Chapter 16 : "The Creator of The Gates"

200 17 0
                                    

"Ah, maaf, nama itu palsu. Nama asliku adalah Vanscripio. Aku adalah seorang pengelana dan merupakan pembuat dari ketiga gerbang itu."

Rain dan Niel terkejut. Sangat kaget!

"Gerbang?! Maksudmu..."

"Ya, memang Gerbang Marcloirsa dan Gerbang Clair yang kumaksud."

Sontak, Niel menurunkan pedangnya, kemudian memasukkannya ke dalam tempat pedangnya. Walaupun telat, tapi sebenarnya tempat pedang milik Niel ini ajaib. Tempat ini akan ikut berubah jika sang pedang juga berubah.

"Tapi, tunggu dulu. Tadi kau bilang 'ketiga gerbang itu', apa masih ada gerbang lainnya?" Tanya Rain, yang satu pikiran dengan Niel.

Vanscripio terdiam, lalu berkata, "Aku akan menjelaskan semuanya, yang pertama kita lakukan adalah keluar dari sini."

Rain menatap Niel, namun lelaki itu hanya mengangkat bahu. Niel pun berjalan mengikuti Vanscripio. Rain akhirnya ikut-ikut saja.

Saat mereka sudah sampai di atas, tidak ada pemukiman penduduk. Hanya ada hamparan padang rumput yang luas dan satu pohon beringin yang besar.

"Apa yang terjadi?" Tanya Rain.

"Karena kalian telah mengalahkan monster itu, semua ilusi yang ada di sini luntur." Jawab Vanscripio.

"Ilusi?"

"Ya, semuanya adalah ilusi. Ilusi yang dibuat monster itu."

"Kalau begitu, semua penduduk juga--"

"Tidak, penduduk itu asli. Mereka semua manusia asli kecuali seseorang yang bernama Cranes. Dia adalah seorang penyihir hitam yang membawa monster besar itu. Aku datang memang sebagai pengelana yang memata-matai desa ini. Tapi, aku tak bisa melakukan apapun untuk mengalahkan monster itu, sebab aku seorang Maker."

Rain dan Niel mengangguk mengerti. Rain mengedarkan pandangan ke sekelilingnya. Seketika, matanya membulat.

Jari telunjuknya menunjuk ke sesuatu yang berada di bawah pohon beringin tersebut seraya menatap Vanscripio.

"Itu Haafu dan barang-barang kita kan?! Kenapa bisa ada di sini?!" Tanya Rain dengan nada sedikit dinaikkan.

Vanscripio mengangkat kedua tangannya. "Aku hanya membantu kalian. Saat itu, semua rumah hampir runtuh dan aku membawa magical item serta barang-barang kalian kemari. Seharusnya, kalian berterima kasih padaku."

Niel menghela nafas, "Maaf atas tingkah Rain yang kurang sopan dan terima kasih telah membawakan magical item serta barang-barang kami ke tempat yang aman."

Vanscripio tersenyum menanggapi. Mereka pun berjalan mendekati pohon beringin itu.

Saat sampai, Rain langsung memeluk Haafu yang tengah tidur pulas. Tanpa demam. Dan terdapat sehelai daun di bulunya.

"Ini daun apa?" Tanya Rain, menatap Vanscripio.

"Itu daun pohon ini. Setiap helai daun di pohon ini dapat menyembuhkan racun sekuat apapun."

Niel menaikkan sebelah alisnya. "Racun? Jadi, maksudnya, Haafu terkena racun?"

Vanscripio mengangguk. "Itu adalah racun yang dikeluarkan monster itu. Sebenarnya, racun tersebut adalah hawa mematikan milik monster itu yang berakibat fatal pada magical item suci seperti milikmu ini."

Vanscripio duduk dan menyenderkan badan di batang pohon itu. Niel mengikuti tapi dia duduk di dekat Rain. Sedangkan Rain, sudah duduk dari tadi dengan Haafu di pahanya.

"Jadi, kapan kau mau menjelaskan tentang 'tiga gerbang' tersebut, Vanscripio-san?" Tanya Niel yang sudah tidak sabar dengan penjelasan pria di hadapannya ini.

MarcloirsaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang