Rain sesekali memerhatikan Haafu yang terbang di sampingnya. Entah kenapa, tapi menurut Rain, cara terbang Haafu sangatlah lucu.
Kali ini, bola matanya menatap punggung Niel yang tegap. Sinar terik matahari kini bersama mereka. Ya, sekarang sudah siang hari. Mereka telah berjalan selama 3 jam dari Kota Raschombery.
"Rain,"
Panggilan Niel membuat si pemilik nama menoleh. Didapatinya Niel yang sudah berhenti berjalan dan sedang menatapnya. "Apa?"
"Kurasa kita akan beristirahat di sini." Ucap Niel, lalu langsung duduk bersila. Dia membuka ranselnya dan mengeluarkan dua makanan kaleng serta satu buah apel.
Rain mengangkat sebelah alisnya namun dia pun akhirnya duduk. "Tumben kau mau beristirahat." Ujar Rain. Niel ternyata melempar salah satu makanan kaleng itu dan dengan sempurna ditangkap oleh Rain. "Dapat." Gumam Rain.
Niel mengangkat bahunya, menanggapi pertanyaan Rain tadi. Kali ini, tangannya berusaha melempar apel ke arah Haafu, dan hap! Apel berhasil mendarat dimulut Haafu. Lelaki itu terkekeh.
"Lucu."
"Hei."
"Hah? Aku sudah jawab 'entahlah' kan?"
"Bukan itu."
"Hah?"
Rain menunjuk ke belakang Niel. "Apa itu?" Tanyanya polos. Niel langsung membalikkan badan dan bersiap-siap mengeluarkan pedangnya. Perlahan, Niel menghampiri sesuatu itu.
"Apaan, ternyata hanya seorang petarung."
Niel mengangkat tubuh mungil petarung tersebut dan membawanya ke dekat Rain. Dia pun membuka tudung kepala peri itu. Seketika, rambut pirang panjang terlihat.
Matanya terbuka. "Kau sudah sadar?"
"Wuah! Menjauh kau monster!" Pekiknya, lalu refleks mengeluarkan pedang kecil yang ia selipkan dipinggangnya. Rain menghindar, begitu pula Niel.
Petarung tersebut melompat menjauh. "Apa mau mu, monster?" Tanyanya sangar. "Oh beginikah caramu membalas budi pada orang yang menyelamatkanmu dari maut?" Sahut Niel, disertai nada congkak. Petarung itu terkejut, namun tetap bersiaga.
"Apa maksudmu?!"
"Yah, kami telah menyelamatkanmu dari para monster liar itu."
Mata petarung itu membulat. "Benarkah?!"
Niel menyeringai. "Yap."
"Kau tidak bohong?"
"Aku sama sekali tidak bohong. Dan sebenarnya aku dan dia itu iblis. Karena itu kau harus menyerahkan nyawamu."
Petarung itu terpenjat. Dia segera bersujud di depan Niel. "Ampuni aku!! Aku masih mau hidup!" Teriak petarung itu.
BLETAK!
"SAKIT!"
"Kau keterlaluan!"
Petarung itu menatap Rain dan Niel dengan heran. Tak sengaja, matanya bertubrukan dengan mata Rain.
"Ah, kau, ayo bangun. Jangan percaya dengan apa yang ia katakan. Dia pembohong." Ucap Rain. Dengan perasaan bingung, petarung itu--walaupun pelan--mengangguk.
Niel menatap Rain jengkel, begitupula Rain, dia menatap Niel jengkel. Petarung itu tertawa kecil. Dan tawanya sukses membuat kedua orang di hadapannya menengok.
"Ah, maaf. Aku tahu itu tidak sopan. Em, em, em, ah, namaku Leanne Fyodor. Seperti yang kalian kira, aku seorang petarung, Maker tepatnya. Mungkin sudah ketahuan karena penampilanku, hehe." Ucap Leanne yang memperkenalkan dirinya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Marcloirsa
FantasiGerbang Clair. Menurut legenda, jika kau memasuki gerbang ini, maka kau akan berada di suatu tempat legendaris yang menyimpan sesuatu yang dapat mengabulkan permohonanmu. Tapi sesuatu yang tidak terduga terkuak. Gerbang Clair adalah gerbang palsu. M...