Tubuh gadis itu pun terbaring di tanah yang dingin. Kedua matanya yang menutup memperlihatkan bekas aliran tangisannya. Dia tampak sangat pucat, namun wajahnya benar-benar terlihat tenang dan damai.
Seutas senyuman terlihat di wajahnya yang mulai memucat. Tongkat emasnya perlahan menghilang seperti debu terbawa angin.
Deio tersenyum menyeringai. Tangannya mengarah kepada tubuh Sera. Kekuatannya yang berupa ledakan itu menuju Sera.
Ledakan pun terjadi.
Asap hitam kini memenuhi pandangan.
"SERA!!" teriak Rain putus asa. Matanya sudah berair karena kematian Sera yang begitu mendadak.
Niel menggeram. "KALIAN BENAR-BENAR TIDAK BISA DIMAAFKAN!" Dia semakin menggila. Lain lagi dengan mereka yang bahkan tidak sedih atas kehilangan salah satu rekannya.
"HAHAHAHAHA!!" tawa Deio seperti kehilangan waras.
Semua yang di sana berpikir, tubuh gadis malang itu mungkin sudah berubah menjadi abu. Namun pikiran mereka semua salah besar.
Ketika asap hitam itu mulai menghilang, terlihat sebuah pelindung yang melindungi Sera.
Terdapat dua orang di dalam sana.
Yang satu berdiri tegap dengan kedua tangan terangkat, orang yang mendirikan pelindung besar serta kuat tersebut. Sendirian. Tiap helai rambut putihnya mengambang terkena angin kecil. Ia menunduk, namun sudah bisa dipastikan, ia tengah mengalirkan air mata.
Yang satu lagi, berdiri di belakangnya. Dia menggendong tubuh Sera yang mungil. Tangannya bergetar, berusaha menahan emosi yang sedari tadi ditahan. Apa daya, semua itu tidak dapat terbendung lagi. Semua emosinya amat sangat terbaca di wajahnya sekarang.
Ditatapnya tubuh yang kini begitu ringan untuk diangkat. Tubuh yang selama ini selalu berada di sampingnya, melengkapinya. Tubuh yang selalu menjadi "cahaya"-nya.
Namun kini, dia hanyalah cangkang kosong tanpa jiwa.
Ia sudah pergi meninggalkannya.
Mereka memang adalah Reus dan Haafu. Dengan gerakan sedetik lebih cepat dari serangan Deio, mereka berhasil melindungi Sera. Untuk pertama kalinya, mereka berdua bekerja sama.
Reus berjalan gontai mendekati Haafu. "Kau. Tolong lebih lama lagi," kata Reus berbisik. Haafu mengusap air matanya dan semakin memperkuat pelindung.
Lawan keduanya, Deio dan Neen, mendekati satu sama lain. Pertarungan mereka tertunda karena hal ini.
"Bodoh! Aku jadi tidak bisa melancarkan seranganku tadi, 'kan!" gerutu Neen yang masih dalam mode palsu. Ia berdecih.
"Aku hanya ingin melihat reaksi sang kakak, itu saja. Dan kita berdua akan bersenang-senang kembali."
Neen terkekeh. Bagai memiliki satu pikiran, kedua petarung itu melancarkan serangannya ke arah pelindung milik Haafu. Sayang sekali, tindakan mereka sia-sia saja.
Pelindung itu tetap berdiri kokoh. Tidak bisa dipercaya memang, karena hanya satu orang lah yang mendirikan pelindung tersebut, Haafu.
Di sana, Reus menurunkan Sera, menyimpannya di tempat yang aman. Reus menatap lekat wajahnya, menyingkirkan anak rambut yang menghalangi. Kemudian, ia mencium keningnya. Untuk yang terakhir kali.
Pemuda itu bangkit seraya mengusap kedua matanya. Ia kembali melangkah berdiri bersampingan dengan Haafu. Di tangan kanannya, sudah memegang pedang miliknya.
"Haafu," panggil Reus, "buatlah pelindung di sekitar Sera."
"Ini tidak akan berlangsung lama, kau tahu," ucap Haafu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Marcloirsa
خيال (فانتازيا)Gerbang Clair. Menurut legenda, jika kau memasuki gerbang ini, maka kau akan berada di suatu tempat legendaris yang menyimpan sesuatu yang dapat mengabulkan permohonanmu. Tapi sesuatu yang tidak terduga terkuak. Gerbang Clair adalah gerbang palsu. M...