Chapter 17 : "New Allies"

244 18 2
                                        

Vanscripio membawa Rain, Niel, serta Haafu ke sebuah kota terdekat. Kota itu terlihat ramai dan sangat indah dengan dekorasi-dekorasi sihir yang berada di sekitarnya.

"Ini kota sungguhan kan?" Entah kenapa, Rain bertanya seperti itu. Mungkin, ia trauma.

Vanscripio tertawa, kemudian beliau mengangguk. "Tentu saja. Tenang, ini bukan ilusi. Ini kota asli. Salah satu kota bersejarah, Kota Yüna."

Rain menghela nafas. Niel terkekeh geli melihat tingkah Rain. Haafu hanya tersenyum-senyum.

"Hah? Ada apa, Niel, Haafu?" Rain menatap kedua lelaki itu tajam.

Keduanya langsung menggeleng cepat. "Tidak! Tidak apa-apa!" Seru mereka bersamaan.

Rain mendengus. Saat ia menengok ke belakangnya ...

"Di mana Vanscripio-san?"

Refleks, Niel dan Haafu ikut melihat ke belakang. Vanscripio tidak ada di sana. Hanya ada secarik kertas lusuh.

Niel memungutnya lalu membacanya bersuara.

"Untuk kalian, aku sudah menyelesaikan tugasku dan sekarang waktunya kalian sendiri yang mencari tahu tentang gerbang terakhir tersebut. Selamat berjuang! - Vanscripio"

Mata Rain membelalak. Niel cengo. Sedangkan Haafu menepuk keningnya.

"Apa-apaan dia?! Ayo, kita cari dia, Niel! Haafu!" Ajak Rain, tersulut emosi.

Niel diam. "Sebaiknya kita biarkan saja. Lagipula dia memang sudah mengantar kita ke kota terdekat kan? Itu artinya dia memang sudah menjalankan tugasnya."

Rain menggembungkan pipi. "Tapi!"

"Sudahlah, Rain. Kita lebih baik masuk dan mencari penginapan dahulu." Niel tak mau ambil pusing. Ia pun memasukkan kertas itu ke dalam sakunya dan berjalan ke depan, diikuti Haafu.

Rain mendengus kecil lalu berjalan di belakang Niel dan Haafu.

Di sekitar semak belukar dan penuh pohon yang tadi berada di samping mereka, berdiri seorang pria paruh baya yang menatap mereka penuh arti.

Vanscripio tersenyum.

"Semoga kalian bisa bertemu Airene."

Setelah mengatakan itu, ia membalikkan badan dan beranjak pergi.

●○●

"Kota ini luas juga, ya." Kalimat itulah yang pertama kali terlontar dari mulut Rain setelah menginjakkan kaki di kota asing ini.

Haafu mengangguk. "Dan juga, sangat ramai." Timpalnya.

"Bisakah kalian fokus sedikit untuk mencari penginapan? Kalau kita udah dapat penginapan, kalian bebas, kok." Kata Niel yang cukup lelah dengan kelakuan mereka berdua.

Benar-benar deh, yang namanya peliharaan pasti sifatnya gak jauh dari pemiliknya. Rasanya seperti ada dua Rain, batin Niel.

Seketika, ia membayangkan sosok Rain yang berlipat ganda. Ukh, membayangkannya saja sudah membuat pusing.

"Hei! Kau kenapa, Niel? Kenapa wajahmu pucat?" Tanya Rain panik.

Niel menggeleng. "Hanya membayangkan kejadian yang buruk."

"Hah?"

"Lupakan. Cepat kita cari lagi penginapannya." Niel kembali ke topik utama.

MarcloirsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang