Chapter 19 : "New Enemies"

172 16 0
                                        

"Padahal aku yang ingin bilang itu! Dasar, Migan!"

"Berisik sekali. Mulutmu harus lakban, Sparse."

"Aku setuju sekali denganmu, Kris."

"Diam kau, Deio!"

"Hei, lawan di depan mata kalian masih saja bertengkar," ucap seseorang yang wajahnya asing bagi Niel atau pun Rain.

"Kamu terlalu serius, Neen," cibir Sparse.

"Apa-apaan mereka?" ucap Sera pelan agar tidak terdengar oleh lawan mereka.

"Jangan lengah, Sera. Mereka lah yang menghancurkan gerbang di dunia kami, Gerbang Clair," kata Rain serius.

Sera terperanjat kaget dan segera melihat lagi ke arah T'Villain. Tepat saat itu, Sparse menatap Sera. Mata mereka bertubrukan.
Sparse tersenyum miring.

"Aku menyukai gadis itu. Bisa kubawa pulang?" pintanya dengan menunjuk Sera.

Sera menggeram.

"Apa yang kalian inginkan?" tanya Niel. Dia sudah bersiap-siap untuk menyerang.

"Hanya memastikan kekuatan kalian. Apakah lebih rendah, setara, atau malah lebih tinggi dari kami," jawab Kris.

"Tapi, yah, sudah bisa dipastikan kalau kami lebih kuat dari kalian," kata Deio.

Seketika, ruangan itu berguncang. Lalu perlahan-lahan runtuh.

Mereka tidak bisa menghindar karena terjadi begitu mendadak.

Berbeda dengan T'Villain yang sudah di luar lebih dahulu.

Mereka pikir, lawan mereka sudah musnah, tertimbun tanah dan reruntuhan bangunan. Tapi, mereka salah besar.

Terlihat angin yang melindungi Rain, Niel, Haafu, Reus, dan Sera. Angin itu adalah kekuatan Rain.

Rain menatap T'Villain tajam.

"Mage, ya?" ucap Neen.

"Mungkin. Tapi bisa juga Maker," timpal Migan.

Angin itu pun menghilang.

Rembulan kini menghiasi langit, membuat sedikit penerangan untuk mereka.

"Kurasa, ini waktunya untuk kalian mati."

"Sepertinya tidak," kata Niel yang sudah berada di belakang Kris. Semua anggota T'Villain langsung terkejut dan menghindari serangan Niel.

"Sepertinya kalian yang akan mati," ucap Reus dingin. Dia sudah mengeluarkan pedang putihnya dan berdiri di belakang Deio.

"Aku tak akan sudi mati di tanganmu." Rain mengeluarkan kedua pedang kembarnya dan mengambil posisi untuk menyerang Migan.

"Kurasa, aku harus melawanmu, demi Rain-sama." Tubuh Haafu bersinar, lalu muncul daun berwarna putih digenggamannya. Dia menatap Neen dingin.

"Aku tidak akan mau ikut bersamamu, wanita aneh!" seru Sera seraya memanggil tongkat emasnya. Lawannya, Sparse, tertawa.

"COBA KALAHKAN KAMI, TIKUS-TIKUS KECIL!" teriaknya.

Aura yang tidak biasa muncul di setiap tubuh T'Villain. Dari tanah, muncul lah senjata-senjata yang tidak pernah dilihat oleh Niel, Rain, dan yang lainnya.

Mata Reus membulat. "Mereka semua! Ck, semuanya! Berhati-hatilah! Mereka adalah Black Magic User--"

Perkataan Reus terpotong karena Deio menyerangnya. Deio memasang wajah seorang pembunuh sadis.

"Kau mengetahui tentang kami ternyata ...."

Reus berdecak.

Deio kembali menyerangnya.

MarcloirsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang