"Hai, kita bertemu lagi. Mungkin takdir yang berkata seperti itu. Ups, tepatnya, takdir yang kami buat." Perkataan Sparse membuat Sera menggeram. Dari seluruh anggota T'Villain, Sera sangat tidak menyukai Sparse.
Ya, T'Villain-lah yang kini berada di hadapan mereka.
"Jebakan? Maksudmu ini semua hanya jebakan kalian saja?!" seru Reus yang menyadari sesuatu.
Deio terkekeh geli. "Tentu saja. INI HANYA JEBAKAN BELAKA! BETAPA BODOHNYA KALIAN, HAHAHAHA!" Ia tertawa jahat.
"Tapi gerbangnya benar-benar ada di depan sana, kok," celetuk Neen, membuat Deio dan Sparse menjitak kepalanya.
"Kenapa kau kasih tahu, sih?!"
"Iya! Kau itu kelewat bodoh! Bego banget!"
Neen mengusap kepalanya yang terasa berdenyut dan kemudian matanya bertabrakan dengan mata Haafu. Tangan kanan Neen terangkat. "Hai, Haafu," sapa Neen kepada Haafu.
Haafu, yang sedikit terkejut, ikut menyapanya. "Hai juga, Neen-san."
Rain, dan Sera secara bersamaan menatap Haafu dengan pandangan heran. "Sejak kapan kalian terlihat begitu akrab?" tanya keduanya, yang lagi-lagi bersamaan.
Haafu mengangkat bahu.
Di sisi lain, Sparse dan Deio juga menatap Neen horor. "Kau ... tampaknya dekat sekali dengan musuh kita," kata Deio.
Neen hanya mengerjapkan mata.
Tawa Kris berderai. "Hahaha, lucu sekali. Tapi panggung komedinya sudah selesai, sekarang waktunya panggung berdarah, ya."
Niel mengeluarkan pedangnya. "Di mana pemimpin kalian?!"
"Pemimpin? Apa yang kau maksud Bos?"
"Di mana Eilsen kutanya!!" bentak Niel penuh amarah. Emosinya mulai tidak bisa dikendalikan.
"Sebegitu merindukan diriku sampai kau mencariku seperti itu, Niel?" Seseorang muncul di depan T'Villain. Orang yang tak lain dan tak bukan adalah pemimpin mereka, bos mereka.
Eilsen Acrpholus. Dia--dengan mata yang mirip dengan Niel--memandang rendah Niel beserta kawan-kawannya. "Masih hidup ternyata. Dan, oh, hai, putra dan putri Santiago. Bagaimana kabar kalian? Kuharap tidak buruk seperti orangtua kalian."
Rahang Reus mengeras. Di tangannya sudah terpegang pedang besar miliknya. Sera menatap Reus simpatik, dan beralih menatap Eilsen tajam.
Pandangan Eilsen kini terjatuh kepada Rain, membuat Rain membalas menatapnya penuh benci.
"Hai, adik Orein. Jangan menatapku seperti itu, oke?" katanya sok kenal, sok dekat, dan sok ramah.
"Kurang ajar," gumam Rain, tapi mungkin tidak bisa dikatakan gumaman karena terdengar sangat jelas di telinga semua orang yang berada di sana.
Eilsen menengok ke belakang sejenak. Terlihat senyuman liciknya. "Sudah hampir waktunya. Aku duluan, ya. Semoga saat kalian sampai, gerbang itu masih utuh." Seusai kalimat itu terucap, Eilsen menghilang bagaikan terbawa angin.
Niel, Rain, Reus, Haafu, dan Sera sama-sama tercengang. Mereka berlima mengetahui bahwa Eilsen sedang berusaha menuju Gerbang Marcloirsa II.
Saat mereka berusaha menyusul, masing-masing anggota T'Villain sudah mencegat mereka dengan cara menyerang. Dan beruntungnya, Rain dan yang lain sudah menduga hal ini sehingga bisa menangkis serangan mereka.
"Kalian sudah menduganya ternyata," kata Kris.
Niel terkekeh kecil. "Jangan sangka bahwa kami sama sekali tidak menyiapkan rencana." Dalam benak Niel, seketika percakapan tadi pagi terputar kembali.

KAMU SEDANG MEMBACA
Marcloirsa
FantasyGerbang Clair. Menurut legenda, jika kau memasuki gerbang ini, maka kau akan berada di suatu tempat legendaris yang menyimpan sesuatu yang dapat mengabulkan permohonanmu. Tapi sesuatu yang tidak terduga terkuak. Gerbang Clair adalah gerbang palsu. M...