Rain dan Niel berlari gesit. Sesekali mereka melihat ke belakang, memastikan tidak ada monster yang mengikuti keduanya. Namun sayang, nyatanya dua Monster Douglo Class A ini terus ada di belakang mereka.Kedua petarung itu berhenti berlari di sebuah tanah lapang yang luas. Punggung Rain dan Niel saling bersentuhan-membelakangi punggung masing-masing. "Douglo sialan. Seharusnya aku bisa mengalahkan monster itu jika kau tidak berteriak tadi." Protes Niel.
Rain cemberut. "Maaf saja ya, kalau bukan karena lubang jebakan yang kau buat itu, aku tidak akan berteriak." Rain memberitahu alasan dia berteriak. Niel hanya bergumam tidak jelas.
Monster Douglo Class A pun tak lama tiba di sana. Mereka kini berjarak kurang dari 6 meter. Niel menarik nafasnya.
"Oke, dengarkan aku, Rain. Gunakan sihir menyembuhkan pada diriku. Aku tahu kalau seorang Mage menyembuhkan seseorang, bukan hanya lukanya yang sembuh tapi kekuatan mereka juga bertambah. Jadi, kau tidak perlu bertarung." Niel memberitahu rencana yang melintas di pikirannya. Memang kenyataannya begitu. Niel terlihat sangat lelah dan terkena banyak goresan.
Rain menengok. "Haahh? Jadi maksudmu aku akan menyerahkan dua monster ini kepadamu? Sendirian? Tidak akan!" Tolaknya.
Niel menengok, dia menatap lurus mata Rain.
"Percayalah padaku." Ucap lelaki itu. Sorot matanya menunjukan bahwa dia sedang serius. Sangat serius. Rain menelan ludah. Belum pernah Rain menemukan seseorang dengan tatapan yang seserius ini. Mulutnya mengembang, membuat sebuah senyuman.
"Baiklah.... aku akan percaya padamu." Rain menghilangkan kedua pedangnya dan mengangkat tangannya. Dipejamkan kedua matanya, mengumpuljan konsentrasi dan kekuatan.
"In the name of Master of Healing, I will heal you, Nielsen Acrpholus."
Saat itu juga, cahaya terang mengelilingi mereka berdua. Kedua monster itu mengambil jarak. Tampaknya kedua monster itu tahu bahwa kekuatan itu milik seorang Mage.
Niel menutup matanya. Ia merasakan seluruh rasa sakit dan lelahnya menghilang begitu saja. Kekuatannya terisi kembali, bahkan bisa dikatakan bertambah. "Pergi." Niel dengan cepat melebihi kilat sudah berada di belakang salah satu Monster Douglo tersebut.
Terlihat dari ekspresi Niel, dia hanya memikirkan satu hal, bunuh kedua monster itu.
Monster Douglo Class A pun tumbang, dan tak perlu waktu lama, monster satunya lagi pun bergabung. Niel menghabisi kedua monster itu seperti membalikkan tangan.
Niel pun "mengibaskan" pedang dan memasukkannya ke dalam tempat pedang dipunggungnya. Lalu tanpa ba-bi-bu segera menghampiri Rain. Rain sudah menanti Niel dengan senyuman lebar.
Mereka pun ber-tos ria.
●○●
"Memburu monster itu benar-benar melelahkan...O-oi! Tunggu sebentar! Untuk apa kita memburu para monster ini?" Rain yang baru saja mendapat poin-nya itu bertanya. Dia baru sadar bahwa semenjak hari itu-hari dimana dia menjadi partner Niel-mereka terus saja memburu monster.
Niel memasukan kartunya ke dalam tas kecil. Dia menoleh. "Sebaiknya, kita mengumpulkan poin sebanyak-banyaknya dulu. Bisa sana kan, poin tersebut akan berguna nantinya?" Jawaban Niel masuk akal. Karena masuk di akal, Rain hanya diam.
Hari ini, Rain dan Niel berada di Frames Hole, tempat menukarkan monster dengan poin. Yap, karena kartu mereka yang hancur berkeping-keping, keduanya terpaksa memulai lagi dari nol.
Rain merenggangkan badannya ketika dia sudah keluar dari tempat itu. Udara segar bisa dihirupnya dengan tenang. Kalau boleh jujur, menurut Rain, bau tempat itu sangatlah busuk! Menjijikan!

KAMU SEDANG MEMBACA
Marcloirsa
FantasyGerbang Clair. Menurut legenda, jika kau memasuki gerbang ini, maka kau akan berada di suatu tempat legendaris yang menyimpan sesuatu yang dapat mengabulkan permohonanmu. Tapi sesuatu yang tidak terduga terkuak. Gerbang Clair adalah gerbang palsu. M...