" Aku Fallc, peri yang akan menguji kalian."
Rain dan Niel sama-sama tersentak. Bagaimana tidak? Bayangan mereka tentang peri di air terjun ini sangatlah berbeda. Mereka tidak pernah menyangka kalau peri itu ternyata....masih dibawah umur!
"Ppfftt...." Rain tak kuasa menahan tawanya. Fallc--yang sudah menapak di tanah--memiringkan kepala heran. "Apa yang lucu?"
"Kami tidak ada waktu untuk berurusan denganmu, bocah."
Fallc memerah karena menahan amarah. Tapi niatnya gagal karena Rain yang sedetik kemudian mengusap kepalanya. Menganggapnya anak kecil.
Fallc menepis tangan Rain kasar. "Tidak sopan! Aku sudah berumur 100 tahun lebih!" Serunya. Dia menatap Rain dengan tatapan tidak bersahabat. Niel yang sadar akan hal ini, meneguk ludahnya susah payah.
"Kurasa, aku akan memilihmu, gadis angkuh." Telunjuk Fallc menunjuk Rain dan seketika asap putih keluar dari tanah sekitarnya. Rain terpenjat.
"Rain!"
Rain seketika terjatuh dan dengan sigap ditangkap Niel.
"Apa yang kau lakukan?!" Sentak Niel. Dia mengambil ancang-ancang untuk menyerang.
"Woah, santai. Tenang, dia tidak akan mati. Dia akan bangun dalam 10 detik lagi. Hanya saja dia akan..." Ucapan Fallc menggantung karena mata Rain terbuka. "Rain," Panggil Niel.
Mendadak, Rain memeluk Niel sehingga lelaki itu terjatuh ke belakang. "Niel-kun!" Panggil Rain dengan suara di-imut-imut-kan, membuat Niel bergidik. "-kun?!" Seru Niel.
"dia akan bersikap bertolak belakang dengan sikapnya yang dulu." Lanjut Fallc.
Niel melotot. Dia merasa tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Fallc. "Ha-hah?! A-apa mak-sud mu?!" Tanya Niel tergagap.
Rain masih memeluk Niel. Dia mengusap kepala Niel berkali-kali. Melihat tingkah memalukan Rain, Fallc tersenyum geli.
"Ini akan menyenangkan."
"APANYA YANG MENYENANGKAN, PERI SIALAN?!!" Niel melepas pelukan Niel yang menurutnya tidak wajar itu. Dia melompat menjauh, memberi jarak antaranya dan Rain. Dia tampak sangat kewalahan, padahal baru 4 menit berlalu. Kemudian, Niel menatap Fallc dengan sorotan maut-nya.
Fallc tertawa terpingkal-pingkal. Dia menyeka sebulir air matanya yang keluar. Lalu dengan tenang menjawab, "Yah, tenang saja, dia tidak akan selamanya seperti itu karena ini hanyalah ujian."
Niel membulatkan matanya. "Jelaskan. Atau. Kau. Kubunuh." Kata Niel yang setiap katanya diberi penekanan.
Tanpa sadar, ternyata Rain sudah berada di belakang Niel dan segera memeluknya. "Ni-el-ku-n~" Lagi, Rain memanggilnya. Dan itu membuat Niel merasa risih.
Peri dihadapan mereka tersenyum miring. Dia pun duduk. Bukan di tanah, tapi di udara. Yap, dia melayang.
"Mau dilanjutkan?"
Niel memutar bola matanya, tak peduli dengan keadaan mirisnya. "Lanjutkan saja."
"Akan kujelaskan ujian yang kumaksud ini. Jadi, ujian ini adalah ujian kesetiaan untuk para petarung. Kau harus tahu, banyak sekali petarung yang tidak setia pada partner atau party-nya. Jadi dewa menciptakan hutan ini, ujian ini, dan aku. Ujiannya terserah aku, sih. Jadi kebanyakan orang berbeda-beda. Dan sekarang, ujiannya adalah seperti ini. Jadi terima saja, yak."
"Bagaimana cara menyelesaikan ujian ini?" Tanya Niel, beusaha terlihat setenang mungkin karena Rain mulai mengelus pipinya perlahan. Satu kata,
Jijik.

KAMU SEDANG MEMBACA
Marcloirsa
FantasíaGerbang Clair. Menurut legenda, jika kau memasuki gerbang ini, maka kau akan berada di suatu tempat legendaris yang menyimpan sesuatu yang dapat mengabulkan permohonanmu. Tapi sesuatu yang tidak terduga terkuak. Gerbang Clair adalah gerbang palsu. M...