
Setelah memastikan semua barang bawaannya, Eca segera naik dan menghampiri Franda.
"Morning maaah," sapanya. Sambil menarik kursi yang akan ia duduki.
"Morniiing. Kamu mau ngapain kepuncak? Sama siapa? Andra kan lagi di Batam" tanya Franda. Lebih mengarah ke-introgasi.
Karena Franda tak akan mengizinkan anaknya pergi jauh dengan orang yang belum tentu bisa ia percayai."Mau main aja sih, refreshing lah mah. Kan bentar lagi UTS, Eca jalan sama sahabat Eca ko. Itu loh si Bian," Eca menjelaskan. Walaupun sedikit tidak yakin kalau mamanya itu ingat siapa Bian.
Lagian waktu itu Bian dan Franda hanya bertemu sekilas di mall. Saat Eca dan Franda makan di McD, dan Bian mampir untuk membeli minum. Saat itu Eca mengenalkan Bian pada Franda. Dan tiap kali Bian ikut kumpul bersama keempat sahabatnya dirumah Eca, Franda selalu tak ada dirumah. Ntah masih dikantor, atau ada urusan keluar kota.
"Bian? Yang di mall itu?" Tanya Franda lagi. Matanya menatap mata Eca. Hendak membaca.
"Iya. Dia sahabat Eca kali mah, sama kayak Andra dan lain-lain." Eca menyuap roti yang telah diolesi selai bluberry itu.
"Oke. I know" Franda mengangguk. Berhasil mendapat semua informasi tentang Bian, tentu dari mata Eca.
"So? Boleh dong?" Eca mengambil satu roti lagi, mengolesinya dengan selai strawberry.
"Iyaaa. Tuh bawa aja rotinya sekalian, siapa tau kalian laper dijalan" Franda bangkit dari kursinya. Menuju kitchen set nya. Mengeluarkan sebuah food container berukuran cukup besar,
"Masukin kesini" kata Franda lagi.
Eca mengangguk. Mengolesi satu persatu roti, dengan selai yang berbeda pada tiap pasang rotinya. Mulai dari strawberry, blueberry, nanas, srikaya, nuttela, dan susu kental manis.
"Mau buah juga ga? Atau snack? Kali aja mau sekalian piknik" Franda menawarkan.
Eca berfikir sebentar, sambil terus mengolesi selai-selai itu diatas roti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Sorry.
Teen FictionSemua telah terjadi. Maaf tak ada gunanya, sebanyak apapun itu. Toh semua tak bisa kembali seperti semula.